Survei Lokal Unggulkan Jokowi, Google Trends Menangkan Prabowo

Survei popularitas Tim Google Trends mengklaim Popularitas Jokowi kalah pada posisi 30,62%, melawan popularitas Prabowo 69,38%.

Jumat, 29 Maret 2019 | 09:32 WIB
0
376
Survei Lokal Unggulkan Jokowi, Google Trends Menangkan Prabowo
Prabowo Subianto saat kampanye terbuka pertama di Kota Manado. (Foto: Istimewa).

Tulisan Saudara Tuhombowo Wau di Pepnews.com (Kamis, 28 Maret 2019 | 09:58 WIB) berjudul “12 Lembaga Survei Ini Unggulkan Jokowi-Amin, Pendukung Harus Optimis”, cukup menarik untuk ditelisik. Bagaimana dengan fakta lapangan?

Itulah yang membuat saya tertarik untuk mencari tahu. Dan, ternyata jika melihat fakta di lapangan, setiap kampanye paslon 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno selalu dipenuhi rakyat. Sebaliknya, paslon 01 Joko Widodo – Ma’ruf Amin, sepi!

Makanya, kampanye terbuka capres petahana Jokowi di Dumai, kabarnya, sampai perlu “import” massa dari luar Dumai. Fakta ini pun menjadi viral dan ramai ditulis di medsos. Padahal, hasil survei Litbang Kompas masih “menangin” Jokowi. 

Jokowi pun sempat berkomentar soal survei. “Ya survei banyak sekali kan? Ada berapa? Mungkin ada lebih dari 10. Semuanya kita pakai untuk evaluasi, untuk koreksi, untuk memacu bekerja lebih baik lagi,” kata Jokowi, Rabu (20/3/2019).

Proses penelitian yang mendasarinya dinilai sangat akurat dan jarang meleset. Namun seakurat-akuratnya data yang ditampilkan, persentase suara rahasia dari para responden ternyata masih terbilang besar, 14,4% dari total 2.000 responden.

Belum lagi margin of error yang sebesar 2,2%. Pihak Litbang Kompas mengungkapkan, hasil survei mereka sesungguhnya tak jauh beda dengan apa yang telah dan sedang dirilis beberapa lembaga survei lainnya, yang tetap mengunggulkan Jokowi-Amin.

“Sebetulnya kalau diihat dari sisi statistik, angka kami sebetulnya masih masuk di dalam rentang margin of error dari lembaga-lembaga yang lain,” ujar Toto Suryaningtyas, peneliti Litbang Kompas, Senin (26/3/2019), seperti dikutip Tuhombowo Wau.

“Angka kami 49,2, angkanya Mas Yunarto dari Charta dikurangi 2,2% (margin of error), masih ketemu di angka yang sama. Itu kalau kita mau bicara soal angka statistiknya. Jadi, kalau bicara angka, kami ini sebenarnya tidak berbeda jauh,” lanjut Toto.

“Dari segi wilayah, Joko Widodo – Ma'ruf Amin unggul di hampir semua wilayah, kecuali di wilayah Sumatera, di mana Prabowo Subianto – Sandiaga Uno unggul,” ungkap Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika, Minggu (25/3/2019).

Tuhombowo Wau mengingatkan, sebanyak 57,4% pemilih berdasarkan DPTHP-2 KPU ada di Pulau Jawa, atau sekitar 110.684.420 jiwa dari total 192.830.000 jiwa. Belum lagi para pemilih yang berdomisili diluar negeri sebanyak 2,1 juta jiwa.

Separuh dari pemilih di Pulau Jawa ditambah dengan yang ada di wilayah lain dan luar negeri saja, jika berhasil diraih Jokowi – Ma’ruf, kemenangan telak bakal mereka raih. Menurutnya,  mempersoalkan hasil survei Litbang Kompas bukanlah tindakan bijak.

Litbang Kompas punya metode survei sendiri, yang diharapkan tegak berdiri pada nilai-nilai integritas yang mereka bangun dan sudah diakui publik. Hasil survei dari beberapa lembaga berikut kiranya semakin meneguhkan posisi unggul Jokowi – Ma’ruf:

1. Indikator Politik. Pelaksanaan survei: 6-16 Desember 2019 (mungkin ada salah tulis, seharusnya 6-16 Desember 2018) dengan responden 1.220 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 54,9%; Prabowo – Sandi 34,8%; tidak tahu atau rahasia 9,2%; golput 1,1%.

2. Media Survei Nasional. Pelaksanaan survei: 6-15 Januari 2019 dengan responden 1.500 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 47,9%; Prabowo – Sandi 38,7%; tidak tahu atau rahasia 13,4%.

3. Cyrus Network. Pelaksanaan survei: 18-23 Januari 2019 dengan responden 1.230 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 57,5%; Prabowo – Sandi 37,2%; tidak tahu atau rahasia 5,3%.

4. Celebes Research Center (CRC). Pelaksanaan survei: 23-31 Januari 2019 dengan jumlah responden 1.200 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 56,1%; Prabowo – Sandi 31,7%; tidak tahu atau rahasia 12,2%.

5. PolMark Indonesia. Pelaksanaan survei: 7 Oktober 2018-12 Februari 2019 dengan jumlah responden 1.320 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 40,5%; Prabowo – Sandi 25%; tidak tahu atau rahasia 34,5%.

6. Indo Barometer. Pelaksanaan survei: 6-12 Februari 2019 dengan responden 1.200 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 50,2%; Prabowo – Sandi 28,9%; tidak tahu atau rahasia 20,9%.

7. LSI Denny JA. Pelaksanaan survei: 18-25 Februari 2019 dengan responden 1.200 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 58,7%; Prabowo – Sandi 30,9%; tidak tahu atau rahasia 9,9%.

8. Alvara Research Center. Pelaksanaan survei: 22 Februari-2 Maret 2019 dengan jumlah responden 1.200 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 53,9%; Prabowo – Sandi 34,7%; tidak tahu atau rahasia 11,4%.

9. Litbang Kompas. Pelaksanaan survei: 22 Februari-5 Maret 2019 dengan responden 2.000 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 49,2%; Prabowo – Sandi 37,4%; tidak tahu atau rahasia 14,4%.

10. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Pelaksanaan survei: 24 Februari-5 Maret 2019, hasil: Jokowi – Ma’ruf 57,6%; Prabowo – Sandi 31,8%; tidak tahu atau rahasia 10,6%.

11. Charta Politika. Pelaksanaan survei: 1-9 Maret 2019 dengan responden 2.000 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 53,6%; Prabowo – Sandi 35,4%; tidak tahu atau rahasia 11%.

12. Vox Populi Research Center. Pelaksanaan survei: 5-15 Maret 2019 dengan responden 1.200 orang, hasil: Jokowi – Ma’ruf 54,1%; Prabowo – Sandi 33,6%; tidak tahu atau rahasia 12,3%.

Menyimak hasil survei di atas yang mengunggulkan paslon 01 Jokowi – Ma’ruf, jelas sangat bertolak belakang dengan fakta dukungan rakyat di lapangan yang secara kasat mata bisa kita lihat bersama saat kampanye terbuka maupun tertutup Prabowo – Sandi.  

Ditambah lagi hasil survei CSIS pada periode 15-22 Maret 2019 yang menunjukkan tingkat elektabilitas Jokowi – Ma'ruf sebesar 51.4%;  Prabowo – Sandi 33,3%; Sebesar 14,1% tidak menjawab atau merahasiakan pilihannya, dan 1,2% masih belum menentukan pilihannya.

Dengan menggunakan margin of error sebesar +/- 2,21%, rentangan elektabilitas paslon berkisar antara 49,19 sampai 53,61% untuk Jokowi – Ma'ruf dan Prabowo – Sandi kisaran 31,09% sampai 35,51%.

Rasanya lengkap sudah, lembaga survei lokal telah “mengunggulkan” Prabowo – Sandi. Jadi ingat saat mereka juga mengunggulkan paslon Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok – Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Kecuali PolMark Indonesia yang mengunggulkan paslon Anies Baswedan – Sandiaga Uno, lembaga survei di atas lebih mengunggulkan Ahok – Djarot ketimbang Anies – Sandi dan Agus Harimurti Yudhoyono – Sylvia Murni.

Tapi, hasilnya, justru Anies – Sandi yang menjadi pemenang akhirnya, meski melalui dua babak. Seperti itukah yang bakal terjadi saat Pilpres 2019 nanti? Jika melihat antusiasme rakyat yang hadir dalam setiap kampanye Prabowo – Sandi, bisa saja hal itu terulang.

Google Trends Menang

Yang menarik justru hasil survei Lembaga Independen Asing yang tidak memihak paslon 01 maupun paslon 02. Survei ini lebih adil, karena bukan survei media petahana atau Prabowo. Ini benar-benar sesuai dengan realitas di lapangan.

“Perang Total” yang dicanangkan oleh Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko untuk mengalahkan Prabowo – Sandi justru aan berbenturan dengan rakyat. Perang total diduga gunakan stategi membagi sembako dan amplop.

Apalagi tekanan dan intimidasi lewat tangan birokrasi di daerah tidak mampu membendung gerakan rakyat yang ingin perubahan. Saat ini ujung tombak perang total tinggal di Lembaga Survei yang selalu mengunggulkan Jokowi – Ma’ruf.

Namun sayangnya, data dan argumentasi dari sejumlah lembaga survei juga sudah dipatahkan dengan survei popularitas Tim Google Trends yang independen pada awal Masa Kampanye Terbuka ini.

Survei popularitas Tim Google Trends mengklaim Popularitas Jokowi hancur berkeping-keping pada posisi 30,62%, sedangkan popularitas Prabowo 69,38%. Hanya di beberapa propinsi saja popularitas Jokowi berada di atas 40%.

Yaitu di Bali (40%), Banten (44%), Sulbar (45%), dan DIY (40%), yang lainnya di bawah 40%. Dengan demikian strategi perang total yang dicanangkan oleh Moeldoko telah gagal terealisasi.

Benar juga ucapan mantan Ketua MK Mahfud MD, “Jangan berani melawan arus kekuatan Rakyat..! Dalam sejarah tidak ada yang menang. Pasti tergilas”. Ini akan terbukti pada Rabu, 17 April 2019.

Ini dibuktikan saat Prabowo – Sandi berkampanye, rakyat tumpah ruah. Beda dengan Jokowi – Ma’ruf yang sedikit sekali antusias rakyat menyambut mereka. Lihat saja ketika Prabowo kampanye di Manado. Luar biasa mendapatkan sambutan rakyat Sulawesi Utara.

Begitu juga kampanye Prabowo di Sulawesi Selatan yg merupakan basis Golkar, sambutan rakyat kepada Prabowo tumpah ruah di jalanan dan Lapangan Karebosi, Kota Makassar. Di Papua juga demikian.

Di Nusa Tengga Barat, Lombok, mantan Gubernur 2 periode Tuan Guru Bajang (TGB) dan adiknya Wakil Gubernur NTB saat ini tak mampu membendung gerakan rakyat yang ingin memberikan dukungan pada Prabowo.

Lutan manusia menyambut orasi Prabowo di Lombok membuat merinding. Kampanye di Bali, Prabowo mampu mematahkan pengaruh wibawa keluarga Soekarno. Masyarakat Bali menyambut hangat kehadiran Prabowo.

Itulah perlawanan rakyat yang sesungguhnya. Ayo, buktikan di bilik suara nanti!

***