Dilarang Mudik Lebaran

Membikin peraturan itu gampang. Tetapi, melaksanakan dan mengimplementasikan di lapangan itu setengah mati sulitnya.

Minggu, 28 Maret 2021 | 21:11 WIB
0
211
Dilarang Mudik Lebaran
Mudik (Foto: Kompas.com)

Tadi siang Metro TV live tentang DILARANG MUDIK LEBARAN untuk mencegah peningkatan Covid-19.

Saya setuju lebaran nanti dilarang mudik. Karena masyarakat memang harus mematuhi protokol kesehatan 5 M itu. Yakni : Memakai masker. Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Menjaga jarak 1-2 meter. Menghindari kerumunan. Mengurangi mobilitas.

Apabila mudik lebaran tidak dilarang, maka, artinya Pemerintah membiarkan terjadinya pelanggaran terhadap protokol kesehatan tersebut. Pemerintah pun menjadi tidak konsisten!

Bila mudik tak dilarang berarti 5 M telah akan dilanggar. Karena mobilitas tinggi, tak bisa dicegah. Jaga jarak juga tak bisa dipatuhi.

Lalu siapa yang berani jamin selewat Lebaran angka positif Covid-19 tidak akan meningkat tajam?

Bukankah hari-hari libur sebelumnya telah mengajarkan kepada kita bahwa mobilitas, kerumunan, akan meningkatkan jumlah covid-19?

Sadarkah kita, ketika Pemerintah pusat berkali-kali menghimbau untuk patuhi protokol kesehatan, tetapi, apa yg terjadi di banyak tempat? Kerumunan terjadi, orang-orang tanpa masker berlalu-lalang. Semua ketidakpatuhan itu terjadi di depan hidung para pak RT, pak RW, pak Lurah, Pak Camat, dan pak Kapolsek. Seolah perangkat desa itu tidak berkutik. Seolah ada pembiaran, bukan?

Terus? Mubazir dong, Gugus Tugas dan Menteri Kesehatan teriak-teriak : PATUHI PROTOKOL KESEHATAN!

Dan, pemerintah pun sudah menggelontorkan ratusan triliun rupiah.

Nah, nanti saat liburan panjang Lebaran, apakah larangan mudik sudah diantisipasi?? Apakah di setiap pintu keluar dan masuk tiap daerah sudah dibangun pos-pos penjagaan yang ketat??

Jangan kayak sebelumnya. Melarang keluar kota. Tetapi, banyak motor-mobil keluar dari Jakarta menuju luar kota di waktu tengah malam hingga subuh. Tidak ada yang mencegah.

Membikin peraturan itu gampang. Tetapi, melaksanakan dan mengimplementasikan di lapangan itu setengah mati sulitnya. Apalagi SDM di lapangan tidak memadai kuantitas maupun kualitasnya.

***