Demo Buruh Kontraproduktif di Hari Sumpah Pemuda

Langkah konkrit mendukung pemerintahan saat ini adalah, dengan mewujudkan sikap toleransi terhadap perbedaan demi terwujudnya rasa persatuan di Indonesia

Rabu, 23 Oktober 2019 | 16:28 WIB
0
239
Demo Buruh Kontraproduktif di Hari Sumpah Pemuda
Ilustradi demo buruh (Foto: boombastis.com)

Indonesia telah resmi menjadikan Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sampai nanti tahun 2024. Keberhasilan tersebut tentu saja berkat rakyat Indonesia yang memilih mereka dalam pilpres 2019. Hasil tersebut tentu haruslah kita dukung demi terwujudnya cita-cita nasional. 

Dukungan terhadap Jokow-Ma’ruf Amin juga hadir dari partai yang sebelumnya menjadi lawan koalisinya. Dimana Mantan Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan dukungan untuk presiden dan wakil presiden terpilih.
Dirinya juga mengajak kepada rakyat Indonesia untuk memberikan kesempatan dan dukungan kepada pemimpin dan pemerintahan yang baru agar sukses dalam mengemban amanah rakyat.

SBY menghimbau demokrasi di Indonesia harus lebih baik bagi bangsa yang majemuk, menurutnya sistem perpolitikan yang menganut sistem demokrasi multipartai harus makin guyub, inklusif dan meneduhkan.

Dirinya menilai, membangun pemerintah yang baik merupakan agenda berkesinambungan dari satu pimpinan ke pimpinan lainnya. Ia mengatakan pembangunan bangsa dan negara bukanlah pekerjaan yang instant, tapi memerlukan kerja yang dilakukan secara terus menerus.

Tantangan yang akan diemban oleh Jokowi-Ma’ruf Amin pada 5 tahun kedepan tentu cukup berat. Faktor eksternal dunia berubah cepat, baik politik, ekonomi, sosial, budaya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dirinya siap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dari daerah. Sebagai Gubernur, dirinya memastikan bahwa pembangunan di Jawa Tengah akan selaras dengan visi dan misi Jokowi-Ma’ruf Amin.

Dirinya meyakini bahwa sosok Ma’ruf Amin memiliki pengalaman dan kapabilitas yang mumpuni dalam mengemban amanah bersama Jokowi.

Dalam mendukung pemerintahan terpilih, tentu saja kita tak boleh membawa perasaan atas terpilihnya petahana untuk 5 tahun kedepan, Pilihan Presiden pun sudah selesai beberapa bulan yang lalu.

Dengan memberikan dukungan kepada pemerintahan terpilih, maka artinya kita siap berkolaborasi untuk membangun Indonesia demi mewujudkan cita-cita nasional.

Seperti yang dilakukan oleh Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah IMM. Ketua pelaksana Silaturahmi Nasional IMM Ton Abdillah Has menyatakan, hasil akhir pertemuan tersebut adalah mendukung sepenuhnya upaya pemerintahan Jokowi untuk menjalankan visi-misi mewujudkan Indonesia maju.

Ton Abdilah menyatakan bahwa pihaknya bersepakat untuk mendukung dan siap berkolaborasi dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin untuk mewujudkan visi besar Indonesia Maju.

Selain itu pihaknya juga mengingatkan bahwa mewujudkan Indonesia maju bukanlah persoalan yang mudah, banyak ancaman dan tantangan yang akan dihadapi oleh Jokowi-Ma’ruf dalam periodenya.
Ancaman tersebut antara lain menguatnya distrust society, dimana terwujudnya negara maju adalah adanya high trust society yang penuh toleransi.

Masalah lainnya adalah, Indonesia masih dihadapkan dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Index Pembangunan Manusia (IPM) masih masuk level menengah. Padahal prasyarat menjadi negara maju adalah harus memiliki very high human development.

Hal tersebut menunjukkan bahwa, meskipun ada banyak masalah di Indonesia, dukungan kepada pemerintah juga harus dilakukan, karena tidak mungkin pemerintah berperan sebagai single fighter dalam menangani permasalahan yang ada di Indonesia.

Konkritnya, pemerintah memiliki kuasa untuk melakukan sesuatu, namun masyarakatlah yang memiliki ide, dan gagasan untuk perubahan Indonesia menjadi lebih maju.

Demi kemajuan bangsa, segala perbedaan yang sempat mempolarisasi selama pemilu serentak haruslah disingkirkan, kita sudah memiliki Presiden yang terpilih secara demokratis dan diakui secara konstitusi.

Perbedaan memang sebuah keniscayaan, namun rasa persatuan dari perbedaan itulah yang akan membuat Indonesia menjadi semakin kuat.

Para elite politik telah menurunkan ketegangannya pasca Pemilu hingga pelantikan, tentunya jangan sampai rakyat terprovokasi oleh berita yang cenderung mengajak untuk melawan pemerintah, jangan sampai kita di-adudomba oleh kelompok tertentu yang belum bisa move on dari pemilu yang telah berlalu.

Kita tentu sudah tahu, lawan koalisi Jokowi sebelumnya telah legowo dan memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-Ma’ruf Amin, lantas kenapa kita masih ribut? Sedangakan Pemerintah sedang dihadapi permasalahan yang kompleks atas bangsa ini.

Langkah konkrit mendukung pemerintahan saat ini adalah, dengan mewujudkan sikap toleransi terhadap perbedaan demi terwujudnya rasa persatuan di Indonesia, hal itu sudah cukup membantu pemerintah dalam menanggulangi permasalahan negara.

***