Debat Pilpres Soal Sumber Daya Alam, Prabowo bakal Digilas Jokowi

Sabtu, 16 Februari 2019 | 22:29 WIB
0
239
Debat Pilpres Soal Sumber Daya Alam, Prabowo bakal Digilas Jokowi
Ilustrasi Prabowo dan Joko Widodo (Foto: Tirto.id)

"Apakah negara yang cadangan bahan bakarnya hanya bisa bertahan 20 hari, cadangan berasnya juga hanya bisa bertahan tiga minggu, saudara-saudara apakah ini negara yang kuat, negara yang bisa langgeng?," kata Prabowo Subianto saat menyampaikan "Pidato Kebangsaan" pada 14 Januari 2019.

Seperti biasanya, Prabowo menyampaikan kritik keras lewat pidatonya seolah capres nomor urut 02 tersebut benar-benar mengetahui serta menguasai persoalan cadangan bahan bakar minyak. Karena pemahamannya tersebut, Prabowo pun lantas mengungkapkan keprihatinannya atas kekuatan negara yang menurutnya rapuh alias tidak langgeng lantaran hanya bisa bertahan selama 20 hari.

Kesalahan Prabowo dalam memahami konsep cadangan bahan bakar minyak ini sebenarnya tidak perlu dituliskan lagi sebab sudah banyak media yang memberitakan pelurusan dari PT Pertamina.

Tetapi singkatnya, menurut External Communication Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita, cadangan BBM disesuaikan dengan kebutuhan konsumsinya. Menurutnya, kebutuhan masing-masing negara berbeda. Negara-negata yang memiliki 4 musim pastinya harus memiliki cadangan bahan bakar minyak yang lebih banyak tenimbang negara-negara beriklim tropis.

Selain itu Arya pun menegaskan bila dalam setiap harinya cadangan minyak terus di-refill.

"Yang dipastikan 20 hari bukan cuma 20 hari, artinya setiap hari direfill," tandas Arya sebagaimana dikutip Detik.com.

Karenanya, darai masa ke masa, sejak dulu sampai sekarang, cadangan bahan bakar minyak kita dipatok hanya untuk 20 hari. Patokan ini sudah dirancang sedemikian rupa sehingga dalam kondisi darurat pun stok BBM Indonesia masih dalam status aman.

Gampangnya, cadangan bahan bakar suatu negara itu tidak ada bedanya dengan cadangan bensin untuk sepeda motor yang dipakai sehari-hari. Pengguna sepeda motor mau tidak mau mengisi tangkinya sebelum kehabiasan bensin. Bila tidak motornya mogok di tengah jalan lantaran kehabisan bensin.

Pidato Prabowo soal cadangan bahan bakar minyak ini pantas untuk kembali diungkit. Pasalnya pada Minggu 17 Februari 2019 akan digelar debat kedua Pilpres 2019 yang mengusung tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Melihat tema yang disodorkan, Prabowo dan pasangannya, Sandiaga Uno, bisa-bisa bakal diluluhlantakkan oleh pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sama seperti Arsenal yang digilas habis Liverpool dengan skor telak 1-5.

Dalam pertandingan English Premier League pekan ke 20 yang digelar di Anflield pada 30 Desember 2018, Liverpool begitu menguasai medan dengan penguasaan bola 52 persen. Dari temanya, paslon Prabowo-Sandi seolah bermain dikandang lawan.

Bagaimana tidak, sebagai calon petahana, Jokowi sudah membuktikan keberhasilannya dalam memajukan sektor energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan juga lingkungan hidup.

Dalam soal PT Freeport Indonesia, misalnya, hanya dalam waktu 3,5 tahun, Jokowi sanggup mengakuisisi 51 persen saham perusahaan asal Amerika Serikat yang beroperasi di Papua tersebut yang sebelumnya hanya 9,23 persen. Lewat akuisisi tersebut, Indonesia dapat mengantongi rerata Rp 20 triliun per tahun.

Begitu juga dengan pengambilalihan blok-blok migas besar yang selama ini dikelola pihak asing asing, seperti Rokan yang sebelumnya dikelola

Chevron asal Amerika dan juga Blok Mahakam yang sebelumnya dikelola Total asal Perancis.

Bukan hanya itu, sebagaimana yang diberitakan sejumlah media, 36 blok migas yang sebelumnya dikuasi perusahaan asing sekarang sudah diambil alih. Lewat langkah pemerintah Jokowi ini, negara mendapatkan keuntungan sebesar Rp13,4 triliun atau sebesar US$ 89,4 juta.

Belum cukup sampai di situ, bahkan sekarang ini, demi membangun kedaulaitan di sektor energi, pemerintah mendongkrak anggaran hingga 600 kali lipat menjadu Rp 31,5 triliun.

Sangat tidak adil jika meng-head to head-kan Prabowo Vs Jokowi dalam hal pencapaian atau prestasi. Sebab, Prabowo yang belum pernah menduduki kursi pemerintahan tidak bisa membuktikannya. Tetapi, pemahaman Prabowo tentang pengelolaan BBM, khususnya cadangan BBM saja masih jauh dari "nilai 100" alias salah besar. Dengan kesalahan yang teramat fatal tersebut, bagaimana mungkin bangsa ini memercayai pengelolaan BBM kepada Prabowo.

Dengan ketidaktahuannya dalam soal cadangan BBM tersebut, Prabowo-Sandi bakal jadi sasaran bombardir duet Jokowi-Ma'ruf dalam ajang debat Pilpres 2019. Prabowo-Sandi bakal dibuat kebobolan seperti gawang Arsenal yang dijebol skuad besutan Jurgen Klopp.

 

***