Pengaruh Buruk ABS

Prabowo harus didampingi orang-orang yang memang menginginkan Indonesia lebih baik, bukan para Benalu yang hanya akan menggantungkan diri padanya.

Jumat, 26 April 2019 | 06:37 WIB
0
554
Pengaruh Buruk ABS
Foto: Tribunews.com

Resiko seorang pemimpin yang terlalu ingin terlihat dominan, maka orang-orang yang ada disekitarnya hanya tinggal pemujanya, yang memang kebiasaan hidupnya hanya memuja.

Inilah tipikal orang-orang yang cuma Asal Bapak Senang (ABS), dan kelemahan Prabowo dia senang memelihara orang-orang yang seperti itu, sehingga lebih banyak Tim hore dari pada orang-orang yang siap memberikan masukan kepadanya.

Sudah hukumnya, orang yang mabuk ketika disanjung, dia akan melayang, dan akan murka ketika diberikan masukan. Karena disaat dia sedang melayang, dia hanya percaya kepada dirinya sendiri. Setelah jatuh terjerembab, baru dia butuh masukan orang lain.

Kondisi inilah yang sedang dihadapi Prabowo. Dia sedang dipuja sebagai Pemenang Pilpres, dia dipanggil dengan Presiden, dia mabuk kepayang, dia merasa angan-angannya selama ini sudah tercapai, dia tidak bisa menerima kenyataan lain dari itu.

Dan itulah akhirnya, orang-orang disekitar Prabowo bikin survei sendiri, melakukan quick count sendiri, bagaimana pun caranya Prabowo harus terhibur dengan hasil yang mereka ciptakan sendiri.

Pada kenyataannya, hasil survei dan quick count internal itu tidak bisa dijadikan acuan untuk Claim kemenangan, karena penyelenggaraan Pemilu itu diatur oleh sistem, aturan dan Undang-Undang, ada lembaga penyelenggara yang diakui secara konstitusional oleh negara.

Jadi segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan Pemilu, harus mengacu pada aturan dan mekanisme yang sudah diatur oleh Konstitusi.

Apa iya para pakar yang ada disekitar Prabowo Tidak ada yang memberikan masukan.? Atau karena takut tidak diterima Prabowo, dan Prabowo murka.?

Nah inilah yang terjadi, jika seorang pemimpin hanya ingin terlihat dominan, sehingga dia hanya dinina bobokkan oleh orang-orang disekitarnya, semua mekanismes Pemilu dianggap Salah, lembaga survei yang ditunjuk KPU tidak dianggap, lembaga Konstitusi negara tidak dianggap, padahal Ikut Pilpres negara, Inikan arogan sekali.

Apa yang terjadi selanjutnya, orang-orang yang juga kader Partai politik, yang tidak ingin melakukan tindakan yang inskonstitusional, pelan-pelan menjauhi dan tidak ingin terlibat dengan tindakan yang dilakukan Prabowo. Bahkan Cawapresnya Prabowo sendiri, Sandiaga Uno pelan-pelan melipir keluar dengan berbagai alasan.

Terlalu banyak orang-orang yang disekitar Prabowo ingin melihat Prabowo terpuruk, sehingga mereka membiarkan dan menganjurkan Prabowo melakukan tindakan yang Inkonstitusional. Bisa jadi mereka takut sama Prabowo, jadi lebih memilih diam.

Lihat saja Deklarasi Keempat kalinya Prabowo, yang dilakukan di Gedung Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, tidak dihadiri Sandiaga dan petinggi Partai koalisi, karena mereka memang tidak ingin menghadiri seremonial semu tersebut.

Orang-orang yang ingin Prabowo melanggar Konstitusi ini pulalah yang menganjurkan Prabowo untuk tidak melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi, karena memang bukan itu yang mereka harapkan. Mereka ingin Prabowo bertindak secara frontal terhadap lawan, dengan cara itulah mereka bisa mengambil peluang.

Prabowo harus didampingi orang-orang yang memang menginginkan Indonesia lebih baik, bukan para Benalu yang hanya akan menggantungkan diri pada Prabowo, yang tidak ingin sungguh-sungguh ingin melihat Prabowo Lebih baik.

***