Evolusi Abu Janda Belum kelar

Ketika Permadi dilaporkan karena cuitannya soal evolusi belum selesai, rasanya aneh. Saya yakin laporan itu akan diabaikan. Wong emang omongan itu gak salah.

Sabtu, 13 Februari 2021 | 07:42 WIB
0
223
Evolusi Abu Janda Belum kelar
Permadi Arya aka Abu Janda (Foto: Facebook/Eko Kuntadhi)

Sebetulnya Permadi atau Abu Janda masih terus berevolusi. Dengan kata lain, evolusinya belum kelar. Sama kayak Pigai. Sebab sesungguhnya evolusi gak pernah berhenti. Manusia terus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Tapi Permadi dilaporkan ke polisi. Karena mempertanyakan apakah evolusi Pigai sudah selesai?

Pelapornya, seorang Ketua KNPI, mungkin gak pernah belajar biologi secara serius. Barangkali dulu, waktu sekolah, saat ada pelajaran biologi. Dia kabur ke kantin. Main qiuqiu.

Jadinya yang dipahami soal evolusi adalah kesimpulan keliru bahwa manusia berasal dari monyet. Darwin gak pernah bilang begitu. Gak ada evolusi mahluk yang menyebrang.

Monyet, ya monyet. Manusia, ya manusia. Monyet berevolusi tetap jadi monyet. Manusia berevolusi jadi manusia juga. Dengan ciri fisik yang sedikit berbeda dengan pendahulunya karena menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Permadi berevolusi jadi Abu Janda. Begitupun Pigai. Ia berevolusi dari komisioner Komnas HAM menjadi pembenci Jokowi yang gigih. Kadang omongannya penuh nada rasis, pada suku Jawa.

Tapi buat apa kita menanggapi ocehan Pigai. Toh, evolusinya belum selesai.

Jika Pigai diangkat jadi pejabat diera Jokowi, mungkin dia akan berevolusi lagi. Tidak membenci lagi. Sama seperti ia dulu berharap diangkat jadi menteri.

Sayangnya dalam mengangkat pejabat, Jokowi lebih mementingkan track record, isi kepala, dan kemampuannya. Bukan bentuk wajahnya. Mau bulat atau oval, gak jadi bahan pertimbangan Jokowi saat memgangkat menteri.

Baca Juga: Antara Abu Janda dan Natalius Pigai

Ketika Permadi dilaporkan karena cuitannya soal evolusi belum selesai, rasanya aneh. Saya yakin laporan itu akan diabaikan. Wong emang omongan itu gak salah.

Evolusi gak pernah berhenti. Gak pernah selesai. Terhadap semua mahluk.

Yang kini berhenti adalah slogan revolusi akhlak.

"Pencetusnya lagi ditahan polisi, mas. Karena masalah akhlak,," ujar Abu Kumkum.

Eko Kuntadhi

***