Membaca Arah Pertemuan Megawati dengan Prabowo

Pertemuan ini sepertinya murni membangun kesepakatan politik, untuk melanjutkan sebuah perjanjian yang tertunda, yakni Perjanjian Batu Tulis.

Rabu, 24 Juli 2019 | 08:54 WIB
0
880
Membaca Arah Pertemuan Megawati dengan Prabowo
Foto: Kompas.com

Rencana awalnya Pertemuan Tiga Tokoh Penting Indonesia, Megawati, Prabowo dan Jokowi, yang akan dilakukan hari ini, (24/7/2019),  ternyata Jokowi urung hadir. Adapun tempat Pertemuan kemungkinan besar kalau tidak di Kediaman Megawati di Jalan Tengku Umar, Menteng Jakarta Pusat, kemungkinan juga di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat (berdasarkan pemberitaan awal).

Pertemuan ini kalau menurut penulis di luar pembicaraan soal Koalisi dan Kabinet, namun rupanya Pertemuan inipun menimbulkan reaksi dari empat partai Koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, yang juga melakukan Pertemuan di DPP Partai Nasdem.

Ada yang beranggapan karena tidak dilibatkan dalam Pertemuan Megawati, Prabowo dan Jokowi, maka keempat Partai inipun melakukan Pertemuan secara terpisah, sebagai bentuk antisipasi untuk merespon hasil pertemuan Ketiga Tokoh tersebut.

Reaksi dari Koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf menganggap Pertemuan Ketiga Tokoh tersebut, adalah bagian dari rekonsiliasi Prabowo-Jokowi, padahal kalau melihat latar belakang sejarah hubungan antara Megawati dan Prabowo, ada perjanjian yang belum tuntas, dan perlu dilanjutkan.

Jadi Pertemuan Ketiga Tokoh tersebut Sama sekali tidak ada hubungannya dengan konteks Koalisi dan Kabinet Jokowi-Ma'ruf. Pertemuan ini sepertinya murni membangun kesepakatan politik, untuk melanjutkan sebuah perjanjian yang tertunda, yakni Perjanjian Batu Tulis.

Banyak politisi yang terkecoh dengan manuver Prabowo yang merapat ke Pemerintah, Amien Rais sendiri bahkan sempat mengajukan Persyaratan rekonsiliasi dengan pembagian kekuasaan.

Apa yang ditawarkan Amien tersebut belum diamini Prabowo, artinya belum ada pernyataan Prabowo yang menyetujui Persyaratan Platform yang diajukan Amien.

Begitu juga reaksi keempat Partai koalisi Jokowi-Ma'ruf, yang terkesan membangun Koalisi di Dalam Koalisi, untuk mengantisipasi masuknya Prabowo dan gerbongnya kedalam Koalisi Jokowi-Ma'ruf, padahal Pertemuan Ketiga Tokoh tersebut menurut penulis adalah ingin membicarakan kelanjutan perjanjian Batu Tulis II.

Point penting dari perjanjian Batu Tulis II ini adalah, Megawati dan Jokowi mendukung dan memberikan peluang kepada Prabowo untuk Maju pada Pemilu Presiden 2024, artinya Megawati tidak lagi mengajukan Capres untuk Pilpres 2024, sebagai penebus Janji Batu Tulis I yang Gagal direalisasikan pada Pilpres 2014.

Baca Juga: Megawati Siapkan "Little Soekarno" sebagai Penggantinya

Ini hanya analisa penulis berdasarkan pengamatan, dan sejarah hubungan politik antara Megawati dan Prabowo, yang perlu dukungan moril Presiden Jokowi, yang sudah dua kali Mengalahkan Prabowo.

Sebagai imbalannya, Prabowo akan mendukung penuh Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf selama Lima tahun ke depan. Untuk mendukung program Pemerintah Jokowi tidak lagi mempersoalkan bisa masuk atau tidak di Kabinet, namun yang terpenting Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf bisa mengakomodir ide-ide dan masukan Prabowo sesuai dengan janji kampanyenya, demi untuk menyenangkan para pendukungnya.

Jadi Pertemuan antara Megawati, Prabowo dan Jokowi, bukanlah Pertemuan politik tentang bagi-bagi kekuasaan. Megawati dan Jokowi pastinya tidak bisa semudah itu bagi-bagi kekuasaan tanpa melibatkan Partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf. Secara etika politik Jokowi dan Megawati sangat faham akan hal itu.

Keempat Partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf juga tidak perlu merespon Pertemuan tersebut secara berlebihan, tidak ada yang perlu dikuatirkan dari Pertemuan tersebut.

Kalaupun Megawati melibatkan Jokowi dalam pertemuannya dengan Prabowo dikarenakan, Jokowi adalah bagian dari sejarah perjanjian Batu Tulis yang Gagal direalisasikan Megawati, karena terlanjur memajukan Jokowi sebagai Capres. Padahal seharusnya saat itu Megawati mendukung pencalonan Prabowo sebagai Presiden.

***