Keberadaan sekumpulan warga netizen bersama masyarakat melawan hoax menjadi penting sebagai akselerasi gerakan milenial ke ranah literasi teknologi informasi seperti media sosial.
Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen Rusdil Fikri mengungkapkan ada sejumlah tindakan yang akan dilakukan pihaknya dalam menangkal masifnya berita hoax pada Pemilu 2019 di antaranya sukses mengadakan talkshow melawan hoax di berbagai daerah seperti Solo, Jakarta dan Yogyakarta serta mengadakan kompetisi bagi para warganetizen seperti bloger, vloger, dan content creator dalam lomba narasi positif melawan hoax.
"Kini kami akan mengadakan gerakan massif berupa kampanye kebangsaan berupa doa dan tandatangan deklarasi lawan hoax dan tolak Golput di spanduk raksasa pada gelaran car free day di Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada akhir pekan bulan Maret ini," ujar Rusdil kepada Kataindonesia.com, Sabtu (9/3/2019).
Berawal dari sekumpulan kaum muda milineal dari berbagai daerah yang concern melawan hoax di media sosial, perjuangan sekelompok anak muda tersebut untuk memerangi fitnah dan hoax atau berita bohong di media sosial makin diterima masyarakat luas karena makin relevannya isu yang mereka tangani saat ini terlebih dimana bangsa ini akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilu 2019 ini.
Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) awalnya hanyalah sebuah kelompok diskusi bagi sekumpulan anak muda tersebut, Forum ini berdiri karena kecemasan beberapa orang terhadap banjirnya pemberitaan penuh fitnah dan kebohongan di media sosial sejak tahun 2014 lalu, ketika berlangsung pemilihan presiden.
Sekarang, FPMSI memiliki relawan di berbagai kota di Indonesia, menjadi sahabat hampir semua media arus utama di Indonesia, dan punya tugas rutin melakukan literasi guna mengajak masyarakat berpartisipasi aktif melawan hoax dan menebar konten konten positif guna mempublikasikan keunggulan bangsa Indonesia sebagai komitmen warganet khususnya anak muda milineal terhadap komitmennya mencintai dan menjaga persatuan bangsanya.
“Kami siap membantu. Melawan hoax, membuat edukasi, bagaimana beradaptasi dengan teknologi informasi dan melakukan berbagai aksi kongkrit untuk berbagi agar bisa saling belajar, dan bergotong royong sesama masyarakat dalam mengatasi maraknya hoax di media sosial," ujar Rusdil yang juga masih menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta.
Rusdil, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan ketika dia dan teman-temannya membentuk forum tersebut, alasannya sangat sederhana yaitu saling berbagi kebenaran kepada orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman yang bisa mengakses aplikasi media sosial. Dibentuknya FPMSI agar kelompok ini memiliki wadah guna dapat bekerjasama dengan banyak pihak yang juga ingin membantu memberantas hoax.
“Kalau sekadar forum-forum saja, mau kerjasama dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah dan organisasi lain kan nanti ditanya, kalian siapa? Dasarnya apa, kok bisa diajak kerja sama? Maka Jadilah FPMSI ini,” kata Rusdil.
Tentang FPMSI
FPMSI terbentuk karena kebanyakan pengguna media sosial malas melakukan pengecekan dan verifikasi fakta. Mereka cenderung menelan mentah-mentah informasi yang diterima, dan bahkan menyebarkannya kalau mereka suka padahal informasi itu belum tentu benar atau tidak.
Tanpa adanya lembaga verifikasi dan pengecekan, berita bohong gampang menyebar seperti api menyambar minyak, maka FPMSI kemudian hadir untuk mengisi kekosongan itu dan bertindak sebagai filter yaitu: melakukan pengecekan sebuah informasi, kontra narasi, edukasi, dan literasi.
“Jadi sementara ini fokus FPMSI adalah edukasi literasi. Karena memang pada dasarnya masalah terbesar kita ini kan malas baca ,” tambah Rusdil.
Rusdi juga mengatakan bahwa tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi relawan FPMSI, yang pasti bisa memenuhi kapasitas sesuai bidang yang disediakan oleh FPMSI.
“Ngga ada syarat khusus. Jadi memang istilahnya relawan itu kan serelanya, kalau ada waktunya untuk sumbangsih ke kegiatan FPMSI. Tidak ada syarat khusus tapi sesuai dengan kapasitasnya di bidang apa,” tutup Rusdil
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews