Membikin peraturan itu gampang. Tetapi, melaksanakan dan mengimplementasikan di lapangan itu setengah mati sulitnya.
Tadi siang Metro TV live tentang DILARANG MUDIK LEBARAN untuk mencegah peningkatan Covid-19.
Saya setuju lebaran nanti dilarang mudik. Karena masyarakat memang harus mematuhi protokol kesehatan 5 M itu. Yakni : Memakai masker. Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Menjaga jarak 1-2 meter. Menghindari kerumunan. Mengurangi mobilitas.
Apabila mudik lebaran tidak dilarang, maka, artinya Pemerintah membiarkan terjadinya pelanggaran terhadap protokol kesehatan tersebut. Pemerintah pun menjadi tidak konsisten!
Bila mudik tak dilarang berarti 5 M telah akan dilanggar. Karena mobilitas tinggi, tak bisa dicegah. Jaga jarak juga tak bisa dipatuhi.
Lalu siapa yang berani jamin selewat Lebaran angka positif Covid-19 tidak akan meningkat tajam?
Bukankah hari-hari libur sebelumnya telah mengajarkan kepada kita bahwa mobilitas, kerumunan, akan meningkatkan jumlah covid-19?
Sadarkah kita, ketika Pemerintah pusat berkali-kali menghimbau untuk patuhi protokol kesehatan, tetapi, apa yg terjadi di banyak tempat? Kerumunan terjadi, orang-orang tanpa masker berlalu-lalang. Semua ketidakpatuhan itu terjadi di depan hidung para pak RT, pak RW, pak Lurah, Pak Camat, dan pak Kapolsek. Seolah perangkat desa itu tidak berkutik. Seolah ada pembiaran, bukan?
Terus? Mubazir dong, Gugus Tugas dan Menteri Kesehatan teriak-teriak : PATUHI PROTOKOL KESEHATAN!
Dan, pemerintah pun sudah menggelontorkan ratusan triliun rupiah.
Nah, nanti saat liburan panjang Lebaran, apakah larangan mudik sudah diantisipasi?? Apakah di setiap pintu keluar dan masuk tiap daerah sudah dibangun pos-pos penjagaan yang ketat??
Jangan kayak sebelumnya. Melarang keluar kota. Tetapi, banyak motor-mobil keluar dari Jakarta menuju luar kota di waktu tengah malam hingga subuh. Tidak ada yang mencegah.
Membikin peraturan itu gampang. Tetapi, melaksanakan dan mengimplementasikan di lapangan itu setengah mati sulitnya. Apalagi SDM di lapangan tidak memadai kuantitas maupun kualitasnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews