Di Tangan Jokowi, Masihkah Pemindahan Ibu Kota Terus Menjadi Wacana?

Jumat, 3 Mei 2019 | 09:39 WIB
0
369
Di Tangan Jokowi, Masihkah Pemindahan Ibu Kota Terus Menjadi Wacana?
Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Ibu Kota Indonesia.(THINGKSTOCKS/afriadihikmal)/Kompas.com

Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia memang sudah diwacanakan sejak lama, bahkan sejak Presiden Sukarno masih berkuasa. Namun, upaya itu masih terus menjadi wacana, karena bisa jadi setiap Presiden yang berkuasa di negeri ini seperti sudah merasa 'mager' alias malas gerak, sehingga pemindahan Ibu Kota terus menjadi wacana.

Lantas, bagaimana wacana pemindahan Ibu Kota itu di mata Presiden Joko Widodo (Jokowi)? Sepertinya, di tangan Jokowi, upaya atau rencana pemindahan Ibu Kota itu sudah semakin maju. Seperti diketahui, untuk soal pembangunan infrastruktur saja, Jokowi tidak mau menunggu waktu lama, karena menurutnya menunggu hanya akan membuat segalanya makin mahal. Dan, sepertinya progres pemindahan Ibu Kota ini sudah bukan lagi sebagai wacana.

Setidaknya, dalam rapat terbatas pada Senin (29/04/2019) di Kantor Presiden, dari tiga alternatif yang disodorkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, Presiden Jokowi memutuskan alternatif ketiga, yaitu memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke luar Jawa. Dengan kata lain, Jokowi menilai dua alternatif lainnya bahwa Ibu Kota masih tetap di Jakarta atau di sekitaran Jakarta, bukanlah solusi yang tepat untuk menjawab mengapa ibukota harus pindah.

Oleh karena itu, saya sangat sependapat dengan apa yang dikemukakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, yang mengatakan ada banyak pertimbangan kenapa ibu kota harus dipindahkan dari Jakarta.   

"Banyak sekali, jadi itu salah satunya daya dukung Jakarta. Bukan hanya kemacetan atau banjir, enggak, tapi daya dukungnya sendiri," ungkap dia di Jakarta, Selasa (30/4/2019).

Selain itu, masih menurut Basuki,  faktor persebaran penduduk juga turut menjadi salah satu pertimbangan utama. Faktor berikutnya, yakni pemerataan pembangunan di Nusantara. Dengan berpindahnya ibu kota akan membantu pembangunan infrastruktur di wilayah lain yang kini tengah diusung pemerintah.

Soal wilayah mana yang pantas menjadi Ibu Kota pengganti Jakarta? Seperti yang disinggung Jokowi, yaitu wilayah timur Indonesia. Jika mengacu pada wilayah timur Indonesia, sebaiknya dipilih pula wilayah yang jauh dari lintasan bencana alam, seperti gempa bumi dan letusan gunung, termasuk tentu saja musibah banjir yang seringkali melanda Jakarta.

Jika mengacu pendapat dari Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, ada tiga provinsi yang dinilai layak dipilih menjadi ibu kota baru. Tiga provinsi tersebut  adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. 

"Kalau kita lihat dari tahun 1960 sampai dengan sekarang, kejadian bencana wilayah paling aman ya di Kalimantan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat," ujar Sutopo seperti dikutip di laman Liputan6.com (1/5/2019).


Salam dan terima kasih!

sumber:

Liputan6.com (30/4/2019): "Daftar Alasan yang Membuat Ibu Kota Harus Pindah ke Luar Jawa"