Hati-hati, Ada yang Memantik Kerusuhan!

Terakhir ada fenomena lain. Ketika Jakarta mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Di Tanggerang polisi baru saja menangkap beberapa orang yang memprovokasi masyarakat.

Jumat, 10 April 2020 | 21:27 WIB
0
1146
Hati-hati, Ada yang Memantik Kerusuhan!
Provokasi untuk rusuh (Foto: Facebook/Eko Kuntadhi)

Benar dugaan banyak orang. Saat wabah Corona datang banyak pihak yang berusaha menunggangi untuk membuat kekacauan.

Pertama, saat suara-suara tidak jelas berteriak lockdown. Mereka kayaknya lupa memperhitungkan Indonesia bisa seperti India atau Italia. Kedua negara itu lockdown tetapi akhirnya terjadi keresahan social.

Bahkan di Brazil beredar akibat lockdown sempat menimbulkan isu adanya kudeta terhadap pemerintah yang syah.

Memang teriakan lockdown ini gak melulu untuk menjerumuskan. Banyak juga yang murni, meski hal itu diteriakkan lebih karena kepanikan saja. Bukan ulusan yang sudah memperhitungkan segala keadaan.

Fenomena kedua, awal-awal virus mewabah masuk ke Indonesia. DI media social, khususnya twitter dan Facabook bertebaran konten-konten tentang khilafah.

Bahkan di twitter mereka memainkan berbagai tagar soal khilafah. Ada yang bertagar #KhilafahSelaluDiHati, #KhilafahMenjawabPersoalan, #MasaDepanKhilafah, #AkibatMengabaikanKhilafah dan sebagainya.

Mereka berharap, masyarakat panik dengan adanya wabah ini. Lalu mencari jawaban agama untuk menenangkan dirinya. Dan khilafah disodorkan sebagai jawabannya.

Bersamaan dengan tagar itu, gonggongan gerombolan khilafah di media sosial semakin keras. Sebagian orang sengaja memancing dengan mencaci-maki pemerintah, memanas-manasi keadaan, sampai menyebarkan hoax. Tujuannya membuat ketakutan dan keresahan masyarakat.

Alimudin Baharsyah salah satu gerombolan khilafah yang suka memposting video provokai. Bahasanya kotor. Tapi suka membawa-bawa agama. Ia ditangkap bersama barang bukti perangkat elektronik, yang di dalamnya ternyata banyak tersimpan video porno.

Tidak heran, kalau orang-orang seperti ini gemar video porno. Mungkin karena keyakinannya kalau mati bisa bertemu dengan 72 bidadari, jadi di dunia mereka kudu banyak latihan dan butuh referensi.

Penangkapan Alimudin Baharysah ini membuat resah pentolan gerombolan khilafah yang lain. Sebab jika nanti dalam persidangan pengadilan memutuskan provokasi khilafah sama dengan makar, seluruh gerombolan ini akan digulung.

Jadi mereka gak peduli Alimudin kolektor porno. Gak peduli hal itu dilarang dalam agama. Sebab sesungguhnya mereka gak benar-benar membela agama. Mereka hanya politisi yang menjual ayat dengan cara yang buruk.

Terakhir ada fenomena lain. Ketika Jakarta mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Di Tanggerang polisi baru saja menangkap beberapa orang yang memprovokasi masyarakat.

Mereka mencoret-coret dinding ruko di Tanggerang dengan bahasa probokatif. Ada ajakan ‘Bakar’, ‘Membunuh yang kaya’, dan sebagainya. Suara kebencian senjaga ditorehkan di tembok-tembok untuk menteror masyarakat.

Vandalisme bukan hanya di Tanggerang, tetapi juga di beberapa kota lain. Di Solo ditemukan pola yang sama, dengan kata yang sama persis.

Diindikasikan ini adalah kelompok Anarko, yang sering membuat anarkis. Saat demonstrasi buruh di Jabar, kelompok ini juga menunggangi untuk membuat kekacauan.

Walhasil, di tengah suasana bangsa sedang terjepit. Banyak burung bangkai yang berharap terjadi kekacauan di bangsa ini. Mereka hanya bisa eksis apabila seluruh pranata social runtuh dan ambruk. Mereka hanya bisa menang dengan jalan membuat kekacauan.

Bayangkan. Banyak orang yang sedang menderita saat ini. Petugas medis berjuang menyelamatkan pasien. Perusahaan berjuang agar tidak memPHK karyawannya. Pemerintah berjuang menggelontorkan berbagai bantuan social dan stilumus ekonomi.

Eh, gerombolan pengacau ini malah berusaha ngobok-ngobok di air keruh. Mereka semua seperti diorkestrasi untuk membuat kekacauan.

Sesungguhnya mereka memang tidak pernah peduli dengan kepentingan orang lain. Yang mereka harapkan Cuma satu : Indonesia hancur seperti Syiria, Libya atau Irak.

Saya percaya hal-hal seperti ini gak berdiri sendiri. Semua bisa saja saling berhubungan. Ada skenario besar yang mencoba mencari celah untuk mengoyak-oyak bangsa kita. Apalagi momennya dianggap pas, ketika semua orang sedang panic.

Tugas kita menjaga bangsa ini. Siapa saja yang berteriak tegakkan khilafah, memprovokasi kerusuhan, sesungguhnya merekalah musuh kita.

Mereka menggunakan berbagai kedok. Ada berkedok anarko. Berkedok kebencian rasial. Berkedok ultranasionalis. Berkedok agama. Atau berkedok khilafah.

Tidak ada cara lain, selain menangkalnya. Sekarang gue gak Cuma ngajak lu berfikir. Waktunya bertindak juga. Jaga lingkungan kita dari para pengacau. Jangan biarkan mereka menteror ruang hidup kita.

Demi bangsa ini. Demi masa depan kita sendiri.

Eko Kuntadhi

***