Bung Karno pada 1 Juni 1945 berpidato jika Pancasila diperas menjadi satu kata maka akan muncul kata gotong royong. Inilah semangat yang diwariskan secara turun temurun oleh bangsa Indonesia.
PADANG PANJANG, Sejak tahun 2016 setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Ini ditandai dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 24 tahun 2016 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, penetapan Hari Lahir Pancasila dilatarbelakangi antara lain Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara harus diketahui asal - usulnya dari waktu ke waktu. Tujuannya adalah untuk melestarikan dan melanggengkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat sehari - sehari berbangsa dan bernegara.
Pada peringatan Hari Lahir Pancasila ini, Ketua Gerakan Milenial Indonesia ( GMI ) Sumatera Barat Patriot Rieldo Perdana mengajak generasi milenial untuk memiliki semangat Pancasila.
Sebagai sebuah ideologi yang digali dari akar budaya bangsa Indonesia, Pancasila tak pernah lekang oleh waktu.
"Pancasila tidak hanya sebagai identitas Indonesia melainkan juga sebuah konsepsi peradaban dunia," jelas tokoh muda yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tunas Indonesia Raya ( TIDAR ) Sumatera Barat ini.
Bung Karno pada 1 Juni 1945 berpidato jika Pancasila diperas menjadi satu kata maka akan muncul kata gotong royong. Inilah semangat yang diwariskan secara turun temurun oleh bangsa Indonesia dan diyakini dapat mengatasi semua problematika yang dihadapi dewasa ini.
"Melalui gotong royong kita menuju Indonesia Maju," tutup Patriot.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews