Selisih tipis selama 5 bulan dari 19,9 persen Oktober 2018 jadi 11,8 persen Maret 2019, harus dijadikan cambuk untuk meningkatkan dukungan.
Survei Litbang Kompas yang diumumkan pada 20 Maret 2019, menuai polemik. Banyak dari kubu Jokowi yang menilai, Kompas condong ke Prabowo. Survei ini juga membahas tentang kinerja partai pendukung. Bagaimana kinerja partai pro Jokowi dan pro Prabowo dalam memenangkan jagoannya?
Dalam rilis pada harian Kompas 20 Maret 2019, Litbang Kompas menyampaikan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan akhir Februari sampai awal Maret. Dukungan kepada Jokowi Amin turun dari 52,6 persen di Oktober 2018 menjadi 49,2 persen. Sedangkan dukungan kepada Prabowo Sandi meningkat dari 32,7 persen pada Oktober menjadi 37,4 persen pada Maret 2019.
Responden yang rahasia atau belum menentukan pilihan, hanya turun tipis dari 14,7 persen di Oktober 2018 menjadi 13,4 persen di Maret 2019. Ekstrapolasi elektabilitas Maret 2019 menurut Litbang Kompas adalah 56,8 persen bagi pasangan Jokowi Amin dan 43,2 persen untuk pasangan Prabowo Sandi.
Kinerja Partai Pro Prabowo
Gerindra sebagai partai pengusung utama. Terlebih lagi Prabowo dan Sandi adalah kader Gerindra. Tidak diragukan lagi dukungannya kepada pasangan ini.
Terlihat tidak ada penurunan dukungan atau tetap 92,4 persen pada Oktober 2018 dan Maret 2019. Namun ada sedikit responden (0,4 persen) yang merahasiakan pilihan pada Oktober 2018 berbalik mendukung Jokowi Amin.
PKS terlihat sangat solid mengerahkan pendukungnya untuk mendukung Prabowo Sandi. Terlihat kenaikan yang cukup besar dari 76,2 persen pada Oktober menjadi 85,4 persen pada Maret 2019.
Sayangnya dukungan yang solid ini tidak dibalas dengan pemberian posisi wakil gubernur DKI yang diidam-idamkan PKS. Sampai tulisan ini tayang belum terlihat titik terang PKS akan bisa menempatkan kadernya sebagai wakil Anies Baswedan.
PAN malah sedikit kurang fokus dalam mengerahkan pendukungnya. Terlihat dukungan kepada Prabowo Sandi menurun dari 68,2 persen menjadi 63,2 persen. Sedangkan dukungan kepada Jokowi Amin meningkat lumayan dari 31,8 persen menjadi 35,1 persen pada Maret 2019.
Demokrat terlihat cari aman, walaupun masih lebih baik dibanding PAN. Dukungan kepada kedua pasangan calon sama-sama meningkat. Walau peningkatan ke Jokowi Amin lebih besar yaitu 4,2 persen dibanding peningkatan ke Prabowo Sandi yang hanya 0,8 persen.
Kinerja Partai Pro Jokowi
PDIP sangat solid mengingat Jokowi adalah kader partai berlambang banteng ini. Sehingga walaupun terjadi penurunan dukungan sangat tipis, yaitu hanya 0,5 persen. Kurang lebih sama dengan pindahnya pendukung Gerindra ke Jokowi Amin.
Nasdem juga bekerja keras dan cukup berhasil meningkatkan dukungan ke Jokowi Amin. Dari 76,9 persen menjadi 80,8 persen pada Maret 2019. Sedangkan dukungan pendukung Nasdem kepada Prabowo Sandi turun dari 23,1 persen menjadi 15,4 persen.
PKB adalah partai pro Jokowi yang kinerjanya sangat buruk. Dukungan kepada Jokowi Amin turun dari 78,5 persen menjadi 65,4 persen. Sebaliknya dukungan kepada Prabowo Sandi meningkat dari 18,5 persen menjadi 30,1 persen di Maret 2019.
Cak Imin harus segera mengerahkan mesin partai dan menjalankan kampanye dari pintu ke pintu. Agar minimal dukungan ini tidak semakin turun.
PPP cukup baik kinerjanya. Dukungan kepada Jokowi Amin meningkat cukup baik dari 58,9 persen menjadi 66,7 persen.
Golkar berhasil mempertahankan dukungan dan hanya turun sebesar 0,3 persen bagi Jokowi Amin. Sedangkan dukungan untuk Prabowo Sandi tetap berada di 41,7 persen.
Soliditas Partai Pendukung
Melihat data di atas terlihat bahwa koalisi Jokowi Amin sangat solid. Di mana hanya satu partai yang kinerjanya jelek yaitu PKB.
Sedangkan koalisi Prabowo Sandi, PAN dan Demokrat terlihat ada kecenderungan kurang fokus dalam memberikan dukungan. PKS malah sangat solid walaupun sudah sering kali di beri harapan palsu.
Saran Bagi Pendukung Jokowi Amin
Survei Litbang Kompas sebaiknya menjadi pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Selisih yang menipis dalam kurun waktu sekitar 5 bulan dari 19,9 persen di Oktober 2018 menjadi 11,8 persen di Maret 2019, harus dijadikan cambuk untuk meningkatkan dukungan.
Kampanye individual dari pintu ke pintu sebaiknya dijalankan. Lawan kampanye hitam seperti tidak ada azan jika Jokowi Amin terpilih, dengan memberi tahu masyarakat bahwa KH Ma’ruf Amin adalah seorang ulama besar dan mantan ketua Majelis Ulama Indonesia.
Lawan hoaks yang mirip dengan kasus Ratna Sarumpaet dengan cara memberikan fakta yang sebenarnya. Bahwa Ratna di operasi plastik bukan dipukuli.
Jika Anda mendukung Jokowi Amin, perjuangan baru selesai setelah Anda mencoblos kepala Jokowi Amin di TPS pada tanggal 17 April 2019.
**
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews