Boyolali memang terkenal sebagai "kandang banteng" dari dulu. Termasuk wilayah Klaten, Sukoharjo, Solo, dan Sragen.
Boyolali wilayah kabupaten di Jawa Tengah yang menjadi "kandang banteng" atau basis PDIP.
Berdasarkan hasil Rapat Pleno Rekapitulasi Perhitungan Suara oleh KPUD Kabupaten Boyolali, PDIP memperoleh 35 kursi di DPRD dari 45 kursi. Dan perolehan kursi PDIP meningkat 10 kursi dari 25 kursi pada tahun 2014.
Artinya PDIP memperoleh hampir 77% kursi di DPRD dan ini perolehan kursi di tingkat kabupaten/kota tertinggi secara nasional.
Sebanyak 10 kursi yang tersisa diperebutkan oleh Golkar 4 kursi, PKS 3 kursi, PKB 2 kursi dan Gerindra hanya 1 kursi. Padahal Gerindra pada periode sebelumnya mendapat 4 kursi.
Artinya suara atau kursi Gerindra berkurang atau hilang 3 kursi. Entah ini ada kaitanya tidak dengan ucapan capres Prabowo yang sempat bikin heboh.
Bahkan partai-partai seperti Demokrat,Nasdem, PAN, PPP tidak kebagian kursi. Periode sebelumnya Demokrat memperoleh 1 kursi dan PAN 3 kursi.
Suara PDIP pada pileg 2109 memang meningkat baik untuk DPRD I,DPRD II dan DPR. Dan kalau dikonversi ke perolehan kursi secara nasional-jumlah perolehan kursi PDIP juga meningkat. Terutama di basis-basis atau lumbung suaranya.
Boyolali memang terkenal sebagai "kandang banteng" dari dulu. Termasuk wilayah Klaten, Sukoharjo, Solo, dan Sragen. Boyolali selain penghasil susu juga menjadi daerah industri dengan menjamurnya pabrik-pabrik.
Selamat untuk PDIP kabupaten Boyolali yang bisa meningkatkan kursi di DPRD.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews