Menggala - Terkait klarifikasi dari oknum wartawan pihak SPBU beri sanggahan, dan mengatakan keterangan mereka hoax, keterangan dari pihak SPBU Menggala, Dimas mengatakan kelima oknum tersebut datang untuk mengisi bahan bakar minyak dalam keadaan mabok miras, setelah bensin diisi mereka enggan membayar, Sampai memicu keributan.
Bahakan kelima oknum tersebut sempat mengaku sebagai anggota Polri namun saat di minta identitas mereka tidak dapat menunjukkan identitasnya, karena bingung akhirnya mereka mengaku sebagai Media dan anggota LSM. Ujar Dimas saat di konfirmasi by Von pada Minggu (24/11/2024).
Dimas juga mengatakan, kelima oknum tersebut sempat melakukan pengancaman, karena merasa takut akhirnya Sapran dan rekannya menelpon keamanan setempat meminta bantuan dengan ketakutan.
Saat keamanan setempat datang ke lokasi SPBU mereka sudah pindah ke Rumah Makan yang tidak jauh dari lokasi SPBU tersebut, dan di sanalah terjadi baku hantam antara salah satu oknum dan keamanan SPBU tersebut.
Ketika ingin dibawa ke Polsek terdekat kelima oknum wartawan tersebut memohon dan meminta agar tidak dibawa ke Polsek dan mengajukan damai, dan mereka sudah berjanji tidak akan membuat keributan lagi bahkan tidak akan memperpanjang masalah ini.
Dimas mengatakan bahwa keterangan yang diberikan oleh oknum yang bernama Rudy tidak semua benar, Bahkan banyak yang hoax dan tidak sesuai dengan fakta.
"Pernyataan mereka itu gak benar, kami ada banyak saksi, yang benar itu mereka datang ke SPBU ngisi bensin dalam keadaan mabok dan mereka tidak mau bayar, bahkan ada yang mengaku mereka dari anggota Polri, akhirnya kami minta bantuan kepada keamanan setempat," terangnya.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews