Mari sama-sama memeriksa isi berita sebelum disebar, menyaring faktanya sebelum membagikan ke khalayak ramai.
“MUI diminta halalkan babi panggang. Panadol adalah tisu basah yang dikeraskan. LGBT dan aborsi dilegalkan. Ular mati karena makan wajan. Tuyul tertangkap di Blitar. Sapi menangis peluk pemiliknya sebelum disembelih.” Dan ratusan kabar lainnya.
Lha, itu berita-berita apa? Inilah beberapa dari ratusan kabar muslihat alias hoaks yang berseliweran sepanjang bulan Maret 2019, dari soal politik, kesehatan, pemerintahan, tokoh, agama, sampai yang mengarah ke penipuan.
Berita-berita ini sampai ke tangan kita melalui internet, media sosial dan grup-grup percakapan, tanpa mengenal waktu.
Di antara hoaks itu, tak sedikit tentang saya pribadi. Misalnya, bahwa nama asli saya Herbertus Handoko Joko Widodo bin Oei Hiong Liong. Jokowi salat jenazah pakai duduk, atau Jokowi minta masyarakat beralih ke mata uang Tiongkok.
Dengan menggunakan pikiran dan akal sehat, apalagi disertai sedikit usaha untuk menelusuri informasi yang sebenarnya, kita tahu semua itu hoaks belaka.
Saya percaya, mereka yang berakal sehat dan berpikiran jernih, takkan termakan dan terpukau oleh informasi sesat.
Mari, sama-sama memeriksa isi berita sebelum disebar, menyaring faktanya sebelum membagikan ke khalayak ramai.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews