Saya pernah jengkel melihat bu Mega hanya diam ketika dihujat, bahkan banyak menganggap karena bu Mega banyak tidak tahunya makanya lebih banyak diam, padahal..bu Mega diam, karena dia tidak ingin adanya kegaduhan Politik. Dalam diam justeru bu Mega berpikir tentang banyak hal, yang akhirnya dia wujudkan dalam hasil kerja.
Ditangannya PDI Perjuangan tidak lagi gaduh dan kisruh, ditangannya pula lahir kader-kader pemimpin yang mumpuni. Memang harus diakui, Pemilu demokratis Pertama kali diera kepemimpinannya, Pemilu 2004 adalah sejarah baru pemilihan Presiden secara langsung dan demokratis.
Tapi sejarah mencatat, pada masa pemerintahan putri Soekarno itulah konsolidasi demokrasi di tanah air semakin menguat dan salah satunya ditandai dengan pemilihan umum legislatif dan pemilu presiden secara langsung yang dipuji banyak pihak, walau kebijakannya itu membuat dia kalah di pemilu presiden tahun 2004.
Banyak yang meremehkan diamnya Bu Mega, tapi dalam diam itulah dia terus membaca situasi, dan dalam diam juga dia terus berpikir untuk memperbaiki keadaan Politik yang sudah porak-poranda, dimana Konsolidasi demokrasi barulah dimulai paska lengsernya Soeharto.
Dalam diam juga Bu Mega menerima kenyataan, Walau partainya memperoleh suara terbanyak, namun Megawati Soekarnoputri masih diremehkan oleh lawan politik di parlemen sehingga sehingga Bu Mega hanya terpilih menjadi pendamping Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dimana saat itu situasi dikondisikan tidak membolehkan perempuan menjadi Pimpinan negara.
Takdir Megawati memang harus menjadi Presiden, meskipun sudah dihalangi. Ibarat berlian yang selalu bersinar walau dibuang ke lumpur sekalipun, tetap saja akan bersinar. Tampaknya lawan-lawan politik di parlemen mulai melirik Mega karena Gus Dur dicabut mandatnya oleh MPR RI setelah memimpin dua tahun, dan Gus Dur dilengserkan secara paksa.
Pada sidang istimewa MPR RI yang digelar Senin 23 Juli 2001 secara aklamasi Mega dijadikan Presiden RI ke-5 melanjutkan tiga tahun sisa pemerintahan Gus Dur. Sebagai wakil presiden yakni Ketua Umum PPP Hamzah Haz.
Memang, Bu Megawati hanya menjadi Presiden RI di Periode tersebut, 2 Periode Pemilu berikutnya, beliau dikalahkan oleh SBY, yang mantan Menteri kabinetnya. Tapi bukan berarti Setelah itu Bu Mega hanya diam, justeru dalam diamnya dia terus membangun kekuatan, dan mencetak kader pemimpin yang mumpuni.
Lihat saja deretan Pimpinan pemerintahan yang berprestasi dibawah ini;
Rustriningsih, Tri Risma Harini, Ganjar Pranowo, Djarot Syaiful Hidayat, Hasto Wardoyo, Abdullah Azwar Anas, Budiman Sudjatmiko. dan duo fenomenal Jokowi-Ahok.
Dimasa Kepemimpinannya yang singkat, dia membuat dan mendorong UU SJSN, lalu disempurnakn dengan UU BPJS di zaman pemerintahan SBY. Juga bu Mega, yang membuat MK, KY, PPATK dan KPK hadir.
Walaupun kemudian langkah PPATK dan KPK membuat banyak kader partainya dijebloskan ke penjara, tapi beliau lagi-lagi diam, tak bersedia mencampuri kerja KPK, dan tidak ingin intervensi terhadap hukum.
Baru saya fahami, kalau dibalik diamnya Bu Mega, ternyata disitulah dia menyimpan energi dan kekuatan. 3 tahun Kepemimpinannya bukanlah hal yang lama, tapi dengan waktu yang sedikit itulah dia memberikan sumbangsih yang berarti bagi negara dan bangsa ini.
***
Sumber : 1
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews