Sejarah tentu takkan lupa mencatat sosok Amien Rais yang dikenal sebagai bapak reformasi. Karena beliau merupakan sosok kunci yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto setelah 32 tahun menjabat sebagai Presiden.
Dari dulu hingga sekarang, kritik – kritik tajamnya selalu mendapatkan perhatian rakyat. Bedanya dulu kritik yang dilontarkan selalu mendapat apresiasi masyarakat. Namun saat ini kritik tajam dari mantan ketua MPR tersebut malah menjadi perdebatan. Hanya muncul pro dan kontra.
Seringnya melakukan blunder terkait ucapannya yang cenderung nyleneh, tentu tak berlebihan jika sosok Amien Rais senang mencari sensasi dan kehebohan.
Dalam ceramahnya di kawasan Jakarta Selatan, Amin Rais mendikotomikan partai setan dengan Partai Allah. Awalnya dia mengajak semua pihak termasuk PAN, PKS dan Gerindra bersama umat Islam berjuang bersama membela agama.
Kemudian ia menyebutkan, sebaliknya ada pula partai besar yang bergabung dengan partai setan. Namun, saat dikonfirmasi partai mana yang dimaksud partai setan, Amien Rais enggan menjawab.
Pernyataan blunder tersebut tentu tidak akan meningkatkan kapabilitas dirinya sebagai bagian dari Partai Amanat Nasional. Akibat dari ucapannya tersebut Cyber Indonesia melaporkan Amien Rais ke Polda Metro Jaya atas dugaan kebencian karena melontarkan pernyataan soal partai Allah dan partai Setan.
Kritikan dari Amien Rais tak berhenti, ia juga sempat membuat pernyataan bahwa program bagi–bagi sertifikat oleh Presiden Jokowi merupakan sebuah pembohongan.
Sebagai tokoh yang terhormat, ada baiknya untuk tetap bisa menjaga kondisi, rendah hati dan bijak dengan kondisi saat ini yang relatif memanas. Sejatinya di era saat ini mengkritik pemerintah tidaklah dilarang, namun tokoh terhormat sekelas Amien rais sudah seyognyanya menjaga kesantunan dalam bersikap dan tidak asal dalam berbicara.
Amien Rais juga meminta bahwa agar saat Pilpres 2019 agar Muhammadiyah mengikuti sikapnya dalam memberikan dukungan. Jika tidak maka Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir akan dijewer.
Padahal sebagai negara yang demokratis, tentu sah saj aja apabila sebuah partai politik memberikan dukungan kepada siapapun, hal ini adalah upaya agar selama pemilu berlangsung, Muhammadiyah bisa mendapatkan kebebasan memilih dan menjaga netralitas Organisasi.
Pernyataan Amien Rais ternyata menunjukkan kepanikan ketika melihat elektabilitas pasangan yang diamanahinya tak menunjukkan perbaikan. Pernnyataan yang beliau rasakan malah membuat warga Muhammadiyah marah dan hilang kepercayaan, parahnya hal tersebut bisa menurunkan elektabilitas calon yang ia usung.
Pada 2014 silam, Amien Rais sempat memberikan istilah Pilpres kala itu seperti Baratayuda politik. Pernyataan analogis ini kemudian menjadi kontroversi dan hanya menambah keruhnya suasana politik di Indonesia.
Jika pernyataan Amien Rais ternyata membuat anggota Muhammadiyah tidak menaruh hormat terhadap dirinya, maka itu artinya ia masih mewarisi bakat orde baru yang pernah ia gulingkan, karena dengan meminta Muhammadiyah agar memberikan suara saat pemilu merupakan langkah yang jauh dari kata independensi.
Kegaduhan dunia politik ternyata mendapat tanggapan dari Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir, beliau menyarankan agar Amien Rais segera pensiun dari dunia politik, Karena citra Amien Rais sudah tak baik karena pernyataannya yang kontroversial. Sementara PAN sendiri juga akan terkena imbasnya gara – gara pernyataan kontroversial tersebut.
Dalam penuturannya terkait partai Islam dan partai Setan, Amien Rais tentu telah menggunakan ayat suci al qur’an yang ditafsirkan sendiri, misal ada partai dan partai Setan. Jika hal tersebut tidak disikapi secara dewasa, maka gesekan sosial dan perpecahan bisa saja terjadi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Amien Rais merupakan orang yang mengancam semangat persatuan Indoneisa yang menjunjung tinggi kebhinekaan.
Permintaan agar Amien Rais mundur dari Partai ternyata disuarakan oleh sejumlah tokoh penting yang merupakan perintis dan pendiri PAN. Permintaan agar Amien Rais mundur disampaikan melalui surat terbuka atas nama lima tokoh perdiri PAN, yakni Albert Hasibuan, Abdillah Toha, Zumrotin, Gunawan Mohammad dan Toety Heraty.
Mereka para pendiri memberikan saran agar Amien Rais Mundur dari jabatannya sebagai dewan kehormatan, hal yang Amien Rais Sampaikan termasuk partai setan merupakan manuver politik yang dianggap sudah tak sesuai dengan prinsip – prinsip awal pendirian Partai.
Dalam beberapa hal Amien Rais juga dianggap telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai kekuasaan. Selain itu beliau juga terkesan berat untuk menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya.
Sosok panutan dalam sebuah partai semestinya merupakan orang yang kredibel dan tidak membuat suasana politik menjadi keruh. Perbedaan pandangan semestinya tak perlu diumbarkan ke ranah publik.
PAN membutuhkan orang baru yang dapat menggantikan Amien Rais yang memiliki hobi mengkritik pemerintah. Sebagai Ilmuwan Politik ia juga dinilai gagal mencerdaskan bangsa dengan sikap dan pernyataannya yang tidak elegan, selain itu dirinya juga menjadikan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews