Menjaga Kondusivitas Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden

Mari kita wujudkan situasi kondusif guna mendukung dan mengawal pelantikan kepala negara terpilih dan juga wakilnya, agar lancar tanpa ada pihak yang mengintervensi.

Selasa, 15 Oktober 2019 | 13:00 WIB
0
292
Menjaga Kondusivitas Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden
Foto: Medcom.id

Pelantikan Jokowi-Ma’ruf sebagai Presiden dan Wapres periode 2019-2024 menjadi momen krusial dan penutup rangkaian Pemilu 2019. Oleh sebab itu, seluruh elemen masyarakat diimbau untuk memberikan peranannya untuk mendukung terciptanya situasi kondusif dan ikut menyukseskan proses inaugurasi tersebut.

Dukungan terhadap pelantikan Jokowi-Ma’ruf pada 20 Oktober 2019 terus berdatangan dari berbagai pihak. Mulai dari simpatisan hingga yang sebelumnya menjadi oposisi. Tak tanggung-tanggung aparat keamanan-pun siap mendukung, mengawal serta mengamankan jalannya pelantikan yang kurang dari sepekan ini. 

hal yang mudah untuk menyatu-padukan seluruh elemen masyarakat guna memberikan dukungan terkait pelantikan. Mengingat, masih ada ditemui sejumlah pihak yang berusaha mengintervensi agenda kenegaraan ini.

Banyaknya kasus indikasi upaya pengacauan hingga penggulingan Pemerintah yang sah ramai bergulir. Oknum-oknum penyebar kerusuhan seolah tak kenal lelah mencari celah. Apa yang dicari, terpecah-belahnya persatuan dan kesatuan NKRI hingga Kekosongan Kekuasaan. Namun, selalu ada pelangi selepas badai, sedikit demi sedikit kabar dukungan datang bak air bah, tanpa mampu di bendung.

Salah satunya ialah dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Kabupaten Sidoarjo. Yang mana mengajak organisasi kepemudaan serta seluruh warga masyarakat khususnya Sidoarjo untuk bersama-sama menjaga ketertiban juga kondusivitas daerahnya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ridho Prasetyo, selaku Ketua DPD KNPI Sidoharjo. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan pelantikan yang hanya tinggal menghitung hari.

Ridho turut menambahkan, jika KNPI ini hadir di tengah masyarakat, memiliki tugas serta tanggungjawab yang besar dalam kehidupan berbangsa juga bernegara. Ia menilai, Pemuda adalah merupakan simpul kebhinekaan yang menjadi ujung tombak dalam menjaga keamanan serta kenyamanan di masyarakat, pun dengan bangsa dan negara.

Ia mengaku jika peranan pemuda mempunyai peranan yang krusial dalam mengawal proses pembangunan yang ada di masing-masing daerah, termasuk Sidoharjo. Ia menjelaskan jika pembangunan di daerah akan menjadikan masyarakatnya lebih sejahtera. Terlebih, pemerintah daerah juga menyambut baik pemuda agar turut berkontribusi demi majunya daerah tersebut.

Dukungan lain dari para mahasiswa serta aktivis Koordinator Cabang PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Mereka adalah organisasi dari Kalimantan Selatan, yang mana telah menyatakan komitmennya guna menjaga kondusifitas menjelang pelantikan, saat bertemu Kapolda Irjen Pol Yazid Fanani.

Ketua PKC PMII Kalimantan Selatan yakni Khairul Umam mengutarakan pendapat kepada sejumlah wartawan usai bertemu Kapolda di acara Monitoring Center Mapolda Kalsel. Menurutnya ,aksi yang mengupayakan penggulingan Presiden maupun penggagalan pelantikannya, dianggapnya hanya sebuah sensasi. Maka dari itu ,pihaknya tetap mengawal gerakan mahasiswa agar tidak menyimpang dari semangat idealisme serta dalam membela kepentingan masyarakat.

Ia juga mengimbau kepada rekan-rekan mahasiswa agar tetap waspasa akan "penumpang gelap” yang datang dari oknum-oknum yang sengaja menyusuli aksi unjuk rasa guna kepentingannya. Ia juga berharap kepada aparat keamanan guna menindak tegas atau memburu oknum-oknum tersebut. Komitmen beraliran positif dari mahasiswa tersebut turut diapresiasi oleh Kapolda Yazid Fanani.

Menurutnya, menjaga situasi yang aman serta kondusif memang menjadi tanggung jawab bagi seluruh elemen dan juga warga masyarakat, termasuk para mahasiswa.

Kapolda mengakui jika para mahasiswa ternyata menyadari dan turut prihatin bahwa selama ini aksi unjuk rasa yang mereka lakukan ternyata ada kelompok tertentu yang menyusup, yang mana sengaja menciptakan situasi menjadi tindak kondusif.

Maka dari itulah, para mahasiswa bertandang ke Polda guna menyatakan keprihatinan tersebut. Tentunya hal ini sangat diapresiasi dan membanggakan. Mengingat, keterbukaan serta objektivitas dari para mahasiswa ini. Ia juga mengimbau untuk saling mendukung dan saling menguatkan.

Berkenaan dengan pengawalan, Kapolda menginstruksikan kepada para anggota di lapangan hanyalah menjaga agar aksi massa tidak menimbulkan gangguan bagi masyarakat lainnya. Ia-pun memberi amanat agar tidak menggunakan senjata. Mengingat pengawalan ini mengedepankan sikap kemanusiaan serta melibatkan para polisi wanita.

Organisasi PMII mempunyai kader yang tersebar di seluruh Indonesia akan membela bangsa, menegakkan agama serta menjaga NKRI. Pihaknya juga akan membentengi kader dari virus paham intoleran serta radikalisme. Sebab, PMII memandang negara adalah sebuah kesatuan bingkai dari Bhineka Tunggal Ika dan juga mendorong Pancasila sebagai ideologi bangsa. Yang mana wajib dijaga dari perpecahan.

Mungkin begitu banyaknya dukungan yang berdatangan hingga tak mungkin disebutkan satu-persatu. Namun, intinya tetap sama, mari kita wujudkan situasi kondusif guna mendukung dan mengawal pelantikan kepala negara terpilih dan juga wakilnya, agar lancar tanpa ada pihak yang mengintervensi. Jika lainnya telah memberikan dukungan mereka, bagaimana dengan Anda?

***