Serasa Sudah Jadi Pahlawan dengan Ikut Demo

Seakan tanpa dosa mereka melempar dengan batu, merusak fasilitas umum. Memancing-mancing agar aparat terbawa emosi.

Selasa, 1 Oktober 2019 | 13:18 WIB
0
265
Serasa Sudah Jadi Pahlawan dengan Ikut Demo
Demo mahasiswa (Foto: Tirto.id)

Saya nangis waktu Solo luluh lantak, toko-toko dan pusat perbelanjaan dibakar, mobil-mobil yang parkir digulingkan di pinggir jalan, 1998. Beberapa toko itu milik keluarga kawan-kawan saya sendiri.

Kini gelombang aksi terjadi lagi Aktivis dan SJW mengglorifikasi sedemikian rupa melalui medsos. Siapa yang nggak senang diajak demo. Merasa menjadi pahlawan daripada pusing mikir materi kuliah/pelajaran yang membosankan.

Saya benar-benar khawatir. Melihat cara mereka menantang-nantang aparat, saya sudah memperkirakan eskalasinya akan meningkat. Sendirian, mereka gak akan berani macam-macam. Tapi bersama-sama, membuat keberanian mereka berlipat.

Seakan tanpa dosa mereka melempar dengan batu, merusak fasilitas umum. Memancing-mancing agar aparat terbawa emosi.

"Nggak apa-apa cuma melempar-lempar dikit," kata seorang teman.

Mbahmu kiper! Di arena demo yang chaos apapun bisa terjadi. Kehancuran bisa timbul dari yang kecil itu. Polisi yang meninggal terbakar karena dilempar bensin sama mahasiswa, itu awalnya juga cuma aksi bakar ban.

Aktivis-aktivis sudah berhenti mendorong demo. Tapi mahasiswa dan pelajar itu belum mau berhenti. Dan saya cuma Gen Y yang disuruh minggir karena mereka ingin diberi kesempatan menorehkan sejarah.

Baiklah.

***