Di awal-awal Demokrat berkoalisi dengan Gerindra, SBY sempat 'Gerah' dengan Politik Identitas yang dimainkan koalisi Prabowo. Rupanya itu adalah masa-masa penyesuaian, bahkan SBY sempat mengeluarkan pernyataan, bahwa banyak kadernya yang lebih memilih untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf, hal itu disebabkan, Demokrat ingin fokus pada Pemilu Legislatif.
Namun sejak SBY didaulat sebagai Mentor Politik Prabowo, SBY terkesan lebih all out memberikan dukungan. Sebagai mantan Presiden yang pernah menjabat selama 2 Periode, tentunya SBY mempunyai pengalaman 'menang' dalam 2 Kontestasi Pilpres. SBY pastinya punya kiat bagaimana memenangi Pilpres.
Bukan hanya all out, bahkan SBY terkesan lebih agresif memberikan dukungan terhadap pemenangan Prabowo-Sandi, sama agresifnya dengan KPK dalam melakukan pemberantasan korupsi. Intensitas pertemuan SBY dan Prabowo pun semakin kerap dilakukan di kediaman SBY. Sebagai mentor, tentunya SBY memberikan jurus-jurus untuk mematikan lawan.
Agresifnya dukungan SBY sangat bisa dirasakan dampaknya akhir-akhir ini. Bisa saja manuver politik yang dilakukan Andi Arief, tidak terlepas dari strategi yang diarahkannya. Kegaduhan yang terjadi akhir-akhir ini tidak mengusik kenegarawan SBY sama sekali, sehingga Andi yang merupakan elit Demokrat, sangat leluasa bermanuver.
Perubahan dukungan yang begitu drastis dari SBY sangat mengundang tanya. Mengalahkan Jokowi menjadi sebuah keharusan, apa pun caranya bukanlah soal yang penting. Politik memang sangat identik dengan kepentingan, setiap peluang harus dimanfaatkan untuk meraih kemenangan. Baik dan buruk bukanlah persoalan, karena politik adalah soal Menang atau Kalah.
Jelas SBY punya kepentingan untuk memenangkan Prabowo, karena kemenangan Jokowi merupakan sebuah ancaman terhadap ketidaknyamanan SBY. Dalam Politik itu biasa, politik bukan cuma tujuan untuk kemenangan, tapi juga mengamankan dan mencari aman.
Sebagai seorang negarawan yang mudah prihatin terhadap situasi politik, SBY pernah tidak nyaman dengan kegaduhan politik yang diakibatkan maraknya Politik Identitas. Namun SBY tidak merasa prihatin dengan situasi politik kekinian, yang semakin mengarah pada perpecahan dan kekacauan.
Lihat saja manuver Andi Arief yang semakin brutal, tidak ada reaksi SBY seperti biasanya. Ada kesan, SBY malah ikut menikmati situasi yang diciptakan Andi, sosok yang pernah diculik Tim Mawar pada masa 1998 lalu. Padahal, apa yang dilakukan Andi tersebut, bisa saja akan berdampak pada elektoral Demokrat di Pemilu Legislatif.
SBY perlu tangan Prabowo untuk memukul Jokowi agar tumbang, seperti biasanya, SBY selalu ingin bersih dari berbagai prasangka politik.
Sah-sah saja dalam politik, yang cerdik dan terdidik selalu menguasai yang kurang Cerdik. SBY adalah seorang 'Pemain' dipanggung politik, dia sangat menguasai panggung, dan menjadi 'aktor' di atas panggung.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews