Prabowo adalah bapak kita ini. Dia seorang pemimpin partai besar dan calon presiden. Di Indonesia, orang (laki-laki) yang jadi pemimpin bisa disebut bapak kita.
Prabowo, bapak kita ini bukan orang sembarangan. Dia mantan tentara berpangkat jenderal. Konon dikenal pemberani, punya pengalaman bertempur di medan perang. Bukan perang dunia maya, melainkan perang dunia nyata pakai senjata sungguhan.
Kini Prabowo bapak kita sedang dalam masa kampanye untuk mendapatkan kursi presiden. Bapak kita ini menggunakan strategi perang. Namun tidak lagi berperang pakai senjata bedil dan bom melainkan pakai pernyataan bombastis. Senjata terbarunya adalah selang.
Luar biasa hebatnya strategi perang bapak kita ini. Dia bisa menciptakan kehebohan di negeri ini hanya dengan benda-benda sederhana seperti kardus, plastik, dan tampang untuk dijadikan senjata. Senjata terbaru bapak kita ini adalah "Selang". Senjata ini sangat bombastis, bikin heboh seantero negeri Indonesia yang gemah ripah loh jinawi.
Dia katakan begini ; "Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal dan seharusnya hal itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dan tentunya dipakai satu orang satu kali. Saya dengar ada yang melaporkan kepada saya di RSCM hari ini dipakai 40 orang."
Senjata Selang Prabowo itu lalu tak berfungsi karena mendapat bantahan pihak RSCM lewat Direktur Medik dan Keperawatan RSCM Sumariyono. RSCM menerapkan dua jenis penggunaan alat kesehatan, yakni sekali pakai (single use) dan pemakaian berulang (reuse). Untuk selang cuci darah, sejak 2012 RSCM sudah menggunakan single use, satu kali untuk satu pasien.
Selain itu, senjata Selang Prabowo tak berfungsi juga karena bapak kita ini "hanya berdasarkan laporan seseorang". Ini "dipertegas" oleh bapak kita yang lain yakni Fadli Zon yang merupakan teman Prabowo, bapak kita ini. Dia katakan Prabowo "hanya meneruskan laporan warga yang mungkin mereka bisa saja kurang tepat informasi atau masukan dari mana" (sumber).
Bapak kita ini mungkin tidak pernah datang atau berobat ke RSCM karena RSCM merupakan rumah sakit relatif murah untuk rakyat banyak. Sementara bapak kita ini orang kaya, umumnya berobat ke rumah sakit swasta yang mahal, bahkan ke luar negeri.
Akhirnya, senjata Selang Prabowo tidak berfungsi dan menjadi blunder baginya. Bisa dianalogkan "Bapak kita ini terlilit selangnya sendiri".
Strategi perangnya dimentahkan karena kurangnya pemahaman pada senjatanya sendiri. Kalau saja bapak kita ini mengecek langsung "laporan seseorang" ke RSCM, atau dia sendiri berobat ke RSCM sambil "tengok-tengok" selang, bisa jadi senjata selangnya bisa lebih berfungsi dengan modifikasi yang lebih canggih.
Demikianlah kisah "Selang Prabowo" yang tidak berfungsi. Kita bisa belajar banyak dari peristiwa tersebut, yakni tidak begitu saja mengeluarkan senjata hanya dari laporan seseorang yang belum tentu kebenarannya.
Kita harus ingat kata pepatah bijak jaman baheula "senjata bisa untuk menyerang orang lain, tapi juga bisa membunuh diri sendiri". Untuk itu, kita memang harus hati-hati, mesti check and recheck, tidak grusu-grusu--apalagi dilakukan berulangkali---baik sebagai pemimpin kelompok, maupun pemimpin diri sendiri.
Kalau keseringan begitu, kepercayaan orang akan luntur kepada kita. Teman-teman dekat pun jadi repot membela karena tersipu malu disorot orang banyak. Kalau aku sih rapopo.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews