Kemerdekaan yang diperoleh Indonesia bukanlah pemberian tetapi hasil berjuang dengan penuh pengorbanan yang dilakukan para pejuang bangsa dengan saling bersatu padu.
Pelaksanaan pembangunan sekarang ini akan terwujud bila didukung seluruh masyarakat dan bersatu padu dengan pemérintah. Percepatan pembangunan hanya dapat dicapai jika masyarakatnya optimis dan kerukunan tetap terjaga serta terpelihara dengan baik bahkan terus meningkat melalui harmonisasi dalam kehidupan masyarakat.
Bisa dikatakan bahwa kerukunan dan semangat persatuan merupakan aset bangsa Indonesia terutama dalam memaknai kemerdekaan yang diraih dengan cucuran darah dan airmata bahkan pengorbanan jiwa raga para pejuang pahlawan bangsa untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Namun, dalam gelaran Pemilu 2019 ini kita melihat bahwa semangat persatuan dan kesatuan yang selalu kita agung-agungkan seakan sirna.
Kita acapkali menemukan pertengkaran-pertengkaran di dunia maya dan dunia nyata hanya karena perbedaan pandangan politik yang didukung.
Kegaduhan yang mereka buat kerap membuat kita merasa gelisah dan memunculkan pemikiran di dalam benak kita bahwa negeri ini sudah berada diambang kehancuran. Kita sangat menyayangkan mengapa persatuan yang kita agung-agungkan sirna hanya karena pesta demokrasi sekali dalam lima tahun.
Hal ini selain karena berita berita hoax serta adanya politisasi isu SARA juga karena ketidakdewasaan para politisi yang tega memprovokasi hanya karena ingin menang. Padahal permasalahan- permasalahan di negeri ini masih berjubel dan menumpuk selain urusan politik.
Bangsa ini masih memiliki banyak permasalahan dan musuh bersama yang harus segera dihadapi sebelum bangsa ini berada diambang kepunahan dan hanya meninggalkan nama dan cerita. Musuh-musuh tersebut wujudnya tidak hanya konkrit, melainkan juga abstrak, misalnya, kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan yang memang harus diatasi serta propaganda propaganda asing yang ingin melihat Indonesia hancur.
Bisa dikatakan bahwa secara keseluruhan pembangunan nasional untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia perlu menjadi fokus perhatian tidak hanya dari pemerintah, tapi juga dari elemen bawah masyarakat Indoneisa. Diperlukan dukungan semua komponen bangsa.
Rakyat harus meberikan dukungan dan pengwasan kepada pemerintah agar lebih memfokuskan perhatiannya dalam menangani problematika yang ada di dalam masyarakat. Pemerintah harus terus memerkecil ketimpangan antara pembangunan di kawasan barat dan timur Indonesia , karena setiap kawasan memiliki kekuatannya masing-masing yang perlu ditangani secara spesifik, berkesinambungan dan mengutamakan pemerataan.
Mustahil rasanya pembangunan akan sukses jika tidak adanya persatuan di dalam masyarakat itu sendiri. Padahal persatuan dan kesatuan bangsa merupakan inti dari kemajuan atau mundurnya sebuah bangsa.
Hal ini terbukti dari perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia yang mempunyai cita-cita bersama untuk menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.
Dalam masa-masa sebelum kemerdekaan Indonesia, mereka bersatu dan menyingkirkan ego mereka demi kemerdekaan dan kepentingan bangsa Indonesia. Mereka rela melupakan status, etnis, dan agama demi mewujudkan kemerdekaan yang telah lama mereka impikan. Perjuangan mereka memberikan contoh kepada kita bahwa keinginan apapun akan mampu terwujud jika semua elemen masyarakat mampu bersatu.
Di sini kita bisa mengambil sebuah kesimpulan yang pasti bahwa persatuan bangsa pasca Pemilu 2019 sangat dibutuhkan untuk kemajuan pembangunan di Indonesia. Mari kita eratkan kembali persatuan bangsa untuk.suksesnya keberlanjutan pembangunan Indonesia. Mari kita dukung Hasil Pemilu dengan mengedepankan rada persatuan menuju kemajuan bangsa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews