Selain hidup dan mati yang tetap menjadi teka teki adalah jokowi.
Akhir akhir ini saya galau, terkait pilpres. Saya harus milih siapa, sementara pilihan hanya 3 pasang calon. Saya berharap 4 atau 5. Tapi tidak mungkin. Awalnya saya suka dengan ganjar, gaya populisnya mirip jokowi. Kegiatannya tersebar di seantero medsos, terkesan merakyat. Tapi lama lama kok lebay, menurut saya. Tidak senatural jokowi. Di tambah lagi penolakan dia atas tim Israel, di piala dunia u20. Terkesan menjilat bu mega. Dan terakhir yang saya baca, dia baperan, terkait roasting kiky. Gimana jadi presiden seperti jokowi yang sepanjang menjabat sering di caci.
Anies Baswedan, bagi yang tinggal di Jakarta atau seputarannya tahulah, bagaimana kerjanya. Maha karya anies hanyalah sumur resapan, jalur sepeda dan yang paling dibanggakan JIS. Selebihnya untuk meneruskan sodetan kali ciliwung saja tidak beres beres hingga akhir jabatnya.
Menghadapi dunia yang semakin tidak menentu dan beberapa perang serta ketegangan antara cina dan amerika serikat, rasanya prabowo lebih mampu memimpin. Pengalaman di militer serta pengusaha, rasanya lebih luwes menghadapi tantangan luar negeri akhir akhir ini. Namun jejak hitamnya terkait penculikan aktifis tidak akan pernah hilang. Stempel penculik rasanya masih berbekas hingga kini, walaupun beberapa aktifis yang pernah diculik, saat ini bergabung di kubu prabowo, seperti andi arief dan budiman sudjatmiko. Ditambah lagi adanya Gibran, menambah beban jika harus memilih prabowo.
Saya galau, siapapun yang terpilih toh, spp anak anak harus saya bayar sendiri. Saya bingung, jika nanti salah satu capres yang terpilih pasti harus koalisi, buzzer buzzer akan saling berpelukan mirip telletubies, padahal sekarang mereka saling mencaci. Kita yang sudah keluar omongan berbusa busa untuk membantu capres idolanya, terkadung kehilangan teman atau kerabat.
Palingan saya dapat kaos caleg, yang penuh senyum kemunafikan, yang di keseharian saja tidak pernah berbaur, tiba tiba begitu baik. Tidak mengapa, toh ini 5 tahun sekali, nanti setelahnya biarlah RSJ yang panen. Tiba tiba saya menjadi orang penting, setidaknya suara saya dan keluarga. Padahal belum tentu saya mau mencoblos, itu yang membuat saya galau.
Yang paling bikin galau adalah sikap keluarga jokowi, kok tiba tiba tukang pisang jadi ketum psi, padahal jadi ketua rt saja belum pernah. Dan Gibran jadi cawapres, padahal baru 2 tahun jadi walikota. Oh mungkin pengalaman jadi anak walikota 2 periode, anak gubernur 1 periode yang tidak tuntas dan 2 periode jadi anak presiden, membuat pantas mereka ikut ikutan terjun ke politik. Itu yang membuat saya bingung, kok jadi begini ya jokowi. Selain hidup dan mati yang tetap menjadi teka teki adalah jokowi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews