Saat di Dalam Sistem dan di Luar Sistem

Penolakan kenaikan harga BBM itu bukan karena berpihak pada rakyat, tapi lebih karena berada di luar kekuasaan atau oposisi.

Kamis, 15 September 2022 | 21:04 WIB
0
79

Setiap kenaikan BBM, memicu aksi demonstrasi dan penolakan. Dan siapapun presidennya yang menaikkan harga BBM pasti ada gelombang demonstrasi.

Seolah-olah kalau menaikkan harga BBM tidak berpihak kepada rakyat dan dianggap menyengsarakan rakyat. Dan kalau menolak berpihak pada rakyat.

Suara-suara seperti itu biasanya muncul dari politisi yang berseberangan atau di luar pemerintah.

Ketika diluar pemerintah atau sistem, pasti menolak atau tidak setuju dengan kenaikan harga BBM.

Seperti munculnya meme menangis, Megawati, Puan Maharani dan Hasto Kristiyanto pada waktu presiden SBY menaikkan harga BBM.

Kala itu, PDI-P berada di luar pemerintah atau jadi oposisi.Dan wajar kalau berseberangan dengan dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM.

Namun sekarang keadaan berbalik atau bergantian. Saat ini PDI-P dengan presiden Jokowi berada dalam pemerintahan. Dan partai Demokrat di luar pemerintahan atau oposisi.

Dan partai Demokrat gantian yang tidak setuju dengan kenaikan harga BBM. Demokrat juga menjadikan atas nama rakyat untuk menolak kenaikan harga BBM.

Jadi penolakan kenaikan harga BBM itu bukan karena berpihak pada rakyat, tapi lebih karena berada di luar kekuasaan atau oposisi.

Seperti jawaban Megawati yang mendukung kenaikan harga BBM, sebab menurut yang bersangkutan, kalau tidak dinaikkan situasi akan semakin sulit.

Itulah jawaban ketika berada dalam sistem atau pemerintah. Dulu sampai nangis karena di luar pemerintah..

***