Menyikapi kondisi terkini di tanah Papua, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta (Gercin) Indonesia, Hendrik Yance Udam menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah khususnya TNI dan Polri yang telah terjun langsung untuk meredam konflik dan isu rasisme yang terjadi akhir-akhir ini.
“Saya mengapresiasi sebesar-besarnya kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang sudah memberikan perhatian yang besar untuk pembangunan di tanah Papua. Kami juga mengutuk keras terhadap provokasi dan gerakan-gerakan yang anarkis sehingga merusak fasilitas pemerintah negara yang ada di sana,” ujar Hendrik Yance Udam di Jakarta.
Menurutnya, peristiwa tersebut merupakan sebuah proses pembelajaran kepada bangsa ini bahwa tidak ada diskriminatif terhadap siapapun dan golongan manapun. Untuk selanjutnya, Ia menyerahkan semuanya kepada aparat penegak hukum untuk bisa menyelesaikan persoalan tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku di negara kesatuan Republik Indonesia.
“Saya meminta kepada semua komponen bangsa untuk tidak lagi memanfaatkan isu rasialis yang terjadi di Surabaya karena isu tersebut adalah murni tindakan pidana. Saya juga meminta kepada masyarakat yang ada di tanah Papua untuk tidak terprovokasi dengan oknum-oknum tertentu yang ingin memanfaatkan isu tersebut untuk muatan muatan politik tertentu,apalagi menggangu keutuhan NKRI” ungkap Hendrik.
Sementara itu, Ketua Dewan Pakar GERCIN Indonesia, Prof. Dr. dr. James Tangkudung Sportmed.Mpd mengatakan, sebagaimana diketahui bersama bahwa lima butir yang terkandung dalam Pancasila merupakan cita-cita bersama dalam berbangsa dan bernegara.
Dalam menjaga persatuan dan Pancasila tersebut, ada oknum-oknum yang ingin melakukan kekacauan dan mengadu domba qntar anak bangsa dengan tujuan dan motif tertentu.
“Oleh karenanya, saya menghimbau agar masyarakat tidak terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan motif tertentu oleh oknum-oknum yang ingin mencari nama. Kita harus sadar menyikapi kondisi tersebut jangan sampai kita ikut-ikutan dan terprovokasi,” jelasnya.
Ia meminta agar dilakukan evaluasi terhadap seluruh Aturan dan Kebijakan tentang Papua termasuk OTSUS dalam implementasi di lapangan terutama soal kewenangan lokal Rakyat Papua dalam NKRI sesuai OTSUS dalam rangka menuju masyarakat Indonesia yang.memiliki kesamaan hak dan kewajiban serta sejahtera, adil dan makmur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews