Ketika Permadi dilaporkan karena cuitannya soal evolusi belum selesai, rasanya aneh. Saya yakin laporan itu akan diabaikan. Wong emang omongan itu gak salah.
Sebetulnya Permadi atau Abu Janda masih terus berevolusi. Dengan kata lain, evolusinya belum kelar. Sama kayak Pigai. Sebab sesungguhnya evolusi gak pernah berhenti. Manusia terus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tapi Permadi dilaporkan ke polisi. Karena mempertanyakan apakah evolusi Pigai sudah selesai?
Pelapornya, seorang Ketua KNPI, mungkin gak pernah belajar biologi secara serius. Barangkali dulu, waktu sekolah, saat ada pelajaran biologi. Dia kabur ke kantin. Main qiuqiu.
Jadinya yang dipahami soal evolusi adalah kesimpulan keliru bahwa manusia berasal dari monyet. Darwin gak pernah bilang begitu. Gak ada evolusi mahluk yang menyebrang.
Monyet, ya monyet. Manusia, ya manusia. Monyet berevolusi tetap jadi monyet. Manusia berevolusi jadi manusia juga. Dengan ciri fisik yang sedikit berbeda dengan pendahulunya karena menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Permadi berevolusi jadi Abu Janda. Begitupun Pigai. Ia berevolusi dari komisioner Komnas HAM menjadi pembenci Jokowi yang gigih. Kadang omongannya penuh nada rasis, pada suku Jawa.
Tapi buat apa kita menanggapi ocehan Pigai. Toh, evolusinya belum selesai.
Jika Pigai diangkat jadi pejabat diera Jokowi, mungkin dia akan berevolusi lagi. Tidak membenci lagi. Sama seperti ia dulu berharap diangkat jadi menteri.
Sayangnya dalam mengangkat pejabat, Jokowi lebih mementingkan track record, isi kepala, dan kemampuannya. Bukan bentuk wajahnya. Mau bulat atau oval, gak jadi bahan pertimbangan Jokowi saat memgangkat menteri.
Baca Juga: Antara Abu Janda dan Natalius Pigai
Ketika Permadi dilaporkan karena cuitannya soal evolusi belum selesai, rasanya aneh. Saya yakin laporan itu akan diabaikan. Wong emang omongan itu gak salah.
Evolusi gak pernah berhenti. Gak pernah selesai. Terhadap semua mahluk.
Yang kini berhenti adalah slogan revolusi akhlak.
"Pencetusnya lagi ditahan polisi, mas. Karena masalah akhlak,," ujar Abu Kumkum.
Eko Kuntadhi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews