Ada kata pepatah "Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah". Artinya kasih sayang ibu itu tak terhingga atau tidak berujung, sedangkan kasih sayang anak dianggap tidak sebesar kasih sayang ibu. Begitulah kasih seorang ibu kepada anaknya. Sampai si Anak sudah punya anak, tetaplah status anak tidak luntur karena sang ibu lah yang melahirkan dan mendidiknya hingga dewasa.
Ungkapan tersebut adalah menjelaskan bahwa kasih sayang ibu itu tidak terhingga atau tidak berujung, sementara kasih sayang anak yang diibaratkan dengan galah memiliki keterbatasan atau tidak sebesar kasih sayang ibu kepada seorang anak.
Sebagai seorang ibu, bisa dimaklumi Mien Uno tidak terima ketika ada orang yang mengatakan Sandiaga Uno (Sandi), yang merupakan anaknya, telah bersandiwara dalam kampanye Pilpres 2019. Sehingga memberi kesan bahwa Sandi berpura-pura atau melakukan kebohongan dalam upayanya menjadi wakil presiden.
Istilah Sandiwara Uno dimunculkan oleh para netizen atau orang lain yang mengikuti atau mengamati segala kegiatan Sandiaga Uno (Sandi) selama masa kampanye. Hal ini membuat Mien Uno berang.
Dalam kamus KBBI, sandiwara/bersandiwara diartikan bermain sandiwara atau berpura-pura. Padahal Sandi bukanlah seorang pemain sinetron. Bukan pemain filem. Dan bukan pemain teater yang memang mahir memainkan sandiwara di panggung atau layar tayang untuk hiburan. Sandi merupakan pengusaha sukses yang kaya raya dan saat ini adalah calon presiden Republik Indonesia--sebuah raihan posisi yang mantap, keren dan bikin bangga sang Ibu.
Sebagai seorang tokoh nasional yang bergerak dalam bidang sekolah kepribadian, ibu Mien Uno tentu paham bahwa untuk menjadi wakil presiden tak bisa dilakukan dengan cara bersandiwara. Menjadi wakil presiden itu harus sungguh-sungguh menampilkan pribadi secara utuh. Jujur. Berintegritas. Memiliki empati dan etika pribadi/sosial.
Untuk menjadi wakil presiden itu harus menampilkan pemikiran yang intelektual yang bekerja berdasarkan data valid, bukan plintiran data. Tidak boleh memfitnah. Tidak boleh berpura-pura dizolimi lawan. Tidak boleh menyogok pihak lain untuk meraih dukungan.
Selain itu tidak boleh berbohong atau menyebarkan kebohongan misalnya mengatakan bahwa kini tempe hanya berukuran setipis ATM, uang seratus ribu rupiah hanya cukup untuk membeli bawang dan cabe, serta harga nasi ayam di Jakarta lebih mahal daripada di Singapura. Bila membangun infrastruktur jalan Tol Cipali harus berhutang, ya katakan berhutang dengan konsorsium bank karena tidak mungkin menyediakan dana sendiri yang banyak.
Ibu Mien Uno tentu percaya bahwa Sandi tidak pernah melakukan semua contoh kebohongan itu. Karena ibu tahu betul bahwa Sandi anak baik dan jujur sesuai dengan didikan ibu. Sandi tidak berubah, baik saat bersama ibu di rumah maupun saat dia menjadi bagian dari dinamika politik terkini negeri ini.
Atas keyakinan tersebut, sebaiknya ibu Mien Uno melaporkan ke Komisi Perlindung Anak Indonesia (KPAI) terkait perkataan netizen "Sadiwara Uno" terhadap anak Ibu. Di KPAI nanti Sandi bisa mendapatkan hak perlindungan sebagai anak ibu selama dia menjadi cawapres.
Sekedar mengingatkan bahawa KPAI adalah organisasi yang memantau, memajukan, dan melindungi hak anak, serta mencegah berbagai kemungkinan pelanggaran hak anak yang dilakukan oleh Negara, perorangan, atau lembaga. KPAI merupakan lembaga yang mengutamakan kepentingan anak, melakukan usaha-usaha perlindungan anak, dan advokasi terhadap hak-hak anak Indonesia. Hal tersebut sebagai bentuk perlindungan anak dari segala tindak kekerasan, penelantaran, perlakuan salah, diskriminasi dan ekspoitasi.
Ibu Mien Uno bisa datang ke KPAI bersama dengan Sandi selama jam kerja untuk mendapatkan advokasi dan tindak lanjut yang sesuai dengan kapasitas kerja KPAI. Seperti kata pepatah ; "Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus", mengingat bahwa pada bulan depan tanggal 17 Maret 2019 Sandi akan mengikuti debat Pilpres tentang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.
Kemungkinan, menjelang dan usai debat pilpres ketiga tersebut, para netizen akan semakin masif membully Sandi. Bisa jadi akan dimunculkan lagi istilah Sandiwara Uno, atau julukan lain sehingga membuat ibu Mien Uno dan Sandi tidak nyaman.
Untuk datang ke kantor KPAI, sebaiknya secara rombongan dengan menyertakan sebanyak mungkin pengikut atau pendukung Sandi. Dengan demikian, dan secara moril Sandi akan merasa lebih bersemangat dalam kebersamaan dan tidak merasa sendirian.
Semoga semuanya berjalan lancar dan Sandi bisa sukses menjalani kampanye Pilpres 2019 sampai selesai.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews