Guru Besar Universitas Pancasila Prof Sri Widyastuti menyatakan bantuan berupa pelatihan ketrampilan yang diberikan melalui program kartu prakerja berpotensi menciptakan pekerjaan dan bisnis baru.
"Kita lihat ketika pandemi apapun yang dijual secara online pasti laku, nah disana tentu ada ketrampilan yang diberikan kepada masyarakat yang terdampak PHK, Masyarakat memiliki daya nalar dan kreativitas, ketika dikasih bantuan berupa pelatihan, ide, kreativitas dan gagasan itu bisa muncul" jelas Prof Sri.
Menurut Sri justru itulah yang diharapkan bahwa program bantuan pemerintah mampu menghasilkan kewirausahaan baru.
"Jadi masyarakat yang mampu meningkatkan daya kreativitas dan inovasinya justru berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan" Terang Prof. Sri.
Menurut Profesor Sri semua dimulai dari kecil, selangkah demi selangkah untuk mengembangkan bisnisnya nanti akan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
"Bantuan tunai sebulan, dua bulan bisa habis, tapi kreativitas inovasi untuk mengembangkan gagasan ketika step by step dia lakukan dan raih kepercayaan dengan produk barunya dapat terus berkembang, sederhananya, membeli antar teman, kemudian tetangga dan yang lebih luas lagi, apalagi sekarang ada marketplace" tutup Prof.Sri.
Sri menambahkan, program bantuan pokok non tunai lainnya yang diberikan pemerintah, salah satunya adalah kartu keluarga sejahtera. Program bantuan ini juga memberikan pelatihan dan ketrampilan kepada masyarakat untuk membeli kebutuhan pokoknya melalui elektronik warung atau E warung, melalui ini masyarakat bisa mencatat kebutuhan utamanya yang akan dibeli menggunakan E-Warung.
"Realisasinya ketika masyarakat tidak menggunakan haknya melalui pembelian di market place di e-warung tadi, nah maka dananya akan terakumulasi, sehingga dapat dimanfaatkan ketika dia terdampak berikutnya" tutup Prof.Sri Widyastuti.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews