Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang banyak memberikan manfaat kepada orang banyak, kebaikan itulah yang akan dikenang selamanya.
Sesuatu yang diluar dugaan manusia, adalah bagian dari rencana Allah Ta'ala, tidak satupun manusia bisa menolaknya. Begitu dahsyatnya Hikmah Ramadan, sebuah kematian pun menjadi hikmah bagi yang masih hidup.
Ada momen yang menggambarkan kesejukan pada pemakaman istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY), Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jakarta, Minggu (2/6/2019) sore.
Tidak ada yang menduga kalau sepeninggalnya Ani Yudhoyono, justeru menjadi momen penting bagi pertemuan antara SBY dan Megawati, dimana setelah sekian lama jarang sekali ada pertemuan yang begitu memberikan kesan keakraban, dan sesuatu yang cair dari kebekuan selama ini.
Pertemuan kali ini, saat Megawati melayat kepemakaman Ibu Ani Yudhoyono disambut dengan suka cita meski ditengah duka. Hal ini sangat terlihat ketulusan dan keakraban diantara keduanya, dan masyarakat pun merespon ini sebagai sesuatu hal Yang positif.
Dalam perspektif politik, ini adalah sebuah momen rekonsiliasi antar keduanya. Efeknya pada dunia politik Nasional sangatlah besar. Keduanya adalah Mantan Presiden Republik Indonesia, dan keduanya pernah bertarung dalam Pilpres 2004 dan 2009, dalam pemilihan langsung paska Reformasi.
Baca Juga: Kekuatan di Balik Diamnya Megawati
Masyarakat bisa menyaksikan betapa sumringahnya kedua Mantan Presiden RI tersebut saat berjabat tangan, seakan-akan tidak pernah ada masalah diantara keduanya. Isyarat ini sangatlah penting, mengingat sebelumnya kedua tokoh Nasional ini sangat sulit untuk dipertemukan.
Keduanya pernah bertemu dalam momen duka, saat SBY masih menjabat sebagai Presiden, bersama Ibu Ani Yudhoyono Melayat kepemakaman Almarhum Taufik Kiemas, suami Ibu Megawati, namun Pertemuan tersebut sangat berbeda dengan Pertemuan yang baru lalu.
Sehabis Pertemuan tersebut, keduanya tetap menjaga jarak satu sama lainnya. Sangat diharapkan Pertemuan kali ini adalah sebuah rekonsiliasi politik yang sangat memberikan pengaruh terhadap dunia perpolitikan Tanah air.
Selain kehadiran Megawati, di antaranya hadir juga mantan wakil presiden Boediono, Presiden ke-3 RI BJ Habibie, dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Pada momen spesial saat menjabat tangan SBY, Megawati tampak mengucapkan sesuatu kepada SBY dan tersenyum. Sementara SBY menganggukkan kepala, lalu duduk di antara BJ Habibie dan Iriana Jokowi.
Momen jabat tangan anatar SBY dan Megawati ini memiliki berbagai dimensi politik yang perlu dimaknai. Diharapkan momen ini menjadi awal mencairnya hubungan keduanya, dan memberikan dampak yang sangat luas bagi dunia perpolitikan Indonesia kedepan.
Diatas kepentingan politik, ada kepentingan bangsa yang harus dikedepankan. Tentunya kedua tokoh ini sangat mementingkan kepentingan bangsa ketimbang kepentingan mereka secara personal.
Kepergian Ani Yudhoyono menghadap Sang Khalik tentulah meninggalkan kesedihan baik bagi keluarga yang ditinggalkan, maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan, Karena Ibu Ani Yudhoyono adalah Mantan Ibu negara, yang kiprahnya bagi bangsa sangatlah berarti.
Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian, namun seberapa besar orang-orang yang ditinggalkan merasa kehilangan. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang banyak memberikan manfaat kepada orang banyak, kebaikan itulah yang akan dikenang selamanya.
Almarhum Ibu Ani Yudhoyono sudah melakukan itu, sehingga orang-orang yang ditinggalkan sangat merasa kehilangan, dan sebagian besar bangsa ini pun turut merasa kehilangan. Siapa yang nyana kalau kepergian Ibu Ani Yudhoyono justeru akan mempertemukan, bahkan mempersatukan SBY dan Megawati.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews