Berkantor di Papua adalah satu dari sekian usulan dan aspirasi 61 para tokoh Papua yang terdiri dari pejabat daerah, tokoh adat, tokoh agama, hingga mahasiswa.
Presiden perlu berkantor di Papua, bukan sekadar perjalanan berkunjung ke Papua. Itu permintaan para tokoh Papua yang disampaikan Bapak Abisai Rollo dalam pertemuan di Istana Negara, kemarin. Karena itulah, mereka ingin Istana Presiden dibangun juga di Papua.
Tapi bagaimana lahannya? Pak Abisai sendiri rupanya siap menyumbangkan tanah untuk pembangunan istana tersebut. Tidak tanggung-tanggung: sepuluh hektare. Gratis. “Sehingga perjalanan Bapak Presiden ke Papua berubah dari berkunjung ke Papua menjadi berkantor di Papua,” kata Pak Abisai yang sehari-hari adalah Ketua DPRD Kota Jayapura.
Jika lahan sudah ada, saya kira tidak ada kesulitan lagi. Kalau tak ada halangan, Insya Allah, tahun depan Istana Presiden mulai dibangun di Papua.
Berkantor di Papua adalah satu dari sekian usulan dan aspirasi 61 para tokoh Papua yang terdiri dari pejabat daerah, tokoh adat, tokoh agama, hingga mahasiswa.
Selain itu mereka menyampaikan usulan di antaranya Revisi UU Otonomi Khusus Papua, pemekaran wilayah, pembentukan Badan Nasional Urusan Tanah Papua, dan penempatan putra Papua pada jabatan eselon satu dan dua di kementerian dan lembaga.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews