Secara kemampuan dan integritas Ahok masih sangat dibutuhkan negara Indonesia yang saat ini sudah masuk G-20 atau 20 negara ekonomi terkuat di dunia.
Jokowi dan Ahok menjadi buah bibir pada tahun 2012 silam, ketika dua politisi asal Solo dan Kabupaten Belitung Timur itu dipadukan untuk maju sebagai paslon cagub dan cawagub provinsi DKI Jakarta.
Mereka berdua dirasa menjadi tandem yang pas untuk bisa mengatasi berbagai permasalahan permasalahan ibukota yang sangat kompleks, dikutip dari berita online Kompas.com pada senin (19/03/2012) silam bahkan saat itu Prabowo Subianto, Ketua Umum Dewan Pembina Pusat Partai Gerindra menilai bahwa pasangan Jokowi dan Ahok merupakan figur pemimpin yang bersih dan mengabdi untuk rakyat.
Saat itu juga Prabowo Subianto mengatakan bahwa rakyat butuh pemimpin bersih, bukan pemimpin maling. Kita mencari putera terbaik, warga negara terbaik untuk rakyat. Tidak ada tawar menawar untuk itu hal itu.
Benar saja Jokowi dan Ahok benar benar terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI saat itu, mengalahkan 5 paslon lainnya yang ikut berlaga termasuk calon petahana.
Setelah dilantik jadi Gubernur dan Wakil Gubernur pada 15 Oktober 2012 silam, kolaborasi Jokowi - Ahok langsung tancap gas dengan segala program program yang dibuat untuk mengatasi permasalahan Ibukota.
Baca Juga: Saya Tidak Mau Lagi dipanggil Ahok, Panggil Saya BTP
Paling banyak prestasi prestasi mereka berdua yang diingat masyarakat adalah seperti efisiensi anggaran pelantikan, menghilangkan gaya kepemimpinan yang protokoler, Jokowi lebih banyak blusukan dilapangan dan porsi dibelakang meja lebih banyak dilimpahkan ke Ahok, membuka kantor balaikota untuk rakyat untuk menyampaikan berbagai keluhan, melakukan sidak ke kelurahan kelurahan yang melakukan pungli.
Selain itu juga Jokowi - Ahok menunjukkan ketegasan dalam kepemimpinan mereka dengan merombak jajaran dinas di pemprov DKI yang tidak bisa mengikuti irama kepemimpinanya, mengangkat budaya dan kearifan lokal betawi dengan memakai pakaian adat betawi pada hari hari tertentu, melakukan efisiensi dengan menyatukan kantor dinas dengan balai kota, melakukan gebrakan transparansi rapat anggaran, digitalisasi program, pajak online, KJS & KJP dan masih ada yang lainnya.
Sampai pada akhirnya Jokowi-Ahok harus menyudahi kebersamaan dan kerjasama mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI pada periode pertama karena Jokowi bersama wakilnya Jusuf Kalla akhirnya terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019 yang mengalahkan Prabowo- Hatta ketika itu.
Setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia 20 Oktober 2014 silam, otomatis Ahok Akhirnya dilantik Oleh mantan partnernya di DKI menjadi Gubernur melanjutkan masa jabatan yang masih tersisa sampai bulan oktober tahun 2017.
Setelah memegang tampuk pimpinan tertinggi di DKI sebagai Gubernur didampingi Djarot sebagai wakil yang ditunjuk oleh PDI Perjuangan, Ahok makin leluasa mengambil kebijakan kebijakan untuk pembangunan DKI dan penyelesaian permasalahan permasalahan di DKI.
Semua orang bahkan sampai terkagum kagum dengan sikap disiplin, ketegasan dan tanpa pandang bulu seorang Ahok dalam menjalankan aturan aturan perundang undangan yang berlaku, bahkan sampai sempat terjadi perseteruan hebat dengan legislatif DKI yang dianggap telah melakukan mark up anggaran oleh Ahok, ketidak harmonisan dengan DPRD DKI saat itu menjadi salah satu musuh besar bagi seorang Ahok.
Baca Juga: Beda Ahok dan Ahmad Dhani dalam Menghadapi Vonis Hukum
Sampai akhirnya Ahok terjatuh karena keseleo lidah yang dianggap masuk keranah agama pada pidatonya dikepulauan seribu yang menjadi salah satu penyebab paling utama Ahok tidak lagi terpilih pada pilkada DKI 2017 dan malah masuk kedalam jeruji besi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya yang di vonis Hakim bersalah karena telah menista agama.
Kini Ahok sudah terbebas dari hukumannya, dan Jokowi pun akhirnya dipastikan akan terpilih kembali untuk memimpin Indonesia pada periode 2019 - 2024 lewat hasil perhitungan suara KPU yang akan diumumkan 22 Mei 2019 mendatang, tentu Presiden Jokowi akan kembali mengumumkan ulang personil kabinetnya, siapa siapa saja menteri yang akan membantunya bekerja selama 5 tahun kedepan.
Dalam satu pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa dirinya tidak lagi memiliki beban dalam memimpin Indonesia 5 tahun ke depan, karena dirinya secara aturan memang sudah tidak mungkin lagi untuk mencalonkan diri, jadi apapun keputusan yang terbaik untuk bangsa dan negara itu yang akan dilakukan.
Sementara Ahok, Ahok tetaplah seorang yang pernah memimpin dengan bersih, kerja keras, disiplin dan cerdas. Jelas secara kemampuan dan integritas Ahok masih sangat dibutuhkan negara Indonesia yang saat ini sudah masuk G-20 atau 20 negara ekonomi terkuat di dunia.
Jadi' Akankah Ahok masuk Kabinet Jokowi Jilid II? Hanya Jokowi Dan Tuhan Yang tahu.
Luber Sitanggang
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews