South China Morning Post menurunkan tulisan yang mengulas mengapa Jokowi masih diharapkan untuk kembali memimpin Indonesia.
Why all of Asia should hope Widodo's second term is successful !
For a more equal and still diverse Indonesia, all of Asia should hope Joko Widodo's second term is successful.
Joko Widodo had many successes in his first term ..." (South China Morning Post)
Judul: "Mengapa seluruh Asia berharap agar Jokowi tetap memimpin untuk priode kedua", tentu saja tidak terlepas dari perasaan nyaman dan aman, yang mereka rasakan selama Jokowi menjadi Presiden RI selama, sejak Pemilu tahun 2014 dan keluar sebagai pemenang Pilpres 2014 dengan memperoleh 53,15 persen suara.
Baca Juga: Torehan Suara Jokowi Tak Terkejar Oleh Prabowo
New line to prevent forcing root class, just delete it if it's not necessary
Walaupun memahami, bahwa walaupun Jokowi telah berbuat banyak untuk memajukan Indonesia, namun masih banyak hal yang belum terlaksanakan sesuai yang dijanjikan. Hal ini tidak merupakan kendala bagi negara Asia, untuk tetap berharap agar Jokowi sukses untuk memimpin Indonesia untuk priode kedua ,
Hal menarik yang di kedepankan adalah :
Bahwa Jokowi merupakan seorang pemimpin yang kharismatik, karena ia mampu memimpin negara yang berpenduduk sekitar 250 juta jiwa, yang sebagian besar atau sekitar 87 persn beragama Islam.
Namun, Indonesia bukan negara Islam , terbukti dengan persamaan hak dan kewajiban terhadap warga negaranya yang beragama Katholik, Kristen,Hindu dan Konfusius.
"The charismatic and pragmatic Joko Widodo --normally called Jokowi, and fighting for a second and final four-year term in office-- is variously accused by opponents of being a bad Muslim, a closet Christian and a communist, when he clearly could not be all three." It looks like Widodo won the election. Some 82 per cent of the 192 million potential voters appear to have turned out to vote, and early exit polls say he has a 10 per cent lead over his opponent, former general Prabowo Subianto."
Di samping merupakan sosok yang kharismatik, Jokowi juga dinilai telah memenangkan 82 persen suara dari 192 juta orang yang berhak untuk ikut memilih dalam Pemilu yang baru saja usai diselenggarakan secara serentak pada tanggal 17 April 2019 di seluruh Indonesia, sedangkan bagi warga negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri, sudah terlebih dulu menunaikan hak dan kewajiban sebagai WNI di masing masing negara, di mana mereka berdomisili.
Walaupun berita yang dilangsir dari South China Morning Post ini bukan merupakan data yang akurat seratus persen, tapi setidaknya, sebuah gambaran secara global sudah menggambarkan, bahwa sosok Jokowi memang diharapkan untuk tetap memimpin negara Indonesia selama 5 tahun ke depan, terlepas dari kemungkinan hal ini terkait kepentingan mereka, baik dalam hal ekonomi, maupun dalam bidang lainnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews