Indonesia selama bertahun-tahun menghadapi tantangan besar dalam sektor migas, mulai dari skandal korupsi, praktik monopoli, hingga tata kelola yang tidak transparan, yang tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga menghambat upaya menuju kemandirian energi.
Namun, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, komitmen untuk memberantas mafia migas semakin nyata.
Keseriusan pemerintah dalam menegakkan transparansi di sektor energi terlihat dari dukungan penuh terhadap penyelidikan dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023. Pemerintah mendukung upaya Komisi VI DPR RI yang mendorong pembentukan
Panitia Kerja (Panja) guna mengusut lebih dalam praktik korupsi yang merugikan negara.
Upaya pemberantasan mafia migas mendapat dukungan dari Wakil Ketua Komisi VI DPR, Adisatrya Suryo Sulisto, Menurutnya banyak anggota Komisi VI yang menginginkan Panja segera dibentuk untuk mengawal kasus ini hingga tuntas. Ia sendiri menyetujui usulan tersebut dan menegaskan bahwa keputusan akhir masih menunggu pembahasan lebih lanjut di Komisi VI.
Selain dukungan dari DPR, Kejaksaan Agung juga telah mengambil langkah konkret dengan menetapkan sembilan tersangka dalam kasus pengoplosan BBM. Salah satu tersangka utama adalah Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, yang diduga terlibat dalam pencampuran Pertalite dengan bahan lain dan menjualnya sebagai Pertamax. Skandal ini menunjukkan bagaimana praktik mafia migas tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga berpotensi merugikan konsumen yang bergantung pada kualitas bahan bakar yang dijual di pasaran.
Pemerintah tidak hanya fokus pada pemberantasan korupsi, tetapi juga berupaya memperbaiki tata kelola industri migas agar lebih transparan dan efisien. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa Pertamina kini berkomitmen untuk menyerap seluruh produksi minyak mentah yang menjadi bagian pemerintah guna diolah di kilang dalam negeri. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor minyak mentah dan memastikan bahwa produksi dalam negeri dimanfaatkan secara optimal.
Di sisi lain, Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, menyoroti tantangan yang masih dihadapi dalam negosiasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Menurutnya, tahun lalu Indonesia masih mengekspor sekitar 70 ribu barel minyak mentah per hari, tetapi dengan adanya dukungan dari pemerintah, bagian produksi yang menjadi hak pemerintah kini telah dialokasikan sepenuhnya untuk kebutuhan kilang domestik. Namun, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mendorong KKKS lainnya agar mengutamakan pasokan minyak mentahnya untuk kebutuhan dalam negeri daripada menjualnya ke luar negeri.
Skandal dugaan korupsi tata kelola minyak mentah ini menjadi momentum bagi pemerintahan Presiden Prabowo untuk melakukan reformasi besar-besaran di sektor migas. Dengan adanya dukungan dari DPR untuk membentuk Panja serta langkah tegas pemerintah dalam meningkatkan transparansi, diharapkan kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.
Presiden Prabowo memahami bahwa kemandirian energi adalah kunci bagi ketahanan ekonomi nasional. Oleh karena itu, reformasi di sektor migas tidak hanya bertujuan untuk menindak para pelaku korupsi, tetapi juga memastikan bahwa industri ini dikelola dengan prinsip akuntabilitas dan keberlanjutan. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar dan meningkatkan efisiensi produksi dalam negeri.
Keberhasilan dalam menumpas mafia migas tidak hanya berdampak pada perbaikan tata kelola industri, tetapi juga pada kesejahteraan rakyat. Dengan sistem yang lebih transparan dan bersih, harga bahan bakar diharapkan lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, optimalisasi penggunaan sumber daya energi dalam negeri akan memperkuat ketahanan energi nasional, sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada pasokan dari luar negeri.
Ketahanan energi yang lebih kuat akan menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang, mengurangi risiko inflasi akibat fluktuasi harga minyak global, dan memberikan kepastian bagi dunia usaha serta investor dalam sektor industri dan transportasi. Di sisi lain, reformasi sektor migas juga berpotensi membuka peluang investasi baru dalam pengembangan energi alternatif, yang dapat mempercepat transisi Indonesia menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Komitmen Presiden Prabowo dalam memberantas mafia migas menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan sektor energi yang lebih transparan dan akuntabel. Dengan dukungan dari DPR, Kejaksaan Agung, dan Pertamina, berbagai langkah konkret telah diambil untuk mengungkap skandal korupsi dan memperbaiki tata kelola migas.
Meski masih menghadapi tantangan, langkah ini menjadi pijakan penting bagi Indonesia dalam mewujudkan industri migas yang lebih bersih dan mandiri. Reformasi ini tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan tata kelola yang lebih baik, Indonesia dapat memastikan bahwa sumber daya energi nasional benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk keuntungan segelintir elite yang bermain di balik layar mafia migas.
)* Penulis merupakan pegiat antikorupsi
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews