Acara Deklarasi dilaksanakan bersama dengan Diskusi para pegiat media sosial dengan tema “Peran Pegiat Media Sosial dalam Melawan Hoax dan Politisasi SARA Untuk Pemilu 2019 yang Damai, Berkualitas, dan Bermartabat” yang berlangsung di Balroom Hotel Mega Menteng, Cikini, Jakarta Pusat. Acara tersebut juga sebagai tanda lahirnya sebuah forum pegiat media sosial independen.
Acara ini merupakan aksi nyata kepedulian atas banyaknya berita hoax yang belakangan dinilai meresahkan banyak pihak. Terlebih vlogger disabilitas asal Bandung ini bernama Muammar (16) yang rela hadir serta antusias mengikuti acara ini dan memberikan apresiasinya terhadap acara yang dinilainya bermanfaat.
"Kalau menurut saya ini bagus ya karena karena sekarang lagi hangat hangatnya, dan berita bohong itu memang sangat berbahaya ya, jadi ya bagus," Ujar Muammar siswa SMK swasta di Bandung yang ikut menandatangani spanduk deklarasi anti hoax di lokasi.
“meski saya tidak menang, saya bahagia karena saya datang kesini dengan semangat melawan hoax bukan semangat mengejar hadiah lomba yang saya ikuti” tambahnya.
Semangat Muammar sangat digelorakan oleh Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen, Rusdil Fikri menurutnya semangat Muammar adalah contoh perlawanan konkrit lapisan masyarakat untuk melawan hoax.
“semangat yang ditularkan oleh saudara Muammar, adalah sumbu semangat bagi kita semua untuk melawan hoax dengan cara yang positif” ujar Rusdil didepan peserta deklarasi.
Acara Diskusi dan Deklarasi serta pembagian hadiah pemenang lomba dihadiri para pemenang lomba serta kalangan jurnalis media lokal maupun nasional serta para pegiat media sosial seperti bloger, youtuber dan seniman seniman digital lainnya sebagai wujud kepedulian dan keikut sertaan mensukseskan pemilu yang damai berkualitas dan bermartabat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews