Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI, Rohmat Mulyana Sapdi mengatakan evaluasi hasil pelaksanaan Ujian Sekolah Pendidikan Agama Islam ke depan perlu menggunakan sitem digital. Hal ini disampaikan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Penyelenggaraan US PAI pada SD, SMP, SMA dan SMK di Bekasi, Kamis (25/2).
Menurut Rohmat, sejauh ini sistem evaluasi dan pemantauan nilai hasil Ujian PAI masih kurang optimal sebab masih menggunakan sistem manual. Padahal hasil US PAI dibutuhkan sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan secara keseluruhan dan berkelanjutan.
“Feedback hasil US PAI belum terekam dengan baik. Padahal itu sangat diperlukan untuk mengukur capaian Ujian PAI secara nasional, karena itu digitalisasi data sangat penting untuk kita laksanakan" ungkap Rohmat.
Lebih lanjut Rohmat menyampaikan digitalisasi sistem memang tengah menjadi prioritas Direktorat PAI. Beberapa program dan kegiatan akan dilaksanakan dengan basis teknologi.
“Sejauh ini kita telah menggunakan aplikasi SIAGA sebagai pusat data guru PAI, sejumlah program seperti PKB Guru PAI, PAK, penyaluran bantuan termasuk juga penyedian layanan buku ajar akan kita optimalkan dengan menggunakan sistem aplikasi,”jelas Rohmat.
Rohmat berharap pengembangan sistem digital yang tengah disiapkan dapat meningkatkan layanan pendidikan. “Program dan kegiatan PAI akan semakin mudah diakses dan bermanfaat bagi seluruh stake holder PAI”, ujarnya.
Sebelumnya, Kasubdit PAI pada SD/SDLB, Ilham menyampaikan persiapan US PAI telah dilaksanakan dengan penyusunan petunjuk teknis US PAI. “Selain berisi aturan dan norma umum pelaksanaan ujian sekolah, juga dilengkapi dengan kisi-kisi pembuatan soal serta kisi-kisi soal” ujarnya.
Dikatakan Ilham, Juknis US PAI telah disosialisakan dan disebarkan kepada Kantor Kementerian Agama di daerah dan juga melalui KKG/MGMP PAI. “Kita harapkan juknis tersebut dapat menjadi acuan dalam pembuatan soal US PAI”, pungkas Ilham yang juga Ketua Tim Penyusun Juknis US PAI Tahun Ajaran 2020/2021.
Rapat Koordinasi Ujian Sekolah PAI ini dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan sistem daring dan luring. Kegiatan ini dihadiri Kepala Bidang PAIS/PAKIS/PENDIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi serta pejabat eselon 3 dan 4 pada Direktorat PAI, Kementerian Agama RI.
Selain membahas persiapan penyelenggaraan US PAI juga akan dibahas berbagai isu aktual terkait PAI diantaranya tata kelola guru PAI dan Moderasi Beragama di Sekolah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews