Kita belum bisa tunjuk hidung karena si tokoh ini sama misterius seperti virus korona yang diciptakannya.
Bayangkan begini: Ada orang yang berkuasa besar dan pandai dan ambisius punya cita-cita merombak dunia ini. Untuk itu semua manusia di muka bumi ini akan dibuatnya tidak berdaya jadi mirip zombie atau org yang kena hipnotis.
Kehidupan ekonominya akan dilumpuhkan, kehidupan sosialnya akan dirontokkan, sehingga akhirnya terjadilah chaos maha dahsyat di mana umat manusia akan saling bunuh.
Kedengarannya seperti cuma ada di buku fiksi atau film-film konspirasi kiamat ya.
Kita pasti mengatakan mustahil seluruh umat manusia ditaklukkan oleh sang tokoh ini. Tapi dengan peristiwa virus korona ini, mungkin kita terbuka mata dan otak bahwa hal yang sangat absurd ini menjadi kenyataan.
Gara-gara virus korona ini seluruh manusia di bumi terpenjara di dalam rumahnya sendiri, mata pencahariannya lenyap karena berbulan-bulan tidak boleh bekerja, kehidupan sosialnya hancur karena tidak boleh bertemu dengan siapa pun. Belum pernah dalam sejarah umat manusia, terjadi seperti ini bahkan di masa perang dunia atau pandemik yang lampau.
Kembali kepada pertanyaan awal di atas, mungkinkah apocalypse ini bikinan manusia?
Saya mengatakan sangat mungkin. Kemajuan nanoteknologi dengan artificial intelligence (AI) dan biotechnology yang maha dahsyat memungkinkan manusia seantero dunia dibuat tak berdaya seperti sekawanan domba yang mau disembelih.
Lantas siapa si bajingan yang merencanakan semua ini?
Kita belum bisa tunjuk hidung karena si tokoh ini sama misterius seperti virus korona yang diciptakannya. Dan serperti penulis teori konspirasi, saya mohon maaf kalo tulisan ini ngelantur gak ada juntrungannya.
But at least it is worth thinking hopefully.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews