Pengusutan Keterlibatan Eks Pimpinan FPI dengan Kelompok Teror

Antara ISIS dan FPI memang memiliki kemiripan, yakni aksi kekerasan dan tidak sejalan dengan Ideologi Pancasila.

Rabu, 24 Februari 2021 | 00:27 WIB
0
189
Pengusutan Keterlibatan Eks Pimpinan FPI dengan Kelompok Teror
FPI dalam sebuah unjuk rasa (Foto: suaradewan.com)

Beberapa waktu lalu, beredar pernyataan mantan anggota FPI yang mengaku berbaiat dengan ISIS. Polisi pun diminta untuk mendalami kasus tersebut termasuk dengan mengusut tuntas dugaan keterlibatan eks pimpinan FPI dengan kelompok teror.

Indriyanto Seno Adji selaku Pakar Hukum pidana Universitas Indonesia (UI) menuturkan, hubungan dengan Rizieq Shihab dengan ISIS harus dibuktikan.

Ia menyarankan agar Polri dapat memeriksa Habib Rizieq terkait dengan video yang berisi pernyataan mengenai mendukung ISIS. Penegakan Hukum bisa membuktikan seperti apa hubungan Habib Rizieq dengan ISIS.

Meski kejadiannya cukup lama, menurut Indriyanto, pernyataan Rizieq itu masih bisa diproses hukum.

Indriyanto mengatakan, sepanjang tidak kadaluarsa, tetap bisa dilakukan proses justisia terhadap pernyataan dukungan terhadap ISIS yang melanggar hukum tersebut.

Organnisasi yang sudah dinyatakan terlarang oleh pemerintah RI tersebut disebut-sebut berafiliasi ke kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Dugaan tersebut muncul setelah beredar pengakuan seorang tersangka teroris yang ditangkap, yakni Ahmad Aulia yang mengaku kalau dirinya pernah dibaiat oleh sejumlah pentolan FPI.

Saat pembubaran FPI beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD memutar video HRS saat orasi menyatakan dukungan kepada ISIS. Video tersebut berdurasi lebih dari 2 menit tersebut diduga diambil pada tanggal 20 Februari 2017.

Meski demikian, Habib Rizieq melalui kuasa hukumnya Aziz Yanuar membantah bahwa Imam Besar FPI tersebut mendukung ISIS dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Menurut Aziz, Rizieq sudah bersikap tidak mendukung ISIS dan JAD sejak 2014.

Namun, dalam video ceramah Rizieq Shihab di hadapan para pendukungnya yang beredar di media sosial, justru menunjukkan sebaliknya.

Bahkan Habib Rizieq juga mengajak serta jamaahnya untuk melawan pasukan Densus 88. Karena itu, pemerintah resmi memutuskan untuk membubarkan dan melarang segala aktifitas dari organisasi massa Front Pembela Islam.

Kala itu, Habib Rizieq berujar, apa yang baik dari ISIS kita akui baik, cita-cita mulianya menegakkan dan menerapkan syariat Islam hal yang baik. Cita-citanya untuk menerapkan khilafah islamiyah hal yang baik.

Kontan saja, simpatisan Habib Rizieq berteriak dengan lantang dengan seruan takbir.
Kemudian, saat Habib Rizieq mendekam di penjara, ia mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak pihak yang ingin agar FPI bermusuhan dengan ISIS.

Dirinya secara tegas mengatakan bahwa sejatinya FPI tidak akan bertentangan dan memusuhi kelompok militan ISIS.

Rizieq Shihab bahkan menghasut para pendukungnya bahwa ISIS diperlukan jika pemerintah melakukan kezaliman.

Ia-pun melontarkan guyonan, makanya Densus 88 jangan jadi cowboy. Dikit-dikit teroris tembak tangkap, pala lu bau menyan. Di akhir kalimatnya Rizieq Shihab mengajak jamaahnya untuk melawan Densus 88.

Ceramahnya pun jauh dari kesan damai, dirinya justru mengingatkan jika pemerintah di Indonesia coba-coba zalim, tentara dan polisi coba-coba jahat kepada umat Islam, bisa jadi besok tentara dan polisi akan disembelih.

Sebelumnya kita perlu ketahui apa tujuan ISIS. Tujuan dari kelompok radikal tersebut ternyata terungkap dalam berbagai putusan dengan terdakwa simpatisan ISIS di Indonesia. Seperti dikutip dari Putusan Pengadilan Negara Jakarta Utara (PN Jakut) dengan terdakwa Mansor Abdullah.

Baca Juga: FPI Terindikasi Mendukung ISIS

Pria kelahiran Maret 1959 tersebut bersumpah kepada ISIS dalam pertemuan di Cisarua, Bogor pada 2017 lalu. Dalam proses pembaiatan tersebut belasan simpatisan lainnya. Mereka kemudian mendeklarasikan Jamaah Ansor Daulah (JAD).

Tujuan jangka pendek ISIS adalah menghadapi musuh Islam jika nantinya ada serangan PKI dan Syiah. Salah satunya PDI Perjuangan. Mereka juga menolak Jokowi sebagai Presiden.
Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah, mempersiapkan Indonesia menjadi Daulah Islamiah di bawah Abu Bakar Al Bagdadi dengan bendera ISIS.

Untuk menuju pada tujuan tersebut, JAD juga melakukan kajian tentang kafir, thogut, jihad dan masih banyak kajian yang lainnya.

Antara ISIS dan FPI memang memiliki kemiripan, yakni aksi kekerasan dan tidak sejalan dengan Ideologi Pancasila.

Polri secara tegas akan bertindak tegas jika kasus yang melibatkan eks petinggi FPI yang menjadi saksi pembaiatan ISIS di Makasar. Sehingga siapapun yang terlibat terhadap suatu tindak pidana pasti akan dimintakan pertanggungjawaban hukumnya.

Aparat Kepolisian tentu harus mengusut terkait dengan adanya kemungkinan dukungan FPI terhadap ISIS, apalagi ISIS dan FPI sama-sama memiliki cita-cita untuk mendirikan khilafah yang sudah jelas bahwa ideologi tersebut bertentangan NKRI.

***