Karena ada duit yang berputar yang jadi pelumas mesin ekonomi kita agar gak kolaps. Pelumas itu konsumsi domestik kata orang yang pinter ekonomi.
Ane heran kenapa orang bully Anies soal paket bantuan tanpa mencari data lebih lanjut.
Langsung ngegas gitu .. Katanya Rp600 ribu kok ini 149 ribuan. Ditilep ya..
Ane udah dan bakal terus ngakak liat kepandiran mereka membully Anies. Yang pasti berakhir mukanya bengeb ditabok data Anies
Ane udah punya itung2annya tinggal nunggu mereka yang tanpa data membully Anies diam seribu bahasa sambil hatinya dongkol.
Sambil ngaku : Pinter amat ya Anies. Guanya aja yang bego.
Nah sambil menunggu moment lucu itu, Ane ingatkan lagi dan sekali lagi.. kalau mau bully Anies harus pinter.
Karena dia ini pinter, licin dan bekerja serta membangun opini lewat jaringan yang tidak bisa kita lacak. Dia itu bergerak dinamis dan tidak baperan menanggapi bullyan anda yang tidak bermutu itu.
Gak kayak elo..
Buktinya, ketika ente ente pada bidas diia soal PSBB yang melarang ojol bawa penumpang. Lha kok ndilalah pak Luhut bolehin. Meskipun absurd dan bertentangan dengan PSBB.
Coba berani kritik Pak Luhut setajam kalian bully Anies. Mau di Didu kan lu lu pade..
Gak berani kan..
Yang jelas, peraturan Kemenhub itu mengkoreksi PSBB dari Kemenkes. Yang dibuat terburu buru hingga melupakan aspek dampak ekonomi yang gila-gilaan.
Siapa sih yang boncengan motor?
Orang miskin yang hidupnya susah. Yang makin susah gara gara Covid. Gimana SPG,OB atau cleaning service yang gak punya motor pergi kerja. TJ dan Commuter dibatasi. Disuruh jalan kaki? Kalo dibegal gimana?
Jadi harus ada cara untuk melindungi kantong mereka. Sekaligus juga kesehatan mereka.
Negara gak sanggup ngempanin mereka mas and mbak bro. Ojol di Jabodetabek jumlahnya lebih dari sejuta loh. SPG, OB, cleaning service dan pekerja kasar lainnya yang masih bekerja jumlah bisa lebih dari dua juta. Jumlahnya makin banyak kalo ditambah sama keluarganya.
Itu sebabnya, dibuat pengecualian, bagi pengemudi maupun penumpang wajib pake masker dan sarung tangan. Dan motor harus disinfectant waktu mau dipake dan abis dipake.
Nah ini yang harus dikritisi.
Gimana cara monitor disinfectant itu. Mau turunin petugas ngecek satu demi satu? Trus siapa yang lakuin disinfektan? Yang punya motor atau siapa? Dah giitu , disinfektan itu jenisnya apa? campuran bayclin atau apa?
Ini yang gak diatur dalam aturan Kemenhub. Jad kayaknya disinfectant itu gak bakalan jalan.
Jadi lu mau ketularan atau gak pada akhirnya tergantung sama penumpang motor. Sama diri lo sendiri.
Kalau takut ketular ya jangan pesen ojol. Atau jangan boncengan sama bapak ato emak elo.
Itu pertimbangan kenapa sekarang ojol, opang dan pemilik motor boleh boncengan lagi.
Yang belakangan bisa jadi udah terjadi skenario kayak gini :
Bisa jadi Anies yang punya ide boleh boncengan tapi harus disetujui pak Luhut dan Pak Jokowi dengan menyajikan data kerusakan ekonomi lebih lanjut jika boncengan dilarang. Negara harus keluar sekian trilyun lagi . Tapi karena waktunya mepet, aturan boncengan itu harus selaras dengan aturan Kemenkes waktu Anies umumin PSBB.
Atau
Anies sebenarnya jubir Pak Luhut atau pemerintah yang mandang ada yang terlewat dalam Kemenkes jadi harus diubah suai.
Dan yang ubah suai itu cuma Anies yang bisa karena aturan PSBB itu dia yang punya wewenang. Jadi dia didorong maju ke depan buat ngomong soal ojol.
Kebetulan juga dia orangnya ndablek hingga kupingnya gak pernah merah setiap dibully netizen. Malahan dia lecehin kalian semua dengan sikap diamnya.
Jadi dia ngomong soal boncengan duluan. Pak Luhut yang ngerapihin. Pak Jokowi yang kasih jempol sekaligus lega kantong negara gak dirogoh lebih dalem lagi.
Kenapa pak Jokowi bisa jadi lega?
Karena ada duit yang berputar yang jadi pelumas mesin ekonomi kita agar gak kolaps. Pelumas itu konsumsi domestik kata orang yang pinter ekonomi.
Dan abis itu seperti biasa Anies diem aja tuh pas Pak Luhut bolehin motor bisa boncengan lagi.
Karena tugas dia dah kelar mas bro dan mbak bro..
Baca Juga: Penantang Anies di Balaikota
Karena dia mungkin ketawa diam diam dengan ekspresi yang super ngehek menyaksikan kepandiran kalian.
Sambil mungkin dia bilang gini :
Elu dulu bully gua soal balapan Tamia di Monas. Suruh pemerintah pusat batalin acara itu.
Eh kamarentah setuju.
Dan sekarang gua yang batalin.
Yang bisa gua laksanain lagi kalo Covid dah kelar. Dan pada waktu itu gua dapet nama karena aturan PSBB di copy paste sama daerah laen.
Nah kalo Anies ngomong itu ke elo elo pada.. apa gak meledak dada lu karena sebel..
Jadi sambil elo sebel, coba corat coret dikit kenapa bantuan cuma 149 rebuan..
Dah ketemu blom..
Kalo belum ketemu cari terus
Mumpung lu lagi nganggur di rumah..
Biar gak gabut dan ngoceh di medsos pake data dobol...
PSBB jangan sampe buat nalar kalian kena lokdon.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews