Melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk menciptakan persepsi bahwa secara kesehatan Kita berhasil atasi Covid. Di saat bersamaan, dampak ekonomi Kita bisa bendung.
Sekali lagi, Anies Baswedan menunjukkan 'kesaktiannya" Empat menteri, empat walikota dan dua gubernur, dia libas habis.
Dia tetap jalankan program PSBB yang ketat meski tidak seketat PSBB awal. Anies cuma menyisakan 25 persen pegawai yang boleh masuk kerja. Sekedar untuk menyelamatkan muka empat menteri tadi.
Pak Jokowi sempat bergeming dengan keputusan Anies dengan mengatakan pertimbangan pemberlakuan PSBB harus juga mempertimbangkan dampak ekonominya.
Aneh pernyataan pak Presiden. Padahal dasar Anies berlakukan kebijakan injak rem adalah untuk mewujudkan keinginan beliau bahwa kesehatan atau pengendalian Covid 19 adalah kunci pemulihan ekonomi.
Keraguan Presiden itu langsung dipatahkan oleh langkah Anies yang jalan terus dengan niatannya. Dengan lantang dia bilang ekonomi bisa dipulihkan namun nyawa yang sudah tercabut tidak bisa dikembalikan. Pernyataan ini menampar wajah empat menteri dan Ridwan Kamil yang mencoba menjegal langkah Anies. Mereka pakai alasan Rp300 trilyun amblas di pasar saham gara-gara pernyataan Anies.
Baca Juga: Anies Baswedan, Demokrasi dan Pajak
Memang negara dirugikan dengan anjloknya pasar saham? 300 trilyun itu balik kok dalam waktu singkat. Reaksi pasar kan emang gitu. Isu apapun bisa dipakai untuk naik turunnya indeks. Dan di tengah anjloknya saham, ada ribuan investor yang beli saham saat harga murah.
Yang menyalahkan Anies soal anjloknya harga saham, dengan demikian, adalah orang-orang yang bodoh atau mencoba membodohi orang supaya PSBB ketat batal dilaksanakan. Mereka lupa bahwa Anies punya banyak kartu hidup yang bisa melibas siapapun yang mencoba menghalangi langkahnya.
Dialah bersama Gubernur Sumatra Barat yang melakukan test dan tracking masif hingga sesuai dengan standard WHO. Bahkan untuk Jakarta, empat kali di atas WHO.
Bandingkan dengan wilayah sekitarnya, Jawa Barat dan Banten. Sudah berapa banyak test yang dilakukan? Atau Jawa Tengah. Mungkinkah wabah Covid 19 bisa ditangani dengan mesam mesemnya sang Gubernur? Atau Jawa Timur yang kini menjadi "killing field " Covid karena kematian disana yang tertinggi di Indonesia. Kenapa gubernur lainnya tidak melakukan test dan tracking masif seperti Anies? Kenapa keinginan Presiden agar langkah Anies ditiru oleh daerah lain dianggap angin lalu?
Berkat Anies, Pemerintah pusat bisa lincah main angka dan kata. 46 persen angka infeksi nasional disumbang oleh Jakarta. Sehingga para petinggi -termasuk Presiden- bisa komentar menyejukkan. Bahwa sekarang angka kesembuhan sudah di atas standard WHO.
Namun pernyataan keberhasilan itu dianggap semu oleh dunia international. Kita merengek-rengek agar negara lain mau digandeng lewat travel ccrrdior meski untuk pebisnis, tapi tidak atau belum ditanggapi oleh negara-negara lain.
Malahan kita dlockdown oleh setidaknya 59 negara, ternasuk negara Jiran Singapura dan Malaysia.
Artinya apa? Indonesia dipandang sebagai epicenter Covid 19 di kawasan. Karena itu, sudah pasti kok Kita masuk resesi di tahun 2020 karena pertumbuhan di Q3 bakalan minus lagi.
Jadi apapun persepsi yang dibangun pemerintah pusat untuk menyakinkan investor dan dunia international bahwa wabah Covid 19 sudah dikendalikan, sama sekali tidak manjur.
Jadi sekarang yang hanya bisa dilakukan adalah bertahan.
Baca Juga: Bagaimana Jika PSBB Total Anies Baswedan Tidak Dipatuhi Publik?
Melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk menciptakan persepsi bahwa secara kesehatan Kita berhasil atasi Covid. Di saat bersamaan, dampak ekonomi Kita bisa bendung.
Belanja Pemerintah dan program jaring pengaman sosial ditebar dan disebar ternasuk potensi korupsi besar besaran di balik ribuan trilyun yang sudah dan akan digelontorkan Hingga pelacur jalanan pun bisa dapat bantuan asalkan bisa dapat kartu prakerja.
Peran Anies menentukan di sini. Dia satu-satunya pemmpin yang tampil menyeimbangkan kebijakan yang terlalu nengedepankan sektor ekonomi.
Dia satu-satunya pemimpin yang ingin sektor kesehatan juga diperhatikan.
Karena itu, dia jalan terus dan akan jalan terus lengkap dengan segala ke"ndablegan"nya.
Sambil bilang:
We don't know what we don't know
But we are not willing to be trapped
or caught somewhere in time
In the land of nowhere..
Itulah Anies..
Presiden pun dibuat tak berdaya olehnya.
Karena jurus saktinya itu..
Dan kamu .. Iya kamu...
Yang doyan bully dia..
Tapi pamer photo bertagak di cafe atau rapat dengan kawan tanpa pake masker
Pasti nyesek bin dongkol diperlakukan Anies sebagai pecundang.
***
.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews