Jokowi mungkin terpana. Menjelang pelantikan jabatan presiden yang kedua, dan seterusnya, sejarah memintanya untuk memilih jalan.
Ini bukan pilihan biasa. Ini pilihan yang membuatnya dikenang membawa Indonesia kemana. Apa daya. Indonesia yang kini ini pimpin sedang mencari identitas.
Dalam RUU KUHP, pidana seksual, ada dua jalan. Pertama, itu jalan hak asasi manusia, yang tak ingin masuk ke ranah pribadi, membebaskan pilihan itu pada individu.
kedua, itu jalan yang ingin mengkriminalkan hubungan seksual di luar pernikahan termasuk LGBT. Ini jalan yang menjadikan ajaran agama menjadi hukum nasional, berbeda dengan prinsip hak asasi manusia.
Dalam Revisi KPK, juga ada dua jalan. Pertama, jalan yang diminta tokoh masyarakat, civil society, gerakan mahasiswa. Ialah jalan Perppu karena UU KPK yang baru dianggap menurunkan komitmen Jokowi pada pemberantasan korupsi.
Kedua, jalan yang diminta umumnya partai koalisi. Ialah jalan yang tetap meneguhkan UU revisi KPK itu, yang membuat KPK lebih bisa dikendalikan oleh presiden. Bukankah dalam UU KPK yang baru, yang berkuasa Dewan Pengawas, yang dipilih presiden sendiri?
Dua jalan di hadapan Jokowi. Yang mana yang akhirnya ia pilih? Yang ia pilih bukan saja akan mengubah citra publik atas Jokowi. Tapi juga mengubah Indonesia.
Sayapun teringat puisi terkenal Robert Frost: The Road Not Taken. Akankah Jokowi, sebagaimana Robert Frost, memilih jalan yang jarang ditempuh, tapi mengubah segala.
Saya lampirkan puisi Robert Frost yang saya terjemahkan bebas. Ini hanya cuplikan saja dari puisi itu.
Jalan yang Tak Dipilih
Robert Frost
Dua jalan bercabang dalam hutan kehidupan.
Dan sayangnya, tak bisa kutempuh keduanya.
Sebagai pengembara, aku berdiri lama.
Kupandang satu jalan itu sejauh aku bisa.
Kemana kelokannya mengarah di balik semak belukar.
Kemudian kupandang jalan satunya, sama bagusnya.
Dan mungkin lebih bagus.
Jalan itu lebih segar, lebih mengundang.
Agaknya itu jalan sudah banyak dilalui.
Rumputnya lebih rapih.
Pagi itu kedua jalan sama membentang.
Tapi
Kutempuh jalan yang jarang dilalui.
Dan itu mengubah segala.
Sept 2019
Denny JA
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews