Beberapa nama kandidat mulai meramaikan bursa calon Wali Kota Surabaya dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020 mendatang. Salah satu nama yang mencuat kuat yakni Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi.
Ketua Gerakan Pemuda Progresif (GPP) Surabaya, Moh Syafi’i menilai terkait sosok walikota yang dibutuhkan oleh masyarakat kota pahlawan. Menurutnya, Eri Cahyadi merupakan sosok pemimpin milenial yang berpengalaman.
Ketua GPP yang juga pernah menjadi relawan pemenangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim 2018 Khofifah – Emil Dardak mengatakan, walikota Surabaya ke depan selain harus memiliki prestasi dalam merevitalisasi kota surabaya juga harus punya visi misi, bukan hanya sekedar memimpin.
“Sosok milenial yang ada pada Eri Cahyadi sangat pas. Dia pasti bisa buat terobosan yang bisa membangkitkan kepercayaan publik Surabaya terhadap pemerintah,” kata Syafi’i. Jum’at (01/03/2019).
Selain itu, masih kata Syafi’i, sosok pemimpin Surabaya harus berpengalaman di Pemerintahan. Jika Risma memilih taman kota dan ruang terbuka hijau sebagai tools dalam merevitalisasi kota, sosok pemimpin ke depan juga harus mencari tools yang lain dalam membangun kota.
“Eri Cahyadi pernah menjabat Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kota Surabaya, setidaknya dia mampu mengelola dalam pembangunan kota. Sekarang Eri Cahyadi menjabat Kepala Bappeko Surabaya,” jelasnya.
Syafi’i menegaskan, pihaknya akan mendorong dan mendukung Eri Cahyadi maju dalam pencalonan Walikota Surabaya tahun 2020 mendatang.
“Tahun 2018, kita sukses mengantarkan sosok milenial Emil Dardak sebagai Wagub Jatim periode 2019 – 2024. Untuk Surabaya yang lebih baik, GPP Surabaya akan mendukung penuh Eri Cahyadi sebagai Calon Walikota Surabaya,” tegasnya. (ATH)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews