Ironi Kekalahan Sandiaga, Amien Rais, dan Rizieq di TPS Sendiri

Sebaiknya Amien Rais menerima dengan besar hati, Rizieq bisa kembali ke Indonesia dengan dada tegak menyelesaikan kasusnya. Semua demi keutuhan bangsa.

Sabtu, 20 April 2019 | 17:27 WIB
0
607
Ironi Kekalahan Sandiaga, Amien Rais, dan Rizieq di TPS Sendiri
Amien Rais dan Rizieq Shihab (Foto: Salam-Online.com)

Sandiaga sepertinya masih menjadi magnet beberapa hari ini. Wajah muramnya menghiasi beberapa layar media online. Bahkan dibahas oleh beberapa ahli pembaca raut wajah.

Konon katanya Sandiaga seperti memikul beban yang berat.Padahal jika dibandingkan dengan beratnya kehidupan rakyat yang diceritakannya mungkin beban yang dipikul Sandi tak seberapa. Toh Sandiaga tetap punya kekayaan yang tak akan habis hingga tujuh turunan.

Yang lebih menyedihkan dari itu, terungkap bahwa Sandiaga pun kalah di TPSnya sendiri. Selama ini Sandiaga begitu jumawa dan sesumbar sudah berkampanye ke 1.550 titik dalam 7 bulan kampanye, tapi justru keok di TPS tempat dia mencoblos.

Di TPS Sandiaga Uno, Jokowi Ma'ruf mengulung paslon 02 dengan kemenangan 133 suara. Sementara Prabowo dan Sandiaga harus puas dengan dukungan 76 suara.

Tapi, jangan khawatir, Sandiaga tidak sendiri. Karena ada Amien Rais, Rizieq Shihab dan Tommy Soeharto yang menemani. Beberapa pentolan koalisi adil makmur ini tak mampu menaklukkan TPSnya sendiri.

Bahkan Amien Rais yang paling vokal saja kalah di TPSnya sendiri meski ia sudah mencoblos bersama keluarganya. Sungguh menyedihkan memang mendapati fakta tersebut bagi keluarga mantan lokomotif Reformasi ini.

Seperti dikutip dari Tribunnews.com, kita simak perolehan beberapa pentolan kubu 02 tersebut berikut ini:

TPS Rizieq Shihab, TPS 044 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta
Jokowi Ma'ruf Amin 159 suara
Prabowo Sandi 42 suara

TPS Amien Rais, TPS 123 Condongcatur, Sleman
Jokowi Ma'ruf Amin 158 suara
Prabowo Sandi 80 suara

TPS Tommy Soeharto, TPS 02 Gondangdia, Menteng, Jakarta
Jokowi Ma'ruf Amin 147 suara
Prabowo Sandi 75 suara
2 suara tidak sah

Sosok Ma'ruf Amin Penyeimbang di Jakarta

Berbeda dengan TPS Kyai Ma'ruf Amin. Meski Kyai Ma'ruf tidak kampanye sampai lebih dari seribu titik, tetapi kharismanya sebagai ulama tetap membuktikan bahwa sosoknya punya pengaruh.

Di TPS Kyai Ma'ruf Amin, paslon nomor urut 01 menang tipis 132 suara, sementara paslon nomor urut 02 mendapatkan 129 suara. Basis yang tadinya biru justru berhasil diseimbangkan oleh Kyai Ma'ruf Amin.

Hal tersebut pula yang menjadi alasan mengapa Jokowi Ma'ruf menang secara keseluruhan meski kalah di beberapa provinsi. Paslon nomor urut 01 disebut-sebut pengamat politik berhasil merebut kantong-kantong dan basis suara 02.

Dua tahun lalu, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang menang dalam Pilkada DKI, tetapi suara Jokowi dan Ma'ruf Amin berhasil memberikan perlawanan terhadap paslon 02 di DKI Jakarta. Setidaknya posisinya berkejaran meski hasil sementara QC bahwa Prabowo lebih mendominasi di DKI Jakarta.

Terlalu Percaya Diri, Sandiaga dan kawan-kawan lupa basis masa daerahnya sendiri

Fakta tersebut membuktikan bahwa Sandiaga dan para pentolan koalisi adil makmur terlalu jumawa dengan ketokohan dan popularitasnya. Mereka lupa bahwa ada konstituen terdekat yang seharusnya mereka garap.

Padahal memenangkan TPS di tempat sendiri merupakan tugas yang paling utama sebelum memenangkan suara di TPS lainnya. Apalagi sampai berkampanye lebih dari seribu titik di seluruh Indonesia.

Secara statistik jika dihitung berdasarkan provinsi yang dikuasai versi quick count, Prabowo unggul dengan kemenangan di 18 provinsi. Sementara Jokowi hanya menang di 16 provinsi.

Lalu mengapa Jokowi tetap menang dan Prabowo tetap kalah?

Jawabannya sederhana, Jokowi Ma'ruf berhasil menguasai kantong-kantong suara gemuk dengan padat suara.

Charta Politika mencatat kemenangan paslon 01 di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Sementara sisanya di Papua, NTT, Bali, Kaltim, Kalteng, Kalutara, Sulut dan Bengkulu.  

Prabowo menang di Jawa Barat, Sumut, Banten, DKI, Riau, Kalbar, dan Sumbar. Dominasinya pun terlihat di Aceh, Kalsel, Jambi, dan sebagian besar Sulawesi.

Kekalahan ini sepatutnya menjadi pelajaran berharga bagi kubu 02 untuk menggarap lingkaran terdekat terlebih dahulu alih-alih sesumbar ingin merusak suara di kandang lawan. Terbukti basis Jawa Tengah dan Jawa Timur hampir tak terusik oleh kubu 02 meski sudah mendirikan posko pemenangan 300 meter dari kediaman Jokowi.

Hal ini juga bisa ditafsirkan bahwa popularitas Amien Rais dan Rizieq sudah luntur di lingkungan rumahnya sendiri. Bagaimana mungkin bisa memengaruhi rakyat lain jika lingkungan terdekat sendiri sudah tak memberikan dukungan pada mereka?

Sebaiknya Amien Rais menerima dengan besar hati, Rizieq bisa kembali ke Indonesia dengan dada tegak menyelesaikan kasusnya. Semua demi keutuhan bangsa, bukan malah sebaliknya, menolak fakta kebenaran yang ada dan berupaya untuk mengerahkan kembali kekuatan massa. Sikap ini justru adalah sikap yang tidak terpuji.

Lihatlah para sepuh, para kyai di Jawa Timur yang sudah bersatu meskipun beda pilihan. Bagi para Kyai pilpres memang penting, tapi yang paling penting lagi adalah Keutuhan Bangsa. Kita doakan saja semoga mereka yang tertutup hatinya dibukakan hidayah, dan menerima kekalahan dengan ksatria.

***