Mas Nanan sering dielu-elukan sebagai "Soekarno Kecil," karena postur tubuhnya yang tinggi dan gagah mirip kakeknya.
Pasti ada alasan Megawati Soekarno Putri meminta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempercepat penyelenggaraan Kongres V pada 8-10 Agustus 2019.
Sudah berkali-kali kabarnya Megawati menyatakan ingin mengundurkan diri, Sekretaris Badan Pendidikan dan Latihan DPP PDI Perjuangan, Eva Sundari mengatakan Kongres V dipercepat dengan alasan regenerasi.
Memang sudah saatnya regenerasi di PDI Perjuangan segera dilakukan, dan pastinya Megawati sudah mempersiapkan siapa yang akan menjadi Calon penggantinya. PDI Perjuangan sangat banyak memiliki kader pemimpin yang mumpuni.
Ada dugaan kuat, Megawati sudah menyiapkan "Little Soekarno," Prananda Prabowo, salah satu putranya untuk menggantikan kedudukannya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
Prananda yang biasa disapa dengan 'Mas Nanan,' adalah figur yang dianggap tepat sebagai pengganti Megawati, karena Mas Nanan sangat mewarisi pemikiran kakeknya, Ir.Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia.
Pengetahuannya yang luas membuatnya dipercaya sebagai konseptor pidato-pidato Megawati Soekarnoputri. Termasuk pidato pada Kongres IV PDI Perjuangan di Bali pada 2015, di mana Megawati mengutip sloka Bhagawad Gita tentang kewajiban manusia untuk terus bekerja tanpa menghitung-hitung imbalannya.
Meski memiliki pengaruh besar, Mas Nanan adalah sosok yang rendah hati dan memilih bekerja di balik layar. Para politisi dan media menjulukinya sebagai “The Man Behind the Door”, Lelaki di Balik Layar.
Masyarakat diluar PDI Perjuangan memang tidak terlalu mengenal sosok Mas Nanan, karena kebiasaannya bekerja dibelakang layar, sehingga jarang dimunculkan kehadapan Publik. Namun bagi kalangan internal PDI Perjuangan, Mas Nanan keberadaannya sangatlah dihormati sebagai ideolog muda yang sangat paham serta setia pada ajaran Bung Karno.
Menurut Ketua PDI Perjuangan Bali, yang juga Gubernur Bali, Wayan Koster, Mas Nanan adalah tokoh kunci di balik kemenangan Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan pada Pemilu Serentak April lalu, dengan kemenangan Jokowi 91,68 persen di Bali.
Perjuangan tersebut bukanlah dicapai dalam waktu yang singkat, Wayan Koster mengungkapkan bahwa sejak 2014, Mas Nanan sangat sering mengunjungi berbagai daerah di Bali. Dalam kunjungan-kunjungan itu Mas Nanan berdialog dan bertukar pikiran baik dengan para petinggi PDI Perjuangan maupun para kader di akar rumput.
Memang sudah saatnya Megawati memperkenalkan Mas Nanan ke publik, bisa jadi Mas Nanan tidak saja dipersiapkan hanya untuk menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan, tapi juga untuk prospek yang lebih tinggi, yakni menjadi Kandidat Presiden pada Pemilu 2024.
Pastinya Megawati sudah mempunyai kalkulasi politik kearah sana. Mas Nanan adalah sosok hasil gemblengan langsung Megawati, dan merupakan garis keturunan Trah Soekarno yang dianggap memang mampu melanjutkan ajaran dan pemikiran Soekarno.
Baca Juga: PDIP Mempercepat Kongres Partai, Megawati Ingin Segera Lengser?
Kini Prananda Prabowo menjabat sebagai Kepala Pusat Analisa dan Pengendali Situasi (Situation Room)dan juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ekonomi Kreatif.
Mas Nanan juga mewarisi Bakat seni Kakeknya, dia juga aktif bermain musik, dan mendirikan group band heavy metal bernama Rodinda (Romantika, Dinamika, Dialektika) yang lagu-lagunya kental dengan semangat nasionalisme, patriotisme, dan ajaran Bung Karno.
Mas Nanan sering dielu-elukan sebagai "Soekarno Kecil," karena postur tubuhnya yang tinggi dan gagah mirip kakeknya. Gayanya yang kalem dan santun dan selalu bersedia mendengarkan aspirasi para kader. Karena itu beliau tidak hanya dihormati tetapi juga disayangi oleh para kader.
Presiden Jokowi sendiri memujinya sebagai pribadi pendiam dengan kemampuan organisasi yang kuat dan detil. Persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin sudah cukup dimilikinya, dengan menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan, maka kemampuannya dalam memimpin akan semakin terasah.
Sumber : lokadewata.com
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews