Inilah yang akan menarik di DKI ke depan. Banyak teman bilang, bakal ada matahari kembar di Jakarta. Dan saya rasa Riza memang disiapkan untuk itu.
Anies Baswedan kini punya pemdamping. Ahmad Riza Patria terpilih dengan 81 suara anggota DPRD Jakarta mengalahkan Nurmansyah Lubis dari PKS.
Jika informasi yang dulu disampaikan PKS menjelang Pilpres benar, bahwa kompensasi buat PKS mendukung Prabowo adalah posisi Wagub. Terpilihnya Riza menandakan bahwa PKS memang ditinggal. Gak lagi diitung sebagai variabel penting dalam peta.
Ngototnya PKS tetap memajukan kadernya juga menandakan, tidak bertemu kesepakatan dalam soal pemilihan Wagub ini. Mungkin karena Prabowo juga gerah dengan PKS di Pilpres yang lalu.
Prabowo misalnya, terjebak memainkan gelombang politisasi agama ala PKS. Akibatnya, justru dampak elektoral tidak banyak dinikmati Gerindra sebagai partai nasionalis. PKS lebih menikmatinya. Terbukti dengan kenaikan suaranya yang lumayan dalam Pileg.
Sebagai politisi Gerindra Riza berpengalaman dua kali duduk sebagai anggota DPR. Kayaknya dia akan berperan untuk mengerem ambisi Anies maju di Pilpres.
Begini. Dalam survei-survei, nama Anies, Prabowo dan Sandiaga Uno sama-masa masuk dalam radar. Di seberangnya ada Gubernur Jateng Ganjar Pranolo yang juga mulai moncer diikuti Ridwan Kamil dan Erick Tohir.
Anies, Prabowo, dan Sandiaga kita tahu, mengambil segmen yang sama. Pemilihnya sejenis. Jadi Anies sesungguhnya adalah kompetitor Prabowo di Pilpres yang akan datang. Gayanya yang terus konfrontatif pada Jokowi sesungguhnya untuk merebut suara Prabowo.
Prabowo juga bukan politisinkemarin sore. Ia membaca langkah norak kayak gitu. Makanya Gerindra beraksi. Gak mau dikadalin PKS dan Anies lagi.
Artinya jika pada Pilpres mendatang Prabowo masih punya peluang maju, dia tidak mau lagi terkena kejadian seperti Pilpres periode lalu.
Dulu Gerindra juga mendukung Jokowi naik jadi Gubernur DKI. Toh, ujungnya, malah Jokowi yang mengalahkan Prabowo di Pilpres.
Nah, belajar dari pengalaman itu, Prabowo dan Gerindra memang harus mengusahakan Anies tidak jadi duri di dalam daging. Makanya Gerindra lebih suka menaikkan Wagub dari partainya ketimbang ikut permintaan PKS.
Dan Riza, sebagai orang dalam Pemda DKI nantinya tidak akan membiarkan semua kartu DKI dimainkan Anies. Apalagi dari segi pengalaman, jaringan birokrasi, dan kemampuan, Riza cukup lumayan. Ia pernah menjabat sebagai anggota KPU DKI Jakarta. Dengan kata lain, saya rasa, Riza juga disiapkan untuk menjadi peredam ambisi politik Anies yang kadang kelewat besar.
Inilah yang akan menarik di DKI ke depan. Banyak teman bilang, bakal ada matahari kembar di Jakarta. Dan saya rasa Riza memang disiapkan untuk itu.
"Mungkin Matahari dan Ramayana, kali mas," ujar Kumkum.
Eko Kuntadhi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews