Mestinya kalau menghargai aparat yang bertugas sesuai dengan tanggung jawabnya, biar saja diproses dulu, hargai proses penegakan hukum, tidak perlu mentang-mentang.
Orang Indonesia ini aneh, kalau mau menegakkan hukum itu masih lihat-lihat dulu kepentingan, terutama masyarakat dan para elitnya. Teriak hukum harus ditegakkan, giliran penegakan hukum menyangkut kepentingannya hukum dibilang Tebang pilih.
Masih kurang menghargai proses penegakan hukum, kalau tersangkut kasus hukum mau diperiksa saja susah, dipanggil untuk diperiksa mangkir, bahkan ada yang menghindar sampai keluar negeri gak pulang-pulang, seperti bang Toyib. Bagaimana hukum bisa ditegakkan, kalau penegakan hukum sendiri tidak dihargai.
Contoh lainnya, para pelaku kerusuhan yang sudah jelas-jelas tindakannya merugikan banyak orang, eh tiba-tiba ada yang merasa iba dengan anak-anak pelaku kerusuhan, tidak dilihat lagi apa yang sudah dilakukan, malah belas kasihan yang dikedepankan, sehingga anak-anak tersebut minta dilepaskan.
Baca Juga: Kisah Syarwan Hamid dan Dua Jenderal Purnawirawan Lainnya
Emang kenapa? Apa Karena anak-anak tersebut melakukan kerusuhan atas kepentingan pihak tertentu, sehingga patut dikasihani. Coba kalau anak-anak tersebut merugikan pihaknya, pasti mereka disuruh dihukum berat. Begitukah hukum harus ditegakkan?
Terus ada lagi kasus Makar yang menjerat Purnawirawan, begitu juga pembelaannya, mentang-mentang teman satu korp tidak boleh dipersalahkan, tidak boleh dihukum. Mestinya kalau menghargai aparat yang bertugas sesuai dengan tanggung jawabnya, biar saja diproses dulu, hargai proses penegakan hukum, tidak perlu mentang-mentang.
Memangnya purnawirawan TNI itu malaikat yang tidak mungkin melakukan kesalahan.? Argumentasinya saja mencla-mencle, yang gak mungkinlah menyelundupkan senjata untuk kepentingan museum, kalau memang untuk kepentingan museum lewat jalur yang benar aja, ngapain juga ngumpet-ngumpet.
Menhan juga tidak perlu mencari panggung sendiri, hargai saja pihak-pihak yang memang bertanggung jawab terhadap penegakan hukum. Semua punya tanggung jawab profesi, kalaupun ada yang kurang berkenan, tidak perlu berteriak didepan media, sebagai aparatur Pemerintah terkesan tidak solid.
Hukum kalau mau ditegakkan ya harus ditegakkan, tidak perduli terhadap siapapun. Tidak bisa kalau harus pandang bulu dan tergantung situasi, karena aparat penegak hukumnya juga serba Salah. Satu sisi mau menegakkan hukum, disisi lain harus bertenggang rasa terhadap pihak tertentu.
Artinya kita tidak konsisten terhadap penegakan hukum, karena kita masih melihat berbagai kepentingan dalam proses penegakan hukum. Seakan-akan hukum ada pengecualian terhadap puhakt tertentu. Kalau seperti itu caranya hukum ditegakkan, maka preseden buruk terhadap penegakan hukum.
Kalau kubu oposisi yang banyak dibui, dianggap Pemerintah menzolimi pihak oposisi, padahal seharusnya hargai saja dulu proses penegakan hukum, kalau senadainya terbukti penegakan hukum tidak benar barulah dipersoalkan, jangan ketika proses penegakan hukum berlangsung sudah dipersepsikan dengan negatif.
Aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya bukanlah tanpa ada dasarnya. Kalau ada asap pastilah ada apinya. Idealnya sih memang seorang Nasionalis dan patriot sejati tidak akan melakukan penghianatan terhadap negaranya.
Baca Juga: Menelisik Bisnis Galang Massa Ala Kivlan Zen
Persoalannya setiap orang tidaklah semuanya bijaksana, banyak faktor yang membuat seseorang bisa berubah. Yang terbaik bagi semua lapisan masyarakat saat ini adalah menghargai proses hukum yang sedang dilakukan, menahan diri untuk tidak melakukan tindakkan yang mengarah pada perpecahan.
Ada dua kubu purnawirawan, satu pendukung kubu oposisi, satunya lagi di kubu Pemerintah. Mestinya masing-masing tahu menempatkan diri didalam negara, tidak perlu masing-masing pamer kekuatan, begitulah sejatinya seorang patriot dan juga Nasionalis sejati. Bisa melihat secara jernih setiap persoalan yang terjadi.
Masyarakat menjadi cemas kalau para purnawirawan TNI mau unjuk kekuatan masing-masing, rakyat sudah capek lihat hal-hal yang seperti itu, memikirkan kepentingan dan kebutuhan hidup saja sudah pusing, jangan lagi dibikin pusing oleh kepentingan para purnawirawan TNI.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews