Debat kedua telah rampung dengan meninggalkan berbagai renungan maupun sanjungan. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai bahwa Prabowo Subianto sudah dua kali kalah dalam ajang debat Capres Pilpres tahun ini.
Grace juga menyambut positif debat Capres kedua, karana perhelatan debat tersebut dilaksanakan tanpa diberikan kisi – kisi terlebih dahulu. “Ternyata memang metode tanpa kisi – kisi ini lebih bisa menggali orisinalitas dari masing – masing calon. Dan saya yakin meskipun tidak dikasih kisi – kisi tapi ada banyak kisi – kisi yang beredar,” Ujar Grace.
Grace menilai Jokowi semakin unggul di debat kedua ini, seperti dengan penampilan Jokowi pada debat perdana. Tidak hanya Grace saja, pujian juga dilontarkan oleh Sekretaris Jendral (Sekjend) Partai Perindo Ahmad Rofiq, yang menilai dari sesi pertama sampai sesi terakhir debat Capres memperlihatkan bahwa Jokowi menguasai seluruh tema dan sanggup menjawab pertanyaan secara lugas.
Menurut Rofiq, performa apik Jokowi tak lepas dari pengalamannya memimpin pemerintahan selama 4 tahun lebih. Materi debat tentu sangat dipahami karena bersentuhan dengan tugas sehari – hari. Penampilan prima tersebut berbanding terbalik dengan Prabowo. Menurut rofiq, selama debat Capres nomor urut 02 itu seperti tidak dapat menemukan gagasan programantik untuk membawa bangsa ke arah yang lebih baik.
Apresiasi senada juga diungkapkan wakil ketua TKN Jokowi – Ma’ruf Abdul Kadir Karding. Dia menilai penampilan Jokowi sangat baik karena menggunakan argumen data, fakta dan visi konkret. Hal ini berbeda dengan Prabowo yang berbicara mengawang – awang dan beberapa kali salah. Misalnya soal BUMN perikanan, bahkan menyetujui pendapat Pak Jokowi. Dan hal tersebut membuat banyak kalangan menyebut Jokowi menang telak atas Prabowo.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menilai bahwa Capres no 01 Joko Widodo lebih unggul dibandingkan lawannya, dalam perhelatan debat Capres kedua. Menurutnya Jokowi lebih menguasai materi tentang energi, infrastruktur, sumber daya alam, hingga lingkukan hidup yang menjadi tema debat. Jusuf Kalla juga mengapresiasi kejujuran Prabowo yang beberapa kali memuji hasil kerja Jokowi. Bahkan di penghujung debat, Prabowo mengakui tentang sejumlah lahan yang dimiliki di beberapa wilayah.
Cukup terlihat jelas bahwa kenyataanya pujian bagi Jokowi tidak hanya dilontarkan dari para pendukungnya saja, akan tetapi keunggulan Jokowi juga disumbang oleh pengakuan dan pujian dari penantangnya Prabowo Subianto. “Kalau dilihat Jokowi mengambil alih panggung terakhir debat dengan dirinya menjelaskan, kalau ada kekurangan, ini juga koreksi. Hal tersebut secara emosional mencuri panggung perhatian penonton yang tadinya dimainkan Prabowo dengan jargon – jargon dia,” kata pakar politik Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Pihaknya mengaku heran melihat Prabowo memuji Jokowi di banyak sesi. Ini yang membuat Jokowi seolah unggul pada babak keempat. Respon positif juga diberikan oleh warganet diberbagai lini media sosial. Analisis Politicawave juga menunjukkan Jokowi menguasai semua segmen dalam debat tersebut.
Berdasarkan pantauan Politicawave di media sosial. Sebanyak 53,39% warganet membicarakan Jokowi. Adapun Prabowo diperbincangkan oleh 46,61 % warganet. Ada dua tagar utama dalam perbincangan tersebut, yakni #DebatPintarJokowi dan #PrabowoMenangDebat.
“Jokowi selaku petahanan sentimennya jauh lebih positif daripada Prabowo. Bahkan, Prabowo mendapatkan sentimen negarit dari netizen,” ujar head of Analitics Political Wave Nadia Salshabillla, dalam siaran pers yang diterima katadata.
Jokowi mendapatkan sentimen positif sebesar 57,51 % dan sentimen negatif sebesar 42,49 %. Sementara itu, Prabowo mendapat sentimen positif 24,48 % dan sentimen negatif 70,52 %. Nadia mengatakan, dari hasil analisis tersebut, terlihat isu – isu positif untuk Jokowi terkait substansi yang terkait tema debat.
Di sisi lain, warganet menilai Prabowo sering salah atau kurang dalam memaparkan data ketika mengkritik Jokowi. Prabowo sebagai penantang juga dianggap kurang tajam. Puncaknya, kritik warganet terhadap Prabowo terlihat pada pembicaraan tentang penguasaan lahan dan kurangnya informasi Prabowo soal unicorn.
Pada segmen penutup, Jokowi masih unggul dengan 50,40% perbincangan. Sebanyak 65,48 % berisi sentimen positif yang mendukung komitmennya untuk memajukan bangsa. Sebanyak 34,52 % merupakan sentimen negatif berupa kritik terkait janji tidak impor.
Prabowo di segmen terakhir dibicarakan oleh 49, 96 % warganet. Sebanyak 46,05 % berupa sentimen positif yang mengapresiasi klarifikasinya soal kepemilikan lahan dan kerelaan untuk mengembalikannya ke negara. Sebanyak 53,95 % merupakan sentimen negatif berupa kritik karena Prabowo tak mengetahui soal unicorn. Pujian juga dilontarkan oleh pasangannya cawapres Ma’ruf Amin yang menilai bahwa penampilan Jokowi saat debat capres sangat baik. Ia mengaku sangat puas dengan jawaban – jawaban Jokowi dalam debat tersebut.
Ma’ruf Amin juga menilai, bahwa Jokowi sangat menguasai tema debat kali ini. Jokowi sangat menguasai masalah lingkungan hidup, infrastruktur, yang menjadi tema debat. Terkait dengan pujian yang kerap disampaikan Capres Prabowo pada Jokowi, Ma’ruf menilai bahwa hal itu adalah wajar dan memang seharusnya demikian terjadi. “Ya memang seharusnya seperti itu, ya karena Pak Jokowi tampil prima jadi harusna mendapatkan pengakuan,” ujarnya.
Keunggulan Jokowi dalam debat putaran kedua memang diamini oleh banyak pihak, bahkan tercatat Prabowo juga memuji program yang dilontarkan oleh Joko Widodo. Pada debat Capres kedua tersebut, telah secara gamblang menunjukkan, siapa sebenarnya yang paham akan permasalahan dan solusi bangsa Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews