Ijinkan Saya Berbeda Pendapat

Melaporkan Ade Armando karena meme terhadap seorang pejabat publik bukanlah langkah tepat. Sebab semua pejabat publik, siapa pun dia, harus bersedia menerima kritik, caci-maki

Sabtu, 9 November 2019 | 10:03 WIB
0
639
Ijinkan Saya Berbeda Pendapat
Ade Armando (Foto: Detik.com)

Ramai di sosmed soal meme Anies Baswedan yang dibuat menjadi "Joker". Pembuatnya Ade Armando, dosen Universitas Indonesia. Ade memang dikenal sebagai pendukung Jokowi. Dan dia kerap membuat pernyataan yang kontroversial.

Akibat meme Joker itu, Ade dilaporkan ke polisi. Fahira Idris, sang pelapor, menganggap meme dan kalimat "Gubernur Jahat Akibat Menteri Yang Dipecat" telah melanggar aturan hukum. Biarlah itu menjadi otoritas aparat penegak hukum. Saya tak ingin masuk ke wilayah itu.

Saya ingin menilai aksi Ade dari sudut pandang berbeda.

Terus terang saja, saya penganut mazhab setiap pejabat publik harus bersedia menerima kritik --- juga caci-maki. Mengapa? Karena pejabat publik digaji rakyat, lewat mekanisme pajak. Saya percaya 'caci-maki' lebih bermanfaat ketimbang 'puja-puji'.

[Saya juga kerap jengkel dengan tingkah polah Ade Armando. Dalam banyak hal saya tak setuju dengan pendapatnya. Namun saya pengusung Filsuf Voltaire, yang pernah berujar: "saya tak setuju pendapat Tuan. Tapi saya akan bela sampai mati hak Tuan untuk menyampaikan pendapat itu"].

Baca Juga: Tentang Pelaporan Ade Armando

Jadi, menurut saya, melaporkan Ade Armando karena meme terhadap seorang pejabat publik bukanlah langkah tepat. Sebab semua pejabat publik, siapa pun dia, harus bersedia menerima kritik, caci-maki --- betapa pun ngawurnya caci-maki itu. Dan saya respek pada Anies yang tak melaporkannya ke polisi.

Saya tahu banyak yang tak akan sepakat dengan pemikiran ini. Tapi ijinkan saya berbeda pendapat ...

***