Duet pemimpin akan memimpin dengan kegembiraan Pasangan pemimpin yang merayakan kebersamaan dengan saling mengisi dan erjasama.
Melihat "ulah" kocak Prabowo dan Sandiaga Uno saat menerima dukungan 1.000 lebih pengusaha yg tergabung dalam Aliansi Pengusaha Nasional tadi malam, saya punya satu kesimpulan; Prabowo bahagia!
Penampilannya sangat lepas. Sambutannya penuh canda tawa. Puncaknya, saya lupa konteks pernyataannya, dia berjoget kembali di panggung. Mirip dengan apa yang dilakukannya saat debat Capres pertama dulu.
Dan, de javu! Dengan wajah sangat ceria, Sandiaga, sang Calon Wakil Presidennya, kembali beranjak ke belakang Prabowo dan lantas kembali memijat-mijat pundak Prabowo! Tawa hadirin pun pecah bergemuruh!
Lihat momen-momen yang diabadikan fotografer detik.com ini, menerima pijatan Sandi, Prabowo terlihat tertawa keras-keras. Saya masih ingat ucapannya, "Bayangkan, mana ada Wakil Presiden yang mau pijat presidennya."
Prabowo terlihat gembira. Sangat! Tidak ada beban sedikitpun di wajahnya. Tidak terlihat bahwa itu adalah wajah seorang Calon Presiden yang digempur di semua survei masih kalah dari pesaingnya, dengan selisih beragam. Dari belasan sampai puluhan persen!
Wajah Prabowo malam itu, bukanlah wajah orang yang khawatir kalah. Itu, wajah sumringah! Gesturnya, gestur orang yang tengah menikmati sebuah pesta dansa. Dia berjoget-joget sambil tertawa-tawa. Dan saat Sandiaga lantas memijat-mijat pundaknya, tawa Prabowo pecah!
Dari tiga kali kontestasi Pilpres yang diikutinya, bersama Megawati tahun 2009, bersama Hatta Radjasa tahun 2014 dan tahun 2019 bersama Sandiaga, saya melihat saat inilah terlihat Prabowo sangat menikmati momen-momen pertarungannya.
Kuncinya saya kira ada di sosok pendampingnya: Sandiaga. Dengan sosok inilah Prabowo terlihat merasa paling klop. Paduan tua dan muda, militer dan sipil, Jawa dan luar Jawa. plus, ganteng, mapan, sopan dan humoris pulak Maak !!!
Paduan ini membedakan Sandiaga dengan patner Prabowo di pilpres-pilpres sebelumnya. Megawati dan Hatta Radjasa usianya tidak terpaut jauh dengannya. Meski Hatta mewakili luar Jawa, posisi keduanya cenderung formal dan kaku. Demikian juga dengan Megawati.
Dengan Sandiaga, usia muda, wajah tampan dan kemapanan menjadikannya pasangan ideal buat Prabowo. Dan poin lainnya, Sandiaga adalahpilihan Prabowo sendiri! Bukan hasil bargaining politik demi mendapatkan tiket ke pencalonan!
Inilah yang membedakan Sandiaga dengan AHY meski sama-sama muda dan tampan. Jika Prabowo memilih AHY, itu akan dibaca sebagai proses bargaining dengan SBY dan Demokrat. Gaya AHY juga cenderung formal dan dia belum punya cukup pengalaman di birokrasi seperti Sandiaga.
Partai-partai pendukung melihat aspek-aspek itu dalam diri Sandiaga sehingga mereka menerima pilihan Prabowo itu. Mereka cukup realistis melihat bahwa Sandiaga punya kekuatan sebagai pendamping terbaik Prabowo. Poin positif layak diberikan pada partai-partai pendukung yang tidak memaksakan ego kelompoknya.
Walhasil, Prabowo menikmati pertarungan di Pilpres ini dengan sangat gembira karena berpasangan dengan orang yang dikehendaki untuk mendampinginya. Sandiaga sejauh ini juga tidak mengecewakannya.
Ke depan, jika Prabowo dan Sandiaga terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024, kita akan menyaksikan duet pemimpin yang tidak pernah dimiliki republik ini sebelumnya.
Duet pemimpin kita nantinya, akan memimpin dengan kegembiraan sebagai pasangan. Pasangan pemimpin yang merayakan kebersamaan mereka dengan saling mengisi dan bekerjasama.
Dwi Tunggal. Dua Menjadi Satu. Terpadu Menjadi Kepemimpinan Kuat!
Kepemimpinan yang insya Allah bisa memandu pada Indonesia menang. Indonesia yang adil....Indonesia yang makmur!
Teruslah berdansa Prabowo-Sandi. Bersama kami para pendukungmu sampai 17 April nanti !
Let's Rock! Fight to the end!
Akhmad Danial, dosen FIDIKOM UIN Jakarta
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews