Jjika kita tidak tahu apa-apa, lebih baik diam. Pantau meski perasaan kita dipermainkan oleh aneka informasi simpang siur itu.
Kengkawan, di saat situasi chaos gara-gara demo, justru kita harus makin waspada sharing aneka informasi di media sosial. Kelihatannya valid namun sebenarnya itu semua bagian dari racun diinformasi yang disebarkan buzzer para oligarkis. Kita dibuat kacau untuk menganalisa kejadian sebenarnya.
Contohnya adalah viralnya WAG anak STM yang dibohongi oleh para koordinatornya.
Coba teliti sebentarrrr saja. Lihat nomor selular mereka.
Adakah anak STM yang demo itu terbang langsung dari Arkansas dan Kentucky? Lihat nomor yang ada di screenshoot itu.
Juga lihat kepala nomor seluler mereka. Ada yang pra bayar. Dalam WA itu rata-rata nomor kepalanya biasa dipakai orang kantoran. Bukan nomor pelajar yang bisanya cuma isi pulsa gocengan atau paling tinggi 20ribuan.
Kemudian juga diksi atau bahasa yang dipakai. Jauh dari bahasa alay disingkat-singkat punya anak milenial yang juga jarang pakai kata "pula" Mereka lebih suka pakai kata "lagi atau lagee".
Think again..
Apa yang terjadi di balik semua itu?
Buzzer oligarkis ( bukan buzzer pemerintah) sedang bermain agar kita tergiring dalam opini mereka bentuk supaya tujuan mereka mulus semua.Akhirul kalam, jika kita tidak tahu apa-apa, lebih baik diam. Pantau meski perasaan kita dipermainkan oleh aneka informasi simpang siur itu. Jangan gatal tangan kita untuk menshare dan posting sesuatu yang sebenarnya kita tidak tahu.
Diam adalah cara bagus agar kita tidak menari di genderang orang.
Agar kita tidak budak gratisan para pihak berkepentingan..
Sekian...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews