Dua tahun lalu basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituduh menista agama dengan legowo menerima kenyataan bahwa dirinya akan masuk penjara. Ia menghadapi sidang demi sidang dengan kepasrahan luar biasa. Ahok amat menghormati hukum sehingga apapun keputusan pengadilan ia terima.
Beda saat ia sedang bekerja. Sebagai gubernur Ahok teriak keras terhadap ketidakadilan, ia berani menantang siapa saja yang berusaha menghambat pekerjaanya. Ia kan memaki–maki orang yang pekerjaannya tidak benar. Sebaliknya ia santun pada orang yang bekerja keras dan mempunyai pandangan jauh ke depan.
Ahok yang sekarang lebh senang disebut BTP menjalani proses hukum seperti layaknya satriya yang terikat sumpah pada nilai-nilai sportivitas, nilai-nilai andap asor dan taat pada keputusan hukum. Ia ingin mencontohkan meskipun sebenarnya ia tidak bisa dikatakan salah karena ucapannya banyak dipelintir dan direkayasa, ia menghadapi hukum tanpa rasa takut.
Banyak manusia sekarang yang mentang-mentang dekat dengan ulama, agamawan dan orang-orang penting merasa tinggi hati dengan tidak mengindahkan proses hukum, tidak mengindahkan etika kesopanan sehingga dengan entengnya memaki, mengolok-olok orang yang tidak disukai, apalagi yang menjadi bahan candaan dan olok-oloknya adalah pemimpin tertinggi negara.
Kurang patut mengungkapkan rasa kekecewaan dengan semburan nama-nama binatang. Walaupun mungkin pemimpin yang dijadikan bahan olokan tidak pernah membalas tetapi nilai-nilai sopan santun orang timur harusnya dipegang teguh.
Itu yang terjadi dengan Ahmad Dhani. Ia yang terekam mengumpat dan mengatakan "anjing" pada presidennya adalah sosok musisi papan atas tanah air. Lagu- lagunya memang elok. Banyak yang akhirnya hits, terkenal dan dinyanyikan banyak kalangan. Syair-syairnya sebetulnya cerdas, mengena pada orang- orang yang sedang dilanda cinta dan jitu memilih lagu sehingga muncullah lagu-lagu yang cukup gampang dihapal dengan kord melodi tidak terlalu rumit.
Sebetulnya mengapa sih ia terjun ke politik. Wataknya yang keras kepala, terkesan arogan, sombong dan mau menang sendiri tidak cocok sebagai politisi. Ia menurut saya bolehlah tetap menjadi diri sendiri yang menapak di jalur entertainer. Tapi siapa yang bisa mencegah hasrat orang. Politik itu menggiurkan bagi yang berambisi pada kekuasaan.
Ahmad Dhani kemudian merapat ke politik dengan berbagai kontroversi yang menyertainya. Ia seperti tidak suka sosok Jokowi. Ia mungkin menempatkan diri sebagai orang dengan kasta tinggi yang hanya memilih pemimpin berdasarkan gen dari kalangan militer, atau pemimpin dari trah darah biru.
Ahmad Dhani mungkin memandang Jokowi sosok yang cocok sebagai bahan olok-oloknya. Seperti halnya Fadli Zon yang merasa sebagai intelektual pilihan, sejak awal berprestasi, pelajar unggul dengan sel kesombongan yang melekat dalam darahnya. Orang terkaget-kaget menghadapi kenyataan ada rakyat biasa biasa merangsek sampai posisi tertinggi negara dengan pencapaian kerja luar biasa.
Saya kagum sosoknya sebagai musisi tetapi tidak respek saat ia terjun sebagai politisi, terlalu berisik. Hadapi saja hukum biarkan pengacara yang mencari cara meringankan hukuman. Bukan membela Jokowi membabi buta tetapi saya melihat presiden ke-7 ini amat sabar melayani serangan bertubi-tubi kaum oposisi yang tidak suka dengan sepak terjangnya.
Jokowi sudah berusaha maksimal untuk membenahi negara. Kebetulan gejolak ekonomi dunia tengah melanda, banyak negara terimbas dengan perang dagang China dan Amerika, banyak yang menjadi korban resesi dunia, tetapi pertumbuhan 5 persen sudah cukup baik dibandingkan dengan ancaman krisis global yang telah membuat bangkrut beberapa negara.
Ahmad Dhani sebaiknya masuk dalam lingkungan milenial yang sedang berjuang untuk mampu menciptakan lapangan kerja kreatif yang mampu mengkolaborasikan antara sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Persoalan bangsa bertambah rumit jika ada pembelahan, ketidakkompakan antar elemen masyarakat, lebih disibukkan pada perbedaan-perbedaan pandangan. Demokrasi menuntut sifat- sifat sportif yang bisa dengan obyektif mengkritik dan menilai pekerjaan secara obyektif. Buruk dikatakan buruk dengan berbagai alasan logis dan data yang bisa dipertanggungjawabkan.
Jika asal tuduh asal “njeplak” akhirnya yang terjadi adalah masyarakat yang selalu terbelah tanpa ada solusi. Jika masyarakat selalu mengeluh, menuduh pemerintah abai terhadap rakyat kecil, bergantung pada utang, dan selalu mencari kesalahan-kesalahan tanpa menawarkan solusi.
Ahmad Dhani sebetulnya manusia multi talenta (dalam bidang musik dan entertainer ). Tetapi ia terlalu responsif dan selalu memandang jelek niat baik pemerintah. Banyak yang seperti dia menjadi manusia pengeluh, manusia yang selalu tidak puas, manusia yang selalu menilai orang lain tidak sepadan dengan kelompoknya, manusia hypercritical. Dan momentum tepat saat ada event pilihan presiden. Hasrat menggebu untuk ganti presiden dengan presiden impiannya menutup mata pada kelebihan petahana.
Ahok adalah manusia langka yang dimiliki Indonesia. Sosok ceplas–ceplos, ketus terhadap kesalahan dan banyak yang merasa tersinggung jika mendengar sekilas kata- katanya. Tapi Jakarta sebetulnya tengah berubah dan mulai ada kemajuan dengan perubahan mental pejabatnya. Tetapi lagi-lagi gara-gara kasus penistaan agama Ahok atau BTP akhirnya harus amsuk jeruji penjara.
Pada masa jabatannya sebagai Gubernur BTP amat keras terhadap penyelewengan. Apalagi para koruptor dan maling anggaran. Ia menampung begitu banyak keluhan dan dengan sabar mendengar keluhan masyarakat untuk ditindaklanjuti. Tetapi rupanya musuhnya sagat banyak hingga banyak orang yang tidak suka pada dia mencari cara untuk menjatuhkan karir BTP.
BTP atau Ahok melewati hukuman tanpa banyak melawan beda saat ia harus keras saat melihat penyimpangan anggaran. Ia bisa menjadi harimau lapar saat menghadapi ketidakadilan dan penyimpangan. Ia tidak mengeluh dan sangat menjalani hukuman dengan Ikhlas. Beda dengan Dhani yang “panik” dan terlalu banyak melawan pada prosedur hukum yang berlaku.
Belajarlah Pada BTP Ahmad Dani, jika tidak bersalah ikuti saja prosedur hukum, buat testimoni, pledoi logis yang meringankan hukumannya. Toh jika taat dan kooperatif pasti akan mendapat keringanan hukuman. Jangan hanya karena artis akhirnya kasusnya dibuat melodrama, dengan menempatkan diri seakan-akan sebagai pesakitan yang minta dikasihani, diberi narasi seakan–akan sebagai sesosok figure yang sedang terzolimi oleh rezim yang sedang berkuasa.
Masyarakt sudah cerdas. Kalau nanti sudah lepas dari penjara kembali saja ke dunia yang membesarkanmu yaitu musik. Kamu lebih kharismatik saat sebagai pentolan Dewa. Saat sebagai politisi saya mual dengan segala kontroversimu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews