Kekuatan di Balik Diamnya Megawati

Minggu, 27 Januari 2019 | 20:40 WIB
1
701
Kekuatan di Balik Diamnya Megawati
Megawati Soekarnoputri (Foto: Republika)

Saya pernah jengkel melihat bu Mega hanya diam ketika dihujat, bahkan banyak menganggap karena bu Mega banyak tidak tahunya makanya lebih banyak diam, padahal..bu Mega diam, karena dia tidak ingin adanya kegaduhan Politik. Dalam diam justeru bu Mega berpikir tentang banyak hal, yang akhirnya dia wujudkan dalam hasil kerja.

Ditangannya PDI Perjuangan tidak lagi gaduh dan kisruh, ditangannya pula lahir kader-kader pemimpin yang mumpuni. Memang harus diakui, Pemilu demokratis Pertama kali diera kepemimpinannya, Pemilu 2004 adalah sejarah baru pemilihan Presiden secara langsung dan demokratis.

Tapi sejarah mencatat, pada masa pemerintahan putri Soekarno itulah konsolidasi demokrasi di tanah air semakin menguat dan salah satunya ditandai dengan pemilihan umum legislatif dan pemilu presiden secara langsung yang dipuji banyak pihak, walau kebijakannya itu membuat dia kalah di pemilu presiden tahun 2004.

Banyak yang meremehkan diamnya Bu Mega, tapi dalam diam itulah dia terus membaca situasi, dan dalam diam juga dia terus berpikir untuk memperbaiki keadaan Politik yang sudah porak-poranda, dimana Konsolidasi demokrasi barulah dimulai paska lengsernya Soeharto.

Dalam diam juga Bu Mega menerima kenyataan, Walau partainya memperoleh suara terbanyak, namun Megawati Soekarnoputri masih diremehkan oleh lawan politik di parlemen sehingga sehingga Bu Mega hanya terpilih menjadi pendamping Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dimana saat itu situasi dikondisikan tidak membolehkan perempuan menjadi Pimpinan negara.

Takdir Megawati memang harus menjadi Presiden, meskipun sudah dihalangi. Ibarat berlian yang selalu bersinar walau dibuang ke lumpur sekalipun, tetap saja akan bersinar. Tampaknya lawan-lawan politik di parlemen mulai melirik Mega karena Gus Dur dicabut mandatnya oleh MPR RI setelah memimpin dua tahun, dan Gus Dur dilengserkan secara paksa.

Pada sidang istimewa MPR RI yang digelar Senin 23 Juli 2001 secara aklamasi Mega dijadikan Presiden RI ke-5 melanjutkan tiga tahun sisa pemerintahan Gus Dur. Sebagai wakil presiden yakni Ketua Umum PPP Hamzah Haz.

Memang, Bu Megawati hanya menjadi Presiden RI di Periode tersebut, 2 Periode Pemilu berikutnya, beliau dikalahkan oleh SBY, yang mantan Menteri kabinetnya. Tapi bukan berarti Setelah itu Bu Mega hanya diam, justeru dalam diamnya dia terus membangun kekuatan, dan mencetak kader pemimpin yang mumpuni.

Lihat saja deretan Pimpinan pemerintahan yang berprestasi dibawah ini;

Rustriningsih, Tri Risma Harini, Ganjar Pranowo, Djarot Syaiful Hidayat, Hasto Wardoyo, Abdullah Azwar Anas, Budiman Sudjatmiko. dan duo fenomenal Jokowi-Ahok.

Dimasa Kepemimpinannya yang singkat, dia membuat dan mendorong UU SJSN, lalu disempurnakn dengan UU BPJS di zaman pemerintahan SBY. Juga bu Mega, yang membuat MK, KY, PPATK dan KPK hadir.

Walaupun kemudian langkah PPATK dan KPK membuat banyak kader partainya dijebloskan ke penjara, tapi beliau lagi-lagi diam, tak bersedia mencampuri kerja KPK, dan tidak ingin intervensi terhadap hukum.

Baru saya fahami, kalau dibalik diamnya Bu Mega, ternyata disitulah dia menyimpan energi dan kekuatan. 3 tahun Kepemimpinannya bukanlah hal yang lama, tapi dengan waktu yang sedikit itulah dia memberikan sumbangsih yang berarti bagi negara dan bangsa ini.

***

Sumber : 1