Virus Covid-19 memang bisa tersebar ketika ada orang yang kontak dengan orang lain yang ternyata terkena Corona. Kabar baiknya, ternyata yang mudah tertular adalah tidak semua orang, tapi mereka yang imunitasnya jelek dan punya penyakit bawaan seperti asma dan flek paru. Masyarakat pun diminta untuk tetap menerapkan kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Serangan Corona di negeri ini membuat banyak orang takut tertular. Apalagi gejala awalnya hampir mirip dengan penyakit batuk biasa, bahkan tidak demam sama sekali. Orang yang kena Corona juga tidak terlalu kelihatan dari fisiknya, sehingga jika berkontak dengan orang lain bisa menyebabkan penularan virus Covid-19.
Seruan untuk stay at home, physical distancing, dan PSBB pun dikeluarkan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Masyarakat pun menurut dan berdiam diri di rumah saja. Namun walau hanya di rumah, masih berpotensi kena Corona jika masih berkontak dengan orang luar. Misalnya tukang sayur atau pengantar pesanan, yang ternyata terjangkiti oleh virus Covid-19.
Kita memang tidak bisaepenuhnya hanya berdiam diri di rumah tanpa kontak sama sekali dengan orang luar. Untuk mencegah penularan Corona, maka bisa dilakukan beberapa kebiasaan baru yang baik. Di antaranya menjaga kebersihan tubuh, terutama tangan. Masyarakat jadi sering mencuci tangan di bawah air mengalir dan memakai sabun antiseptik, atau membersihkannya dengan hand sanitizer. Mengapa harus tangan? Karena ia adalah bagian tubuh yang paling sering menyentuh benda dan berkontak dengan orang lain.
Masyarakat juga makin sering mencuci baju, bahkan dengan air panas dan cairan antiseptik untuk merendamnya sebelum dijemur. Dikhawatirkan baju kotor yang telah dipakai ketika keluar rumah akan bisa dihinggapi oleh virus Covid-19. Jadi harus dicuci dengan sangat bersih agar higienis.
Masker juga jadi barang yang diburu oleh banyak orang, bahkan harganya sempat membumbung tinggi karena besarnya permintaan pasar. Banyak orang yang akhirnya harus terbiasa memakainya ketika harus beraktivitas di rumah, dan akhirnya mau pakai masker walau hanya membeli telur ke warung tetangga. Membiasakan diri untuk memakai masker sangat bagus karena bisa mencegah terbangnya virus Covid-19 melalui air liur yang tidak sengaja terlontar, dari orang yang ternyata kena Corona (tapi tidak menyadarinya).
Kebiasaan baru yang muncul sejak pandemi Covid-19 berlangsung adalah meningkatkan imunitas tubuh dengan cara konsumsi minuman herbal. Tanaman rimpang seperti jahe yang diolah jadi jamu atau diseduh begitu saja, diyakini bisa memberantas Corona. Walau ternyata khasiatnya bukan untuk menyembuhkan, tapi meningkatkan stamina. Jika seseorang memiliki stamina dan imunitas yang tinggi, maka akan tidak mudah tertular penyakit Corona. Harga jahe juga jadi naik gara-gara Corona
.
Selain mengkonsumsi minuman herbal, masyarakat juga memiliki kebiasaan baru untuk lebih menjaga kesehatan dengan minum suplemen vitamin C dan mengkonsumsi vitamin lain. Jika susah untuk menemuinya karena barangnya langka, maka akhirnya diganti dengan minum air perasan jeruk atau jus tomat. Buah-buahan dan sayuran jadi lebih laku di pasaran, karena masyarakat lebih ingin mengkonsumsi makanan sehat. Tujannya agar tubuh lebih bugar sehingga tidak mudah untuk tertular virus Covid-19.
Banyaknya kebiasaan baru ini tentu sangat baik untuk tubuh. Ketika ada serangan virus Covid-19, maka orang-orang berusah keras untuk menghindarinya dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menjaga higienitas tubuh dengan rajin cuci tangan dan langsung mandi setelah bepergian. Baju dan celana juga langsung dicuci. Lantas konsumsi minuman herbal dan suplemen vitamin juga seolah jadi kewajiban, lagi-lagi karena berikhtiar agar tidak tertular Corona.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews